Prologue
Persia 982M
Kekuasaan seakan tunduk dan berada di bawah kerajaan ini.
Penuh kemewahan, penuh kemakmuran serta kekayaan. Siapapun yang tinggal di istana akan merasakan semua hal itu.
Namun, semua itu tidak akan sama saat kau tinggal di sana sebagai budak. Budak menjijikan yang dipandang begitu rendah serendah binatang.
Pria itu berjalan dengan angkuh nan-sombong. Jubah kebesaranya seakan begitu pas di tubuh kokoh dengan otot ditubuhnya yang memanjakan indra penglihatan siapapun yang melihat.
Langkah kakinya terhenti begitu melihat gadis yang duduk meringkuk dilantai yang dinginnya seakan menusuk tulang itu tengah terisak pilu.
Bola mata hijaunya melirik kebawah dan senyuman kecil terukir dari bibir tipis merah miliknya.
Hembusan nafas yang keluar dari hidung mancunnya seakan menjadi irama nada tersendiri bagi siapapun yang mendengarnya.
Pria itu berjongkok berusah melihat wajah gadis itu yang tertunduk takut sampai seluruh tubuhnya bergetar dengan tetesan air mata yang terus membasahi lantai juga pipinya.
"Kau tampak begitu takut saat aku datang kekediaman tersembunyimu ini" ucapan itu begitu pelan namun tegas dan mengintimidasi para pendengarnya.
Tangan pria itu terulur dan menyentuh rambut pirang gadis dihadapanya pelan meski rambut itu tampak tidak lagi terawat.
"Pasti sulit tumbuh sebesar ini secara tersembunyi dengan ibu yang merupakan mantan seorang pelacur" ucapan itu membuat getaran ditubuh si gadis berhenti mendadak.
"Terlebih lagi, ayahmu yang seorang Perdana Mentri baru sajah dipenggal karena kesalahanya menjadi penghianat yang juga berusaha membunuhku" lidah tajam itu seakan tengah bermain-main ingin menyiksa gadis dihadapanya lebih dalam lagi.
"Tampaknya, setelah hidup secara tersembunyi semua duniamu akan segera berakhir karena Ibumu baru saja bunuh diri saat melihat kedatanganku" ucapan itu semakin mencekik gadis yang masih tertunduk menyembunyikan wajahnya itu.
"Angkat wajahmu" perintah itu sama sekali tidak mendapatkan tanggapan dari si gadis.
"Aku hanya ingin melihat seperti apa wajah putri seorang pelacur dan penghianat sepertimu" ucapan itu lolos dari bibir pria angkuh nan-sombong dengan nada penuh perendahkan.
"Jika tidak terlalu buruk aku akan mengirimu untuk menjadi wanita penghibur" Meremehkan dan menghina, tampaknya itulah keahlian pria gila dihadapan gadis yang jelas tengah menahan rasa amarahnya itu.
"Wajah ini, kau akan menyesal jika melihatnya" akhirnya setelah sekian lama bungkam gadis itupun angkat bicara dengan nada lemah namun penuh penekanan.
"Seburuk itukah wajahmu?" Tanya pria itu yang lagi-lagi menggunakan nada yang dibenci gadis itu.
Gadis itu mengagkat wajahnya,.
Bola mata biru miliknya menatap bola mata hijau dihadapanya dengan tatapan penuh pilu yang terpendam.
Pria itu menatap wajah dihadapanya dengan tajam, menatap alisnya yang tertata rapih, mata indah dengan bulu mata lentik yang memabukan, hidung kecil mancung yang begitu menggemaskan, dan bibir merah mungil sedikit berisi yang menggoda.
Terlebih lagi ia punya rambut pirang yang tampak berbeda dengan rambut pada umumnya.
"Kenapa? terpesona?" Gadis itu berkata pelan sambil meremas pakaian putihnya yang tampak kotor karena duduk di lantai kayu seperti itu.
"Jangan sampai Raja Persia sepertimu terpesona pada putri pelacur dan penghianat yang disembunyikan sepertiku ini" mata itu masih menatap tajam pria dihadapanya meski rasa takut masih menyelimutinya.
"Apa kau harus menghukumku dan ibuku yang bahkan sama sekali tidak pernah di anggap berkerabat dengan penghianat itu." Tanya gadis itu yang tampak menahan air matanya.
"Dia bahkan tidak pernah mengaggap aku dan ibuku ini ada, jadi haruskah kau menghukum orang yang bahkan sama sekali bukan keluarga penghianat itu?" Setetes air mata akhirnya jatuh membasahi pipi gadis itu.
"Bagaimanapun juga kau adalah putrinya, dan aku sudah bersumpah akan menghancurkan semua keluarganya" gadis itu menatap pria dihadapanya nanar.
"Ada yang ingin aku tau, dan aku rasa aku punya hukuman yang pas untukmu" seringai licik terukir dibibirnya membuat gadis itu merasakan bahaya yang lebih seram dari kematian mulai menghantuinya.
Bahaya yang mungkin akan mengubah hidupnya..
Mata gadis itu terpejam, mengigiat kejadian beberapa jam lalu yang amat disesalinya.
HegaEca
Jum'at 17 Februari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of Life [TAMAT]
Tarihi Kurgu(SUDAH TERBIT) "Sebagai budak, kau harus lakukan apapun perintahku jadi cepat lepas pakaianmu itu, tentunya kau tidak tuli bukan?" mata gadis itu menyipit mendengar perkataan pria dihadapanya. "Kau miliku" dua kata sederhana namun bermakna banyak ba...