IM: 1 Persepsi

1.8K 48 2
                                    


"Kok lesu Nay?"Hera menepuk pundak Naya,gadis itu tampak lesu dengan kepala tergeletak di meja kerjanya.

"Aku semalaman nggak tidur,chatingan sama Amar?" keluhnya.

"Kali ini bagaimana caranya?"Hera yang terkenal super kepo langsung duduk di sampingnya.

"Entahlah..kami malah ngobrolin hal lain,gagal fokus kesitu, dia musti nyelesein disertasi S3nya jadi mungkin nggak akan bisa sering2 komunikasi.."Naya ogah mengangkat kepalanya.

"Ciee jadi ada yang kangen2nan nich semalam"goda Hera"

"Kangen2nan apanya?yang ada aku ngantuk banget sekarang.. kenapa jam 12 nya lama banget sich?"mata Naya memejam mengingat semua yang dikatakan Amar semalam.

"Coba bicara baik2 pada ayahmu jika memang kou belum ingin menikah Nay,jangan selalu membuat drama untuk membatalkan perjodohan seperti ini,aku merinding lho kalo ingat berapa kali kita menyusun scenario selama setahun ini.."nasehat Amar yang tumben bijak.

Dasar padahal dia yang paling se mangat kalo bikin drama!!

Naya memukul2kan penanya ke meja,mengingat chat mereka semalam.

"Atau..bilang aja kamu udah ada pacar yang ditunggu balik ke Indonesia,kayak aku misalnya hwaha haa.."Amar tertawa setan bikin Naya tambah sebal.

"Dasar sinting..kamu mau ayah menghukumku,tahu sendirikan hukum pacaran di mata ayah gimana, pacaran itu kalo udah halal,ya udah aku bobok dulu,besok kerja"Naya mengakhiri chatnya yang dibales dengan emo unyuk oleh Amar membuat gadis dengan mata bulat itu tertawa.

"Siang mbak Dini.."suara Hera yang menyapa hormat,membuat Naya tergesa-gesa bangun dan berdiri sampai jilbabnya tertarik awut2an,siapa yang nggak kenal mbak Dini?senior mereka yang bukan main pedas mulutnya kalo nglihat orang bersantai ria begitu.

"Siang mbak Di.."maksud hati ingin buru2 menyapa yang ada Hera tertawa terpingkal2karena berhasil ngerjain dia.Wajah Naya manyun

"Heraaaa..."teriaknya tertahan inget mereka masih ada di kantor.

"Sorry..sorry..."kata Hera masih dengan tawanya.Naya membetulkan jilbabnya lalu duduk menghadap laptop.

"Dasar biang jahil" gerutunya.

"Abisnya kamu juga sich..gampang banget dijahilin gitu,heran takut banget sama mbak Din.."

"Kamu lagi ngapain Her??"suara ketus mbak Dini tiba2 terdengar pas di belakangnya.

"Eh..mbak Dini..anu mbak lagi nanyain Naya,apa udah kelar kerjaannya?"Hera terbata-bata.

"Emang kerjaan kamu sendiri udah selesai?kok nanyai kerjaan Naya?denger ya ini tuh bukan tempat main-main,ini tempat KER-JA!!''penekanan di akhir kalimat itu membuat Naya mengulum senyumnya.

"Kwalat kan.."ejeknya pada Hera yang berdiri kejong.

"Dan kamu Nay.. nggak usah senyum2 gitu,mana presentasi untuk besok,aku mau memeriksanya dulu"mata jutek itu beralih ke Naya.

"Iya mbak..ini sudah saya print, softnya udah ada di flasdisk"Naya menyerahkan presentasi yang semalaman dibuatnya lengkap dengan flasdisknya,entah sampai kapan dia harus melakukannya.

Mbak Dini selalu menyerobot hasil kerasnya untuk cari muka di depan atasan mereka. Kadang Naya merasa kesal tapi..sebagai junior dia nggak bisa berbuat apa-apa, beginilah kerasnya dunia kerja,untuk mendapatkan promosi para senior harus pandai2 memanfaatkan para junior yang tergabung di timnya,tapi Naya percaya Alloh tidak tidur,semua kerja kerasnya suatu saat akan terbayar lunas.

Imperfect Mate (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang