[11]

4.7K 805 90
                                    

Clik vote and submit your comment!
🙃🙃
.
.
.

"Aku hanya mencari udara segar," ucapmu tanpa enggan menoleh ke belakang, sementara tanganmu masih mencengkram kacamatamu erat.

"Udara malam tidak baik untuk kesehatan," kata orang itu terkekeh.

Kau segera memasang kacamata itu lalu berbalik menghadap orang yang mengajak bicara. "Aku insomnia, senpai," ucapmu sambil menekan kata senpai.

Kau mengeratkan over sized sweater pink yang kau kenakan. Rambut yang tergelung asal ikut bergoyang seiring angin malam yang dingin berembus. Kuroo melangkahkan kakinya mendekatimu, tak sulit untuk menebaknya. Jenis suara menyebalkan sepertinya sangat mudah untuk dikenali.

"Mau keluar sebentar?" Tawarnya.

Kau menatap ke arahnya heran, lalu hanya mengangguk memberi respon. Kuroo mengisyaratkan agar kau mengikuti langkahnya. Kau berjalan mengekorinya sampai keluar pagar Nekoma. Perlu dijelaskan bagaimana cara kalian keluar?

Kalian hanya membuka gerbang dengan kunci yang entah bagaimana caranya Kuroo dapatkan. Kau rasa ia sudah sering melakukan hal ini.

"Kita mau kemana?"

"Mencari makanan?" Jawabnya dengan nada tak yakin.

Kau sudah siap dengan beragam jurus jika dia berani macam-macam padamu. Jangan lupakan predikat sabuk hitam karate dan taekwondo yang kau pegang. Karena dulu dirimu adalah anak Tokyo, kau cukup mengenali seluk-beluk daerah yang kau lewati, rasanya cukup familer.

Waktu menunjukkan pukul 11 malam, namun jalanan masih saja ramai. Kota ini seratus persen lupa waktu tidur. "Megane-chan, kau suka street food?" Tanya Kuroo tiba-tiba.

Kau mengangguk mengiyakan. "Aku suka segala jenis makanan. Asal itu tidak menjijikkan."

Matamu memandangi sekitar, dirimu baru pertama kali keluar malam dengan seorang pemuda. Hanya berdua. Parahnya lagi, kau baru mengenal Kuroo Tetsuro tadi. Jika Seijuro mengetahui ini habis sudah nasibmu.

Kalian mengitari sekitaran mencari banyak makanan untuk mengganjal perut. Mulai dari makanan asin sampai manis. Kuroo datang membawa dua buah es serut. "Senpai, arigato," ucapmu tulus disertai senyuman.

"Douita. Aku baru tahu kau bisa tersenyum," balasnya sambil memakan esnya kembali.

Tanpa permisi, kau menyendok es serutnya tanpa permisi lalu menyuapnya ke mulutmu. Setelah itu kau menjulurkan lidahmu padanya dengan tatapan mengejek. Kuroo lalu melakukan hal yang sama. Kalian tertawa di bangku taman sambil memegang es serut.

"Senpai, bagaimana jika kita ketahuan keluar tanpa izin?" Tanyamu.

Kuroo memasang smirk andalannya. "Mereka semua sudah terlelap, tenang saja," ucapnya terkekeh.

Kau mendengus pelan, hal seperti ini memang merupakan tabiat Kuroo—tepat seperti informasi yang kau dengar dari orang-orang. Kedua tanganmu menutup mulutmu yang menguap, setitik air lolos dari matamu.

"Kurasa insomniamu sudah pulih," kata Kuroo lalu mengacak rambutmu yang memang sudah berantakan. Kau mengangguk mengiyakan. Rasa kantuk sudah menyerang, biasanya jam segini dirimu masih belum terlelap—yang lalu kau habiskan dengan melakukan hal tak berguna seperti bermain game. Kau bahkan tak menyadari sejak kapan dirimu memiliki eye bag.

Kalian lalu berjalan berdampingan kembali menuju Nekoma. Dengan langkah perlahan tanpa membuat keributan kalian kembali ke ruangan masing-masing.

HIDE AND SEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang