[31]

3K 511 111
                                    

Wahai para sider, keluarlah kalian. Aku ga gigit kok :)

Betewe, yang ngaku bininya kucing garong, mampir ke storyku ya, udah tamat kok, tinggal epilognya doang yang belom dipub:)

(And, i input a short story as a bonus)

(And, i input a short story as a bonus)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Mentari senja berwarna jingga itu mewarnai setiap kayuhan pedal yang kian dipercepat, tanpa mempedulikan larangan membonceng orang karena ini keadaan darurat, katanya. Napas terengah, juga peluh membasahi dan kaki yang kian terasa pegal juga tak dipedulikan. Yang penting cepat sampai, begitu pikirnya. Tubuh mereka hanya berbalut celana training, juga kaus tipis berlapis jaket yang tak sempat diresletingkan. Embusan angin membuat rambutnya berantakan, juga membuat jaketnya berkibar.

Sepeda itu melaju dengan cepat seiring dengan cepatnya kaki mengayuh pedal. Rem ditekan mendadak, membuat tubuh mereka berjengit dan hampir saja jatuh. Yang duduk manis diboncengan menggerutu sambil mengelus hidungnya yang membentur pundak sang pengayuh. Sadar tak ada gunanya berdebat, mereka lantas memarkirkan sepeda itu dan segera mencari orang yang dimaksud.

Tanpa ragu, mereka segera melesat masuk menuju gedung olahraga, mengingat hari ini ada jadwal latihan klub voli, maka sudah dipastikan jika kapten mereka ada di sana. Pintu dibuka, mereka mendapat kernyitan aneh dari penghuni gym. Lagipula, kenapa anak Karasuno datang kemari?

"Oikawa-san!" Sang pemilik surai sehitam jelaga berteriak, tanpa mempedulikan yang lain. Disusul dengan bocah oranye di sampingnya yang turut melambaikan tangan pada Oikawa yang baru saja akan memamerkan service.

Bibir berdecak, tangan diletakkan di pinggang, pemuda yang baru saja gagal melancarkan aksinya akibat interupsi tiba-tiba itu akhirnya menghela napas, lalu melempar bola pada rekannya dan segera minta izin ke pelatih, mengurus adik kelas kesayangannya.

"Jadi, apa yang dilakukan Tobio-chan dan chibi-chan di sini?" Tanyanya ramah, meski tidak terlihat begitu kenyataannya.

"Ini mengenai [name], kau mengetahui sesuatu tentangnya, 'kan? Oikawa-san?" Tanya Kageyama langsung, to the point.

Senyum di wajah rupawannya luntur, terganti dengan ekspresi serius yang sangat jarang ditampilkan. "Ah, jadi ia tak memberi tahu kalian apa-apa, ya? Kasihan sekali," ucapnya, menepuk bahu keduanya sambil memasang tampang pura-pura prihatin.

"Tolong beritahu kami!"

Mengabaikan Hinata yang tengah menatapnya memohon, pemuda itu justru mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Tidak ada yang bisa kuberitahu pada kalian," tukasnya.

"Bohong. Aku melihatmu dan [name] waktu itu, tentang pergi dalam waktu lama. Ke mana ia pergi?"

Kembali ia menghela napas, lalu mengacak rambutnya gusar. "Aish, megane-chan selalu saja merepotkan orang," ucapnya menggerutu lalu menatap sengit kedua orang yang tengah menanti jawabannya.

HIDE AND SEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang