Hinata dan Kageyama—yang mereka sebut sebagai duo emas Karasuno telah sampai dengan selamat. Kau enggan untuk menghampiri mereka, toh hanya buang-buang waktu saja. Sesekali menguap sambil melirik kearah jam tangan, berharap waktu cepat berlalu dan segera beristirahat. Mereka—Hinata dan Kageyama—segera mengganti baju dengan seragam jersey voli untuk latihan. Lalu, mereka segera melakukan pemanasan dan terjun ke lapangan.
Kakak perempuan Tanaka hebat juga mengemudi, jarak yang terkikis lumayan banyak. Semua sesuai dengan prediksimu. Kedua mata yang tertutup lensa tebal kau arahkan mengamati gerak-gerik. Senyum cerah lantas terukir ketika mendengar suara peluit tanda permainan berakhir. Kau segera datang menghampiri tim Karasuno yang tampak kelelahan karena menerima penalti terus menerus.
"Kerja bagus," ucapmu sambil menyodorkan handuk kecil dan minuman isotonik. Mereka menerimanya dengan senang hati tentu saja. Kau mengeluarkan catatan kecil, sambil memainkan pena digengaman, kau mengkodekan mereka supaya diam memperhatikan.
"Yachi dan Shimizu-senpai. Ambil ini, mungkin akan sedikit membantu," ucapmu sambil melempar catatan kecil tadi, lalu ditangkap mulus olehnya.
Shimizu membaca saksama lalu membolak-balik halamannya. "Aku hanya melakukan kebiasaan lama," tanggapmu cepat menjawab raut wajahnya.
"Apa itu?" Tanya Sawamura diikuti anggota lainnya.
"Serius? Kenapa aku baru tahu kau bisa membuat hal seperti ini?" Sawamura bertanya sambil memandangmu tak percaya.
Kau mendengus pelan. "Itu tidak penting. Aku hanya refleks melakukan kebiasaan lama. Bye, I wanna take a rest." Kau berlalu setelah mengatakan itu, memang tidak sopan dan bersikap seenaknya. Lagipula, kalian berani menantang seorang Akashi?
Baiklah, mereka tidak tahu hal itu.
Kau tak lekas menuju ruang kelas yang dijadikan penginapan. Tapi kau berputar-putar mengitari sekolah. Cukup luas dan membuat kaki pegal. "Arghh, kenapa aku bodoh sekali mengikuti mereka ke sini?!" Kau berteriak frustasi memecah keheningan koridor yang sepi.
"Oya oya, kau megane-chan Karasuno, 'kan?"
Kau menoleh ke belakang mencari sumber suara. "Kau mengejutkanku," tukasmu datar.
Kucing dan burung hantu.
"Hey hey hey! Dia siapa, Kuroo?" Tanya seorang lelaki berambut silver jabrik. Kuroo memicingkan matanya membalas perkataan lawan bicaranya.
"Dia megane-chan dari Karasuno yang selalu berada di pojokan tadi. Wajar kau tidak tahu sih," ucapnya. Kau memutar bola matamu, tentu mereka tidak dapat melihatnya—salahkan kacamata yang terlalu tebal.
"Oh begitu, kenalkan aku Bokuto Kotaro. Aku ace yang paling hebat hey hey hey!"
Perkenalan yang cukup unik. Ya, sebenarnya kau sudah tahu perihal kapten Fukurodani itu. Kau sudah membaca data yang ada dan menghapal semuanya. Salahkan ingatan fotografis yang diwariskan dari keluarga Akashi.
"Kuroo Tetsuro, orang yang lebih hebat dari burung hantu di sebelahku," ucapnya dengan seringai.
"Namaku [name]. Tutor belajar orang bodoh di Karasuno," balasmu singkat.
"Oya oya, nona pintar ternyata. Pantas kacamatamu setebal itu," kekeh Kuuro.
Ini hanya untuk mode, kacamata seperti ini menjadi fashion styleku, tahu.
Kau terkekeh canggung menanggapinya. Mereka kapten yang ramah, tidak seperti Seijuro. Sangat berbanding terbalik. Mereka lebih pantas menjadi pemungut bola daripada kapten. Walau dalam hati kau akui kemampuan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDE AND SEEK
Fanfiction[complete] Find me if you can. Akashi [name], kabur dari mansion keluarga Akashi karena ingin hidup bebas dari aturan ketat keluarganya. Dalam masa pelarian, ia menemukan banyak hal yang belum pernah dialaminya, termasuk-cinta? a Kuroko no Basuke an...