Kesalahan

1.1K 49 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chapter 1

Kanaya langsung putar badan saat melihat Affan berdiri di depan pintu lift, cowok itu sempat menatap heran,melihat gadis berjilbab itu buru2 putar arah menuju tangga seperti menghindarinya.Nafas Naya ngos2an,belum lagi dia membawa tas yang lumayan berat."Ini kan Minggu,kok orang itu ada di sini sih"gumannya jengkel.Tapi...kenapa juga aku harus berlarian begini,,aku hanya tidak ingin bertemu dengannya tapi karena niat itu aku yang susah sendiri..aku naik tangga saat orang itu naik lift,dan harus balik turun saat orang itu malah duduk2 di tangga lantai 4, aku yang paranoid atau orang itu yang sengaja mengerjaiku,apa aku cuekin saja dan lewat di hadapannya seperti orang yang nggak kenal?tapi...aku nggak enak sama pak Agus, mereka sepertinya berteman tapi aku benar2 sesak jika harus satu tempat dengan orang itu.. sikap dinginnya yang menyebalkan...tatapan anehnya yang mengintimidasi juga sikapnya yang sangat arogan...jujur aku lebih suka tidak bertemu dengan orang itu daripada harus menyapa saat berpapasan dengan perasaan canggung.......... Akhirnya Naya sampai juga di lantai 5 kantornya, untuk sesaat dia hanya duduk mengatur nafas nya di lobi kantor."Minumlah.." "Makasih om Huda ya..."Naya mengambil minuman itu dan langsung meneguknya hingga tinggal separo."Teman satu timku yang lain mana om?lho..."Naya bengong saat tidak menemukan seseorang yang dikenalnya, dan mulutnya makin menganga melihat Affan berdiri di sebelahnya."Jika tidak menyukai seseorang..kou tidak perlu bersusah payah begitukan?itu namanya menyiksa diri,cukup jalan saja dan abaikan dia"ucapnya sebelum berjalan keluar meninggalkan Naya "Ap..apa??''tergagap gadis itu baru bisa menangkap omongan Affan saat cowok itu sudah berlalu,teman2nya yang kebetulan bersimpangan dengan Affan di pintu masuk juga terbengong bengong melihat adegan itu"Nayaa..."serbu teman satu timnya."Jangan bilang kalian nggak ada apa2"tuding Hera.Naya hanya melongo tak percaya apa yang baru dialaminya."Wach.. ini minuman dari Dr.Affankan?"Hera mengambil botol dari tangannya dan meminumnya seteguk.."Rasanya jadi kayak ada tambah2 gurih dan enaknya gitu.." ujarnya. "Kalo gitu habisin sana.."Naya menyeret tasnya masuk ruangannya.Gilaa..orang itu kenapa sich?apa dia marah...nggak terima kalo aku lewat tangga,itukan hakku..mau lewat mana saja bukan urusannya,bisa2nya dia datang dan ngomel begitu,aku juga, kenapa sih langsung main minum aja,Aaaaa.......aku bisa gila kalo begini..Naya jadi tambah stress apalagi Hera dan teman satu timnya terus saja kepo,minta penjelasan tentang kejadian barusan.''Aku nggak tahu!!"teriaknya saat udah benar2 jengkel,Hera dan teman sekantornya heran,nggak nyangka Naya bisa tiba2 emosi begitu,padahal Naya itu terkenal dengan imej sabar,ramah dan polosnya."Bisa sajakan dia salah orang,dikiranya aku siapa gitu,udah deh..ayo kita fokus ke kerjaan.."tambah Naya sambil berusaha menurunkan suaranya"Ngak usah emosi kali Nay"kata mereka membuat Naya makin kesal.Teman2 seperti mereka memang kadang nyebelin ,kalo aku jawabnya pelan dan sopan,keponya malah berkepanjangan tapi kalo aku jawabnya sambil marah dikit aja dikatain pemarahlah,nggak asyiklah, baru kayak didiemin nggak ditanya2 lagi hahg.. Dan sesuai prediksi,setelah kejadian itu cewek sekantor heboh ngomongin Naya yang dibeliin minum Affan,a da beberapa yang langsung konfirmasi sedang beberapa yang lainnya memilih membicarakan masalah itu di belakangnya"Nggak nyangka ya..padahal...waktu kita pada heboh ngomongin dr. Affan,dia nyantai aja kayak nggak tertarik gitu,tapi...kenapa justru dia yang dapetin perhatiannya"mereka mulai bergosip."Makanya kita tuh nggak boleh liat orang dari luarnya aja,nih buktinya ,wajahnya alim tapi diam-diam sapa yang tahu.."Dini memanasi obrolan siang itu dengan bumbu2 pedasnya,sepertinya dia masih dendam sama Naya gara2 sabtu kemarin,saat itu sebenarnya Naya hanya tanya baik2 kenapa semua data itu bisa hilang,tapi Dini malah teriak menyangka Naya menuduh dia sengaja menghilangkannya dan tanpa mereka tahu pak Agus datang dan yang membuat Dini tambah jengkel,pak Agus dengan jelas bilang bahwa,sebagai ketua Tim,Dinilah yang harusnya bertanggung jawab penuh atas insiden ini,jadi sabtu minggu dia harus ikut lembur dengan rekan setimnya kecuali berniat mengundurkan diri sebagai ketua Tim.Sejak itu setiap kali ada kesempatan menjatuh Naya dia langsung nimbrung mengarahkan opini public untuk membuat Naya makin terlihat buruk.Naya hanya bisa mengelus dada mendengar semua kabar tentang dirinya."Tadi pagi aku lihat Naya lho.."gossip hari itu di mulai di toilet."Ngapain lagi dia?" "Biasa sih..pas dia mau naik tangga tiba2 dr. Affan berusaha menyapanya,tapi bukannya membalas dia malah balik arah ikutan naik lift sama kami" "Kok bisa??" "Yach.nggak tahulah, mungkin itu salah satu triknya biar dr.Affan makin penasaran sama dia,kalo memang nggak ada niat apa2, harusnya dia bersikap biasa aja keles.." ''Iya juga ya,ngapain pake acara main kejar daku kou kutangkap begitu hehehe" mereka tertawa cekikikan,tidak menyadari Naya mendengar semuanya dan mati2an menahan amarah di salah satu bilik toilet itu.Nafasnya terasa sesak,dipukul2kannya tangan ke dada berharap jadi sedikit lapang namun dia sadar sempit itu ada dipikirannya jadi jika pikirannya belum bisa meluruskan semua masalah,sesak itu tidak akan reda."Sabar... sabar.. sabar.. ''Hera ikutan menenangkannya."entahlah Ra..kali ini aku bener2 apes..aku tahu..sikapku itu salah,tapi aku menghindarinya bukan karena apa2,cuma nggak ingin kena gossip aja,kamu masih ingetkan kasusku dengan amar saat SMA dulu...masak cuma gara2 kemana2 kami terlihat berdua teman2 jadi ngomong hal2 aneh dan nggak masuk akal,padahal kami hanya menganggap sodara satu sama lain."Kenang Naya membuat Hera manggut2.Gosip memang lebih berbahaya dari sebutir peluru,setidaknya jika tertembak kita bisa langsung mati tapi...gossip ini seperti penyakit yang menggerogoti kita perlahan,menghancurkan pertahanan kita,lalu mulai mengganggu satu persatu fungsi tubuh kita,pikiran jadi kacau,tidur nggak nyenyak,makan nggak enak,setiap hari stress sebelum akhirnya mati pelan-pelan."Aku nggak suka ini Ra, kamu tahu aku dari dulu benci jadi pusat perhatian orang karena itu aku selalu menghindari orang 2 yang bisa membuatku jadi seperti ini"Naya menunduk wajahnya merah seperti menahan tangis.Hera mengusap pelan pundaknya."Aku nggak tahu harus ngomong apa Nay,tapi..."sejenak Hera menahan nafas."Apa kamu pernah kepikiran untuk merubah sikapmu itu"lanjutnya pelan."Apa maksudmu?"Nay mengangkat kepalanya membuat Hera sedikit bergidik."Aku nggak bermaksud nyalahin kamu Nay, hanya.."Hera cengengesan."Menurutku sikapmu yang terus menghindarinya juga membuat keadaan ini jadi makin memburuk,karena orang lain nggak tahu alasan kamu nglakuin itu,mereka jadi menduga-duga lalu menyimpulkan sendiri alasanmu melakukannya,jadi menurutku coba kamu bersikap biasa saja sama dr.Affan untuk membuktikan nggak ada apa-apa di antara kalian"Hera menuntaskan kalimat panjangnya meski agak ragu-ragu.Naya sejenak menatapnya lalu kembali tertun duk diam."Itu hanya saran Nay,kamu bo.." "Aku juga udah mikirin itu Ra..tapi aku agak canggung setelah kejadian itu.."Naya teringat kembali saat Affan memberikannya minuman lalu menyuruhnya untuk mengabaikannya jika nggak suka.Sepertinya aku memang sudah melakukan kesalahan dan Hera benar,aku harus segera memperbaikinya,biasanya aku akan mengabaikan opini orang tentangku tanpa harus melakukan apa-apa untuk membuktikan kalo pendapat mereka salah tapi untuk masalah ini aku benar-benar harus membereskannya,karena aku sendiri mungkin yang menyulut asap itu jadi aku juga yang harus memadamkannya,lagipula saat ini masalahku bukan hanya itu saja, ada desain iklan yang harus ku selesaikan secepatnya agar mbak Dini nggak terus2an meyerangku,lalu masalah perjodohan yang sampai saat ini aku belum tahu bagaimana cara membatalkannya,untungnya kami nggak jadi bertemu lagi minggu ini,jadi aku bisa sedikit santai dan fokus pada kerjaan kantor.

Imperfect Mate (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang