Seperti yang q bilang sebelumnya,ini bukan extrapart ataupun epilog karena masih ada season 4 dengan judul "Awesome Mate" yang merupakan sequel dari Imperfect Mate Season 3,jadi di bawah ini adalah cerita yang tak sempat tersampaikan.
************
"Aku ingin menikahimu,menjadi orang yang akan melindungimu,melindungi Mila, melindungi Affan dan mungkin...melindungi semua anak-anak kita nanti"Zain berlutut pelan menatap mata coklat mantan adik iparnya yang masih terlalu shock dengan semua pengakuannya.
"Aku..."bibir Lilis bergetar,teringat kembali dengan ancaman mertuanya yang akan membawa paksa kedua anaknya dan demi apapun dia tidak bisa membayangkan jika itu terjadi.Dia akui dia bukan ibu yang baik,tapi sejak kepergian Zacky suaminya,dia sudah mulai sadar dan berusaha membangun hubungan yang baik dengan kedua anaknya, terutama dengan si bungsu,Affan Dynata.
"Aku tidak bermaksud mengambil kesempatan dalam kesempitan Lis,aku juga tidak memaksamu untuk segera menjawab permintaanku,tapi aku tahu ayahku tidak pernah main2 dengan ucapannya,dan aku juga tidak mengijinkan pria lain menjadi ayah pengganti untuk keponakanku"suara Zayn terdengar yakin dan pasti.Melihat Lilis yang tertunduk gelisah dengan kedua tangan saling meremas satu sama lain,sebenarnya Zayn juga tidak tega memaksakan kehendaknya tapi dia juga tidak bisa ambil resiko jika ayahnya akan segera bertindak.
"Setidaknya kita bisa menikah dulu untuk mencegah ayah mengambil Mila dan Affan,meski begitu aku yakinkan,aku tidak terpaksa melakukan pernikahan ini,seperti kataku,aku serius mencintaimu dan ingin menjadikanmu ibu dari anak-anakku,dan aku berjanji tidak akan memaksakan kehendakku sebelum kou benar2 menerimaku"tegas Zayn yang membuat Lilis makin menunduk,bingung dan resah dengan semua hal yang berkecamuk dalam pikirannya.Apa tidak apa-apa seperti ini?apa kata orang2 nanti?dan bagaimana nanti jika ayah mertua makin membencinya?apa dia sanggup menghadapi situasi yang menyakitkan seperti dulu saat masih bersama Zacky ??dia benar2 bingung, sebelum tangannya makin memerah dan luka karena saling mengepal dengan kuat, sebuah tangan besar lebih dulu mengambilnya dan mengecupnya lembut.Lilis sempat tersentak dan mencoba menariknya namun Zayn tak ingin melepaskannya.
"Untuk kali ini percaya dan bersandarlah padaku,asalkan kou bilang iya,aku yang akan mengurus semuanya dan aku pastikan ayah tidak bisa menyakitimu,jika itu yang kou kuatirkan,aku tidak akan mengulangi kesalahan yang dibuat oleh Zacky adikku"janji Zayn seperti rayuan iblis yang tak mungkin mampu ditolak wanita biasa seperti dirinya.
Dan meski bilang tidak akan memaksakan kehendaknya sebelum Lilis menerimanya, nyatanya Zayn tak bisa menahan diri untuk tidak mengecup bibir basah Lilis yang selama ini hanya mampu dibayangkannya.Bahkan seakan lupa janjinya,sebulan kemudian,begitu mereka syah menjadi suami istri,Zayn pun segera melakukan malam pertama mereka,Lilis yang sebenarnya belum siap tak bisa menolak semua sentuhan mantan kakak ipar yang kini sudah jadi suaminya.Zayn begitu lembut dan begitu ahli mencumbunya,memancing hasrat kewanitaannya hingga diapun terlena dan hanya bisa pasrah dan membalas semua sentuhan Zayn yang seakan melumpuhkan semua tubuhnya.
Mereka tidak tahu,di malam yang sama ketika mereka menghabiskan malam panas bersama,si bungsu yang belum bisa menerima pernikahan itu,diam-diam kabur dari rumah.Entah mengapa dia begitu takut,takut jika setelah pernikahan itu terjadi,mamanya akan kembali menjadi seorang ibu yang menyebalkan seperti dulu,dia juga takut om Zayn yang sangat disayanginya akan berubah kebih menyayangi mama daripada dirinya.Ketakutan ituyang membuatnya nekad pergi dan memasuki sebuah bangunan tua yang lama tidak dihuni.
Entah sudah berapa lama dia tertunduk di sana sampai kemudian,lirih dia mendengar suara tangisan.Bukannya takut,Affan malah berdiri mencari asal suara itu dan tak jauh dari tempatnya seorang gadis berambut sebahu tampak duduk menangis memeluk kedua lututnya,kepalanya disandarkan di atas lutut yang terus gemetaran itu.Affan ingin pergi saja meninggalkannya tapi.. mendengar suara tangisnya yang sedih dengan kedua bahu yang terus saja bergetar,langkahnya terhenti.Gadis itu begitu kecil,memakai dres pendek dengan lengan tak sampai siku,pantas saja tubuhnya bergetar selain karena menangis juga pengaruh cuaca yang begitu dingin.
Tidak tega,Affan segera melepas jaket dan menyelimutkannya ke tubuh mungil itu. Sontak gadis itu mendongak,dan mata bulatnya bertemu dengan iris hitam Affan. Sejenak dia mengerjab beberapa kali,Affan bisa melihat tatapan lega dan penuh syukur itu meski air matanya terus saja mengalir.Pelan Affan berbalik ingin meninggalkannya tapi...
"Jika ingin membantu..setidaknya bantulah aku sampai akhir kak..,aku takut sendirian di sini,karena kou sudah datang,tolong temani aku sampai orangtuaku datang"suara lembut sedikit serak itu menahannya dan entah kenapa Affan menjadi begitu kesal.
"Jika begitu ingin ditemukan kenapa kou kabur dan sembunyi di sini"ucapnya sedikit kesal,dimana-mana perempuanitu selalu aneh dan merepotkan,gadis itu tampak berusaha berhenti menangis danmengusap air mata dengan kedua ibu jarinya.
"Maafkan aku kak, aku tahu aku salah ,tapi aku tidak kabur dari orang tuaku,aku kabur dari kakakku"gadis itu kembali terisak pelan membuat kekesalan Affan sedikit menguap, akhirnya dia duduk di sebelah gadis itu,melihat tangan mungilnya yang terus bergetar,agak enggan Affan mengambil danmenggenggamnya pelan.
"Kak.."
"Diamlah... atau aku akan pergi"potong Affan tidak ingin berbasa basi.Di antara gelap,Affan bisa melihat gadis itu mengangguk dengan wajah yang terlihat samar dan dia membiarkan saat kepala mungil itu bersandar pada bahunya."Begini lebih baik dan tenang..."guman Affan sambil mencoba memejamkan matanya.
Namun ketenangan itu tak lama saat dia mendengar gadis itu kembali terisak,Affan ingin marah tapi melihat gadis itu berusaha mati2an agar tak mengeluarkan suaranya,entah kenapa hatinya merasa tidak tenang.
"Kou kenapa?"tanyanya berusaha selembut mungkin meski siapapun yang mendengar nya bisa tahu,suara itu begitu dingin dan datar.
"Maaf kak jika aku berisik,tapi giginya sakit lagi"Affan bisamelihat gadis itu berusaha tak menangis meski lelehan bening terus membasahi pipinya.
"Di sebelah mana sakitnya?"tanyanya,dan jari gadis itu menunjuk sebelah kiri pipi bawahnya.Affan mencari jempol kaki gadis di sebelahnya.
"Kakak mau apa?"gadis itu mencoba menarik kakinya tapi Affan menahannya.
"Diam,aku hanya akan memijitnya agar sakit gigimu sedikit berkurang"sebelum gadis itu protes,Affan sudah mulai memijitnya,dan seperti yang diucapkannya,gadis itu merasa sakitnya sedikit berkurang.Kakak laki-laki yang tidak terlihat jelas wajahnya karena gelap itu,sepertinya tahu bagaimana memberi pertolongan pertama padanya.
"Kakak harus jadi dokter gigi,biar akubisa berobat pada kakak kalo sakit gigiku kambuh" ucapnya riang,sementara Affan tak menyahut dan terus memijitnya hingga dia tertidur.
"Dokter gigi??"guman Affan."Tidak buruk juga.."lanjutnya sambil kembali meletakkan kepala gadis kecil itu bersandar di bahunya.Keduanya melewati malam sunyi itu berdua, membiarkan orang2 kebingungan berusaha menemukan mereka.
Menjelang pagi,seorang anak laki-laki lain terengah2 datang ke tempat itu, dengan nafas memburunya.
"Nay..ternyata kou ada di sini"ucapnya sambil mendekat,Affan yang sudah bangun duluan dan berniat meninggalkan tempat itu sebelum orang2 datang,melihat anak laki2 itu dari kejauhan dengan pandangan tak suka,apalagi saat anak laki-laki itu mengambil kepala mungil si gadis kecil dan meletakkan di bahunya.Entah kenapa dia begitu jengkel tapi dia sama sekali tak berbalik dan meninggalkan mereka begitu saja.
********
Hmmmm.... bagaimana???suka gak dengan untold story nya???suka gak suka baca aja yah,sualnya memang begini adanya hahahahah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Mate (REPOST)
RomansaCerita ini sudah tamat dan dalam proses revisi sambil repost pelan-pelan jadi kalau ada part yang tiba2 hilang mohon bersabar ya,kesalahan bukan pada layar anda No Body Perfect Bagaimana jika kou dijodohkan dengan seseorang yang menyebabkan trauma d...