TLL 45: Treasure? II

18.1K 1.2K 28
                                    

TLL 45
The Light Of Life

Pagi bahkan belum datang menghampiri namun Arshya sudah berada di ruang kerjanya. Pria itu sudah mengobrak-abrik ruanganya sendiri. Mencari sesuatu yang bahkan belum ia ketaui kebenaran ada atau tidaknya.

Jaeer datang. Membuka pintu dengan sedikit tercengag atas perbuatan sang tuan, tidak habis pikir dengan apa yang tengah dilakukanya. Tuanya mengobrak-abrik ruangan, menambah pekerjaannya saja.

"Sepertinya anda mencari sesuatu Tuan" Arshya sedikit melirik sebelum kembali berkutik pada rak buku dan beberapa laci di ruanganya itu.

"Sepertinya kau sudah tau apa yang kucari" Jaeer berdehem pelan. "Saya akan siapkan sesuatu untuk anda minum Tuan" Arshya terkekeh. "Yah-yah teruslah menghindar, bukankah itu keahlianmu. Sekutu Bahman Jal?" Jaeer terdiam, tidak berpaling dari tatapan sang tuan yang menusuk.

Arshya datang menghampiri Jaeer, menyentuh pundak itu pelan. "Bukankah sudah waktunya kau membuka mulut, mengigat kondisi kita saat ini?" Jaeer membungkuk hormat, seolah mengakui perkataan Arshya tanpa adanya penolakan sama sekali.

Pria itu berjalan menuju rak buku paling usang dan berjongkok, mengulurkan tanganya pada papan penyangga rak paling bawah dan menarik sesuatu disana. Jaeer membuka bungkusan yang melindungi barang di dalamnya dan menghampiri Arshya, menyerahkan pada sang tuan.

Arshya menyeringai remeh, "wah-wah kau benar-benar mengejutkanku Jaeer" Jaeer kembali membungkuk, "Saya tidak tau ini waktu yang tepat atau bukan, yang saya tau anda memang harus mulai melihat sisi lain kebenaran". Arshya mengisyaratkan agar Jaeer duduk di kursi bersama dirinya.

"Jadi sejak kapan?" Arshya tidak ingin berbasa-basi lagi. "Sejak awal saya tidak pernah pergi dari sisi anda, hanya saja ada beberapa hal yang tidak bisa anda ketauhi dari orang lain. Dimana hal itu harus anda sendirilah yang mengungkapkanya, saya melakukan semua ini semata-mata untuk melindungi anda" Arshya hanya melirik sebelum perhatianya kembali tertuju pada buku ditanganya.

Buku seri ketiga dari Pulchritudo Lucis, Arshya langsung membukanya dimana ia langsung melihat tulisan yang di garis oleh tinta merah.

"Maafkan kami" ujar Arshya membaca tulisan dilembar pertama.

Pria itu langsung membaca isi buku, menyatukan setiap kata seperti sebuah puzzle. Tidak semua kata yang diberi tanda saling berhubungan, kalimat itu terus mengecoh Arshya, membuat dirinya sesekali menggeram prustasi.

Mata Arshya sedikit terpejam, rasa lelah mulai menggerayangi tubuhnya. Namun pria itu merasa tidak punya waktu meski hanya sedikit beristrirahat saja.

"Anda harus beristirahat Tuan" Arshya menoleh, menggeleng pelan "Kau tidak mengetahui pola ini?" Jaeer langsung menggeleng pelan. "Tuan Bahman Jal bilang hanya anda yang akan mengerti pola itu". Arshya merenung, berusaha mengigat apapun yang mungkin akan menjadi petunjuk untuknya.

"Jika dia bilang hanya aku yang bisa mengerti, bagaimana Shava mengetahui pola itu. Bahkan dia pernah ingin mendatangi gudang harta itu" Jaeer sedikit mengagguk mengerti.

"Nona Shava mencurinya, mencoba melarikan diri setelah tau ayahnya menyembunyikan banyak harta. Namun dirinya langsung ketauan bahkan sebelum meninggalkan rumah selangkahpun" Arshya sedikit terkekeh pelan. Tidak terkejut atas tindakan ceroboh sang istri.

Pria itu masih membolak balik halaman buku. "Dia memang tidak pandai melarikan diri" sedetik kemudian Arshya menatap Jaeer penasaran.

Arshya menginggat satu hal dari celotehan Shava. "Tunggu dulu, lalu bagaimana dia akan melarikan diri tanpa tau pola dalam buku ini. Dia tidak akan pergi begitu saja tanpa mengerti pola ini bukan?" Jaeer mengagguk setuju.

The Light Of Life [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang