[SEQUEL FROM WE ARE : BLACKPINK]
Dia datang bagaikan sebuah mimpi, yang mengisi setiap kepingan hilang dari kisah kami
Tetapi, jika pada akhirnya kau akan menghilang, mengapa kau harus hadir dalam kehidupanku?
kau hanyalah mimpi buruk dalam mimpi in...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Putih.
Hanya itu yang bisa tertangkap oleh kedua indra penglihatanku. Ah, sial tempat ini lagi, mengapa aku harus kembali ke tempat terkutuk ini?. Demi apapun aku sangat ingin lari dari tempat ini namun tubuhku seolah telah di kendalikan oleh orang lain sehingga aku hanya dapat pasrah kala kakiku mulai melangkah menyusuri ruangan asing itu.
Dari kejauhan mataku dapat melihat siluet seorang gadis yang sama sekali tak ingin aku jumpai. Lagi-lagi gadis itu nampak mengengam tangan seorang anak kecil perempuan yang memiliki wajah hampir serupa dengannya. Air mata tiba-tiba saja lolos dan dengan berani menuruni pipiku. Apa ini? Perasaan menyesakkan apa ini? Mengapa perasaan ini selalu hadir dan mencekikku dengan keras?.
Anak perempuan itu melambaikan tangannya dan tersenyum tulus kearahku. Air mataku makin deras keluar dan tanpa sadar aku mulai berlari mengejar kedua gadis itu yang hendak pergi menembus sebuah cahaya berkilauan di ujung jalan.
"Jangan, kumohon jangan!" teriakku
Kedua gadis itu menoleh sejenak kearahku dan lagi-lagi senyum menyebalkan itu kembali terpahat di bibir keduanya sebelum cahaya berkilauan itu melingkupi tubuh mereka berdua dan lenyap dari penglihatanku
"Tidak!-"
¤¤¤
"- Park Haneul!" Jennie terbangun dari tidurnya dalam keadaan tubuh basah kuyup oleh keringat yang membanjiri dirinya. Napasnya terengah seolah ia baru saja melakukan lari marathon beribu-ribu mil jauhnya. Tangannya tergerak, mengusap cairan bening yang dengan kurang ajarnya menuruni pipi tirusnya
Derit pintu kamar yang terbuka membawa atensi Jennie guna menatap sosok sang ibu yang menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Wanita yang telah melahirkannya ke dunia itu langsung berjalan menghampirinya, memeluk tubuhnya bergetarnya dengan erat.
"I-ibu, mimpi itu, m-mimpi itu" racau Jennie tak jelas, gadis itu bahkan sampai mencakar-cakar punggung sang ibu yang hanya mampu mengigit bibirnya mencoba menahan tangis yang hendak membuncah melihat putri sematawayangnya yang begitu hancur.
"Jennie-ya, itu hanya mimpi nak. Itu hanya bunga tidurmu saja" ucap sang ibu sambil mengusap lembut rambut sang anak yang lepek akibat keringat.
Sementara itu Jennie menggelengkan kepalanya kuat, isak tangis memilukan itu keluar dengan mudahnya dari bibirnya yang bergetar ketakutan, "Mengapa mimpi itu bahkan mimpi-mimpi sialan lainnya selalu datang ketika aku terlelap ibu? Aku tak memiliki salah apapun, aku tak bersalah bu" jerit Jennie.
Sang ibu menarik napas dalam, mencoba menguatkan dirinya sendiri. Jika ia pun ikut rapuh maka siapa yang akan menenangkan anaknya itu? siapa yang akan menguatkan anaknya itu?. Ia pun melepaskan pelukannya, menangkup pipi tirus Jennie lantas menghapus jejak-jejak air mata dari pipi anaknya itu dengan penuh kelembutan.
"Dengarkan ibu Jennie-ya, kau tidak pernah bersalah atas hal apapun. Soal mimpi-mimpimu itu ibu selalu mengatakan padamu untuk tidak memikirkannya. Sekarang, bersiap-siaplah kau akan bertemu dengan Jisoo, Lisa dan juga Dokter Kim Taehyung bukan?" ucap sang ibu panjang lebar yang hanya dibalas Jennie dengan anggukan kepala seadanya.
"Anak pintar, ibu akan pergi ke bawah dan membuatkanmu sarapan. Kau jangan memikirkan mimpi itu lagi, yah sayang?" ucap sang ibu yang lagi-lagi hanya dibalas anggukan kepala oleh Jennie.
Sang ibu pun tersenyum dan merapihkan rambut Jennie yang nampak kusut sebelum memberikan sebuah kecupan hangat di dahi anaknya itu. Ia memandang sejenak pada sosok Jennie yang kembali dengan pandangan kosongnya sebelum benar-benar keluar dari kamar sang anak.
Jennie menghela napasnya lelah, mimpi-mimpi sialan itu sungguh membuatnya menjadi gila, "Siapa sebenarnya Park Haneul? Mengapa ia selalu berada disisimu?" gumam gadis tersebut sebelum akhirnya beranjak dan memasuki kamar mandi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhirnya setelah mengumpulkan niat jadi juga ngerevisi Deja Vu T.T kayanya revisian deja vu akan lebih lama dari we are : blackpink jadi mohon sabar menunggu yah. Btw, jangan lupa buat cek work jiwoo yang lainnya yah. Have a nice day all