TLL 43
The Light Of LifeShava membetulkan gaun Sael, akhirnya setelah cukup lama tiba juga saat pernikahan sahabatnya itu meski saat ini baik pengantin wanita ataupun pengantin pria tampak begitu pucat, seolah akan segera menghadapi kematian.
"Tersenyumlah sedikit, meski Jaeer itu aneh tapi dia baik dan bertanggung jawab. Dia juga tidak akan mengikatmu di tempat tidur seperti yang dilakukan Arshya. Lagipula mungkin pada akhirnya kau akan menjadi sepertiku" Sael menatap Shava, meski gadis itu masih bungkam.
"Sejak pertama bertemu aku merasa kita begitu mirip. Ayah kita melakukan hal yang sama, nasib kita sama, kita juga memiliki sisi gelap yang sama. Aku pikir pada akhirnya kau akan sama sepertiku, jatuh hati pada orang yang tidak pernah kau duga". Shava mengelus surai Sael lembut.
Gadis itu semakin tersenyum melihat Sael yang begitu tampak cantik. "Mungkin Jaeer akan membuatmu meraih kebahagiaanmu yang sempat terenggut. Tapi Sael ingatlah kau harus cepat hamil, jangan menyerah menggodanya hem" Sael menatap Shava cemberut saat gadis itu mengigatkan hal paling dihindarinya.
Shava berjalan menuju tempat duduknya, meninggalkan Sael yang sebentar lagi akan berjalan menuju balai pernikahan.
Arshya tersenyum, langsung meraih lengan sang istri saat gadis itu menghampirinya, duduk di kursi spesial mereka. "Apa kau pikir mereka kelak akan akur?" Arshya menoleh, mendekat dan membisikan jawabannya.
"Sael adalah anak mentri kehakiman, dulu keluarga Jaeer dan Sael pernah bekerja sama. Sampai ada kecelakaan yang membuat mereka saling bermusuhan. Tidak peduli meski nyawa Sael selamat karena Jaeer". Shava mengagguk paham.
"Jadi mereka sudah kenal sejak lama" Arshya mengagguk setuju dengan ucapan Shava. "Kau tau? Kecelakaan itu juga yang membuat Jaeer menyimpang seperti ini" Shava sedikit tercengang, penasaran dengan cerita dibalik sosok Jaeer.
Shava masih menatap Arshya berharap pria itu melanjutkan ceritanya. Tapi nyatanya pria yang kini menjadi suami Shava itu tersenyum gila, membuat Shava jengkel dengan tingkahnya.
"Cepat beritau" Arshya menggeleng pelan, "Aku akan beritau jika kau memperkosaku malam ini" Shava mendesah kecewa meski wajah gadis itu mulai memerah.
"Ini sudah hampir tiga minggu dan kau tidak memberiku istirahat satu malampun, selalu mencari alasan untuk melakukanya" Arshya tertawa pelan, menyentuh surai Shava yang ditata rapih lengkap dengan hiasan kecil dikepalanya.
"Mengertilah, kau yang salah karena terlalu menggoda" Shava hanya memalingkan wajahnya, sebelum wajahnya semakin memanas karena tingkah dan perkataan sang suami.
Pernikahan yang digelar di kediaman besar keluarga Quan itu akhirnya telah selesai, Sael dan Jaeer sudah resmi menjadi sepasang suami istri saat ini. Keduanya masih menampakan wajah masam meski para tamu berdatangan mengucapkan selamat.
Sael yang dengan cantiknya dibalut gaun putih dipadu merah harusnya cukup mencuri perhatian Jaeer, namun pria itu bahkan terus menghindar bertemu muka dengan gadis yang sudah resmi menjadi istrinya itu.
Sael sedikit mendekat pada Jaeer, berbicara pelan. "Siapkan dirimu" Jaeer menoleh, menatap Sael sedikit takut. "Kau jangan berpikir macam-macam bocah" Sael sedikit tersenyum garing.
Gadis itu memang sudah memutuskanya, dia akan menggoda Jaeer dengan cara apapun. Toh sebenarnya yang ia alami saat ini jika dipikir-pikir lagi bukanlah hukuman. Mungkin hanya cara sang Raja membuat hamba setianya ini memiliki kehidupan yang sedikit normal.
Kebetulan saja Sael menjadi sasaranya. Entah karena hanya kebetulan atau memang ada rencana lain Sael juga tidak tau. Arshya terlalu sulit dibaca.
Hanya satu yang diyakininya, ia merasa bahwa Jaeer bukanlah orang yang jahat. Dia bahkan tidak mempermalukan Sael dan menolak pernikahan karena status budaknya. Meski sedikit aneh karena pria itu juga tidak menolak pernikahan dengan alasan permusuhan keluarga mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of Life [TAMAT]
Historical Fiction(SUDAH TERBIT) "Sebagai budak, kau harus lakukan apapun perintahku jadi cepat lepas pakaianmu itu, tentunya kau tidak tuli bukan?" mata gadis itu menyipit mendengar perkataan pria dihadapanya. "Kau miliku" dua kata sederhana namun bermakna banyak ba...