[26]

3.6K 624 68
                                    

Huhuhu, kalian ga antusias kek biasanya :( jadi males ngelanjutin :( apa harus q kasi target lagi? :(

Suara decitan bola dipantulkan dan sepatu bergesekan dengan lantai menjadi backsound di gym kala itu. Para anggota kiseki no sedai tengah melakukan pemanasan dengan bermain sebuah mini game basket yang menjadi pusat perhatian di sana. Kau memandanginya dari pinggir lapangan bersama Momoi. Kedua tanganmu menonpang dagu malas, karena sejujurnya dahimu masih berkedut nyeri.

"Aku bisa tebak, pemain yang menang pasti ada Sei-nii di dalamnya," katamu pada Momoi yang sedang sibuk mencatat sesuatu.

Momoi mengulas senyum menatapmu. "Mungkin saja, tapi yang lain tak berniat kalah juga loh, [name]-chan," balasnya riang.

Kau mengangguk, menyetujui perkataannya tadi. Tentu saja, semua orang benci yang namanya kekalahan. Tiba-tiba, Kise muncul di hadapan kalian dengan bermandikan keringat. "[name]cchi, mau bermain? Ah, jika kau sudah baikan maksudku," kekehnya sambil mengusak rambutnya.

"Boleh?" Tanyamu pada Seijuro untuk meminta izin, takut-takut jika ia tak membolehkanmu bermain, padahal kau sudah lama tidak melakukan olahraga sampai ia mengataimu berperut buncit.

Seijuro hanya mengangguk sebagai jawaban. Kau melebarkan senyuman dan segera beranjak dari tempat untuk melakukan pemanasan. Pemanasan itu penting, kau tak mau berbaring di UKS lagi tentunya. Rambutmu yang berantakan kau ikat menjadi pony tail yang rapi, menampakkan leher jenjang berwarna putih.

Tip off dimulai, saat itulah tak ada lagi raut wajah konyol terpampang. Meski hanya pertandingan biasa, mereka tidak berniat untuk kalah.

•••

"Aah, gila. Kalian sama sekali tidak mau mengalah pada orang yang baru sembuh, huh?" Keluhmu yang kini telah terkapar di lantai gym.

Hinata dan Kageyama datang menghampiri, mereka menyodorkan tangan yang langsung kau raih untuk membantumu berdiri. Kageyama menyodorkanmu sebotol minuman yang sudah ia bukakan segelnya. Kau menerimanya dengan senang hati dan meminumnya rakus.

"Terima kasih," ucapmu dengan tangan memegang botol yang sudah habis setengah isinya.

Tiba-tiba, pandanganmu menjadi gelap. Kau mengambil benda yang menutupi pandanganmu, sebuah handuk kecil. Kepalamu mendongak, melihat siapa yang menaruhnya begitu saja di kepalamu. Sebuah seringai mengejek kau torehkan begitu melihat siapa pelakunya.

"Wow, apa tuan garam telah berubah menjadi tuan tsundere? Kasihan Shintaro, ia jadi memiliki saingan," katamu pura-pura sedih sambil mengusapkan handuk itu ke wajah dan leher.

"Apa maksudmu? Aku menaruhnya karena kukira ada tempat cucian kotor di depanku."

Kau memutar kedua bola mata malas, susah ya meladeni tipe tsundere seperti itu. Gengsinya terlalu tinggi. Pandanganmu beralih pada Hinata dan Kageyama yang telah memandangmu berbinar. Ah, pandangan itu kau tahu jelas apa maksudnya.

"[name], tolong ajari kami!"

Benar, 'kan. Kau beranjak berdiri, lalu mengambil bola basket dari tangan Aomine yang tengah berdebat dengan Kise. "Bukankah kalian sudah mengerti dasarnya?" Tanyamu pada mereka. Mereka berpandangan sejenak, lalu mengangguk dengan kompak.

"Lalu? Apa yang perlu kuajarkan pada kalian?" Tanyamu dengan satu alis terangkat.

"Begini, kau tampak keren tadi. Kami ingin kau mengajari kami teknik seperti itu," jelas Hinata antusias.

Kau terkekeh melihat tingkah polosnya. Tak langsung menjawab, kau mendribble bola basket itu lalu melemparnya ke arah ring yang berjarak cukup jauh dari tempatmu berdiri. Bola itu melesat masuk dengan mulus. Mereka berdecak kagum tapi kau justru menghela napas.

HIDE AND SEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang