TLL 4: Hateful Life

57.6K 3.7K 29
                                    

        TLL 04

The Light Of Life

Nasib menyedihkan, sial atau memuakan. Entahlah, Shava tidak tau dia berada di antara nasib yang mana.

Menatap kedua pria gila yang akan menghancurkan hidupnya, Shava tampak berpikir keras kesisi mana dia akan pergi.

'Menjadi budak tampaknya lebih baik daripada pelacur'.

Pikir gadis bodoh yang tidak tau apapun itu. Shava sedikit berlari ke arah Raja Persia di sisi kanannya dan berlindung dibalik punggungnya.

"Dia, dia ingin membuatku menjadi pelacur" ujar Shava di balik punggung Arshya yang menatap tajam pria dihadapanya.

"Kenapa kau diam saja, cepat lakulan sesuatu hey Raja Persia yang terhormat" Shava mulai risih dengan keadaan ini. Terlebih lagi saat pria asing itu menatapnya.

"Lihat dia, dia terlihat ingin memakanku. Cepat lakukan sesuatu, bukankah kau kesini ingin menyelamatkanku" Shava mulai histeris sendiri begitu pria asing itu tertawa lepas melihat tingkah Shava.

"Aku datang untuk bersenang-senang, bukan menolongmu" Raja Arshya tampak menyingkir dari Shava. "Kau, buat dia mati diranjang" sungguh tak disangka, bagaimana mungkin Raja itu sekejam ini.

Shava menatap Arshya dan pria asing yang terlihat senang itu secara bergantian. "Tu-tunggu dulu" Shava berusaha menarik pakaian Arshya saat pria itu hendak meninggalkanya. "Bagaimana hukumanku, bukankah aku harus dihukum?" Shava masih berusaha bertahan hidup disini.

"Anggap saja mati diranjang itu hukumanmu" sinis, dingin dan tak berperikemanusiaan tampaknya sudah melekat mendarah daging di tubuh Raja itu.

Tidak boleh mati, Shava tidak boleh mati sekarang. Apalagi dengan cara konyol seperti ini.

Mati diranjang?

Yang benar saja, Shava tidak berniat mati seperti itu, ia harus hidup, harus.

Bukan karena ingin tapi karena Ibunya yang mengorbankan nyawanya karena berpikir jika dia mati semua orang itu akan pergi dari kediamanya dan Shava tidak akan tertangkap dan anaknya itu akan selamat.

Namun nyatanya, Shava malah bertindak bodoh saat pikiran buruk menghantuinya. Bagaimana tidak, tentunya kalian tidak akan tinggal diam saat mendengar suara jeritan ibu kalian bukan?.

Karenanya, meski sia-sia disaat rencana ibu Shava gagal, setidaknya Shava ingin menghargai nyawanya.

Setidaknya sebelum ia hancur dan mati, ia harus melihat mereka yang selalu mengusik ibundanya sedari dulu mati sebelum kematian menjemput dirinya.

Retina Shava meliar, berpikir keras saat Raja itu bahkan tidak mau menolongnya. "Aku akan menjadi budakmu, ayolah tolong aku" Shava mulai terdengar merengek dan semakin menarik pakaian Raja Persia tersebut.

"Aku tidak butuh budak tak berguna sepertimu" masih dengan nada dingin dan menyakitkan hati. "Bagaimana dengan tawanan?" Tanya Shava harap-harap cemas.

"Kau hanya akan menghabiskan makanan tawananku yang lain" gila, apa pria itu gila. Setidaknya jadikan dia tawanan atau budak demi menyelamatkanya.

Yah meski ini tidak bisa juga disebut menyelamatkan. Lucu bukan jika selamat dari jeratan menjadi pelacur dan menjadi budak atau tawanan.

"Ayolah nona muda, kau hanya perlu masuk ke kamar bersamaku dan melebarkan kakimu. Tidak perlu menjadi budak atau tawanan, kau cukup menikmati setiap detiknya saja dan mendesah untuku, jadi ayolah ikut denganku" ucapan itu sukses membuat Shava tercenga dan lebih mengejutkan lagi saat Raja itu menghempas tangan Shava dari pakaian mewahnya.

The Light Of Life [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang