"[name]-chan, kau tahu mereka? Yang di sampul majalah tadi," tanya Yachi padamu yang tengah berpura-pura sibuk dengan makanan di atas piring.
"Hm?" Balasmu sekenanya, malas dengan topik ini.
"[name]-chan ...." Yachi memaksa, di mana sifatnya yang pemalu itu?
Kau berdeham pelan, lalu menghabiskan makananmu cepat dan segera beranjak dari tempat duduk yang terasa panas. Berkat Bokuto, kau menjadi pusat perhatian seluruh orang yang berada di sana.
"Terima kasih makanannya. Aku sudah kenyang," katamu datar tanpa menjawab pertanyaan Yachi.
Ikat rambut milik Momoi yang kau kenakan hanya mengikat asal rambut yang tampak acak-acakan. Kacamata itu juga telah terpasang sempurna di parasmu. Seperti seorang jenius saja. Kembali mengusap kepala pelan, menyebabkan beberapa helai rambut terjatuh mengenai wajah.
Usahamu kabur nampaknya sia-sia, tangan milik Oikawa lebih dulu menggenggam lenganmu. Tanpa izin, ia menarik dirimu ke kerumunan penasaran. "Baiklah, kita mulai wawancaranya." Oikawa berdeham, berpura-pura menjadi pembawa acara.
"Ada apa dengan kalian, senpai?" Tanyamu dengan mimik wajah bingung.
Akting yang bagus, bukan?
"Tadi kami melihatmu bersama dengan orang-orang ini," kata Bokuto sambil menunjuk Kiseki no Sedai yang menghiasi sampul majalah olahraga kalangan pelajar.
"Eh? Aku tak mengenal mereka. Tapi, mereka sepertinya hebat," jawabmu sambil mengambil majalah yang dipegang oleh Bokuto dan mengamatinya seksama.
Kuroo yang sedari tadi diam merasa tak tahan ingin mengutarakan pertanyaan. Ia sendiri juga bingung, untuk apa mereka sibuk menanyai dirimu mengenai hal ini? Bukankah itu urusan pribadi? Apa hak mereka untuk tahu?
"Bajumu dan orang yang mirip denganmu tadi sama," tambah Bokuto lagi.
Kau terkekeh pelan menanggapinya. "Bokuto-senpai. Baju seperti ini bukan hanya aku yang memilikinya. Baiklah, aku izin tidur dulu. Besok aku ada acara penting." Kau pamit pergi tanpa mendengar kelanjutan Bokuto dan Oikawa yang belum bertanya sambil menyunggingkan seringai tipis.
Ikat rambut itu kau lepas, membuat rambut panjangmu jatuh terurai dengan lembut. Dari jauh memang tampak kusut, tapi itu hanya efek dari ikatan yang asal. Malas mencari sisir, kau hanya menyisirnya dengan jemari tangan. Kacamata itu terlepas, kau pandangi wajahmu di depan cermin.
Jemarimu menyentuh daerah sekitar kantung mata yang sudah tak tampak. Kalian kembar, namun tak terlalu banyak kemiripan di antara kau dan Seijuro. Tentu saja, Seijuro memiliki nilai lebih di semua bidang.
Kucuran air itu dimatikan, seseorang datang membuka pintu toilet wanita yang saat itu kosong. Hanya ada kau seorang. Dengan cepat, kau pasang lagi kacamata itu. Sepertinya, kacamata dan dirimu sudah menjadi satu yang sulit dipisahkan.
"Sedang apa kau di toilet perempuan?" Tanyamu ketus melihat siapa yang masuk.
"Ha? Toilet perempuan?!"
Kageyama berseru kaget. Dasar ceroboh, kau menyalakan keran dan mencipratinya dengan air. "Pergi, dasar mesum!"
"Maaf, aku terlalu lelah sampai salah masuk toilet," kata Kageyama sambil melindungi diri dari cipratan air dengan tangannya.
"Alasan yang cukup logis. Mungkin bisa kupakai untuk mengintip otot pria tampan yang kusukai," balasmu sarkas lalu menyeret Kageyama keluar dari toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDE AND SEEK
Fanfiction[complete] Find me if you can. Akashi [name], kabur dari mansion keluarga Akashi karena ingin hidup bebas dari aturan ketat keluarganya. Dalam masa pelarian, ia menemukan banyak hal yang belum pernah dialaminya, termasuk-cinta? a Kuroko no Basuke an...