IM S-3 :Lonely Man (1)

847 30 4
                                    

Happy Ied Mubarak All,mohon maaf lahir dan batin,maaf jika tidak bisa update tepat waktu,maaf untuk gak bisa membalas semua koment kalian dan maaf untuk alur cerita yang mungkin gak sesuai ekspektasi kalian,maafkan aku yang bukan siapa-siapa ini yach...

Maksih banyak yang udah Vote,udah koment dan juga yang masih setia membaca cerita ini,love u all

Senin,18 Juni 2018

**********

"Kenapa kou seperti ini!!mama bilang bicara!!bicara!!apa kou akan terus bersikap menjengkelkan sepert ini!!"akuterus diam meski tangan yang seharusnya memberiku kenyamanan itu mulai memukuli pelan,tidak sakit sama sekali karena aku sudah terbiasa menerima perlakuan itu dan tak setes airmatakupun keluar sampai kemudian papa akan datang menggendongku,menjauhkanku dari wanita yang seharusnya menjadi wanita yang paling menyayangiku.Kemudian papa akan mengajakku bermain bersama mbak Mila kakakku,tak memperdulikan mama yang terus menjerit,berteriak tidak terima karena aku tidak seperti yang diharapkannya. Iya...mama selalu menyalahkanku,menurutnya akulah penyebab sikap kakek begitu buruk padanya,sebagai cucu laki-laki pertama seorang pengusaha yang kaya raya,mama menaruh harapan besar padaku,menuntut aku untuk menguasai berbagai ketrampilan bahkan sebelum usiaku belum genap 5 tahun agar kakek mau menerimanya sebagai menantu,iya...dari awal kakek sangat menentang perkawinan mereka.Mama yang hanya seorang gadis desa dari keluarga biasa dianggap sangat tidak pantas mendampingi papa yang merupakan salah satu pewaris Aurora hotel and Resort itu.Ukuran kepantasan yang membuatku sangat tidak menyukai orang tua itu,jika mama tidak tidak pantas mendampingi papa,alasan yang tepat adalah karena dia lebih mencintai uang daripada suaminya sendiri,gagal menjadi ibu,istri dan menantu yang baik karena sifat gila shoppingnya,dan anehnya aku menjadi sasaran kekesalannya karena sikap kakek yang selalu merendahkannya.

Aku tidak menyukai pemikiran kakek ataupun mama,mungkin itu sebabnya aku cenderung bersikap apatis dan melawan pada keduanya.Aku tidak mau jadi boneka yang hanya difungsikan untuk menyenangkan mereka,karenanya aku lebih suka menyendiri dan diam tanpa berkata2 membuat dua orang itu kian hari kian bersikap seolah membenciku,aku tidak tahu pasti karena saat itu aku hanya melihat semua dari sudut pandang seorang anak kecil yang suka memberontak pada aturan yang dianggap membuatnya tak nyaman.

Kebisuan dan rasa engganku bersosialisasi membuatku harus masuk di TK disaat seharusnya aku sudah masuk sekolah dasar,lagi-lagi mama menyalahkanku karena tidak bisa seperti kakak perempuanku yang mampu berkembang sesuai tuntutan usianya.Salah siapa aku mengalami kesulitan bicara dengan orang2 di sekitarku, bayangkan jika sejak kecil percakapan yang ditampilkan setiap hari di sekitarku adalah teriakan dan pertengkaran,kemampuan berbahasa seperti apa yang mereka harapkan terserap oleh otakku dengan contoh itu,kenapa mereka tidak bercermin sebelum menyalahkan anak kekcil yang tidak tahu apa2 sepertiku.Kakek,mama dan bahkan guru kelasku menyebut aku ini aneh,karena tidak bisa bermain bersama teman sekelasku,hahg.. apa iya jika seorang anak kecil lebih suka bermain sendiri bisa dikategorikan sebagai anak luar biasa,apakah tidak terpikir oleh mereka untuk mencari penyebabnya,kenapa tidak mencoba mendekatiku,masuk ke duniaku,kenapa begitu mudah melabel "aneh"pada anak sepertiku??atau aku memang seaneh itu??

Hanya papa,om Zayn dan mbak Mila yang sering mencoba memahamiku,meski tanpa banyak kata aku tahu,mereka menyayangiku dengan tulus dan tidak pernah menganggapku aneh,ada satu orang lagi...seorang guru TK di tempatku belajar meski dia bukan guru kelasku,dia begitu baik dan tulus memperhatikanku,membuatku begitu menyukainya sampai aku menangis saat dia harus menikah dan dimiliki orang lain,yach... pikiran kanak2ku saat itu begitu aneh,setiap melihatnya aku berharap cepat besar menjadi seorang pria yang bisa menjaganya,Childish...

Aku sangat dekat dengan papa,karenanya aku begitu terpukul saat harus kehilangan nya,bahkan aku sempat tidak bisa bicara karena terlalu shock,rasa kehilangan itu membuatku marah dan membenci banyak hal,aku benci pada kakek yang memberi banyak tekanan pada papa,benci pada pandangan piciknya yang mengkastakan orang berdasarkan kekayaannya,benci pada mama yang banyak menuntut pada papa yang selalu berusaha memberi yang terbaik pada kami semua,aku masih ingat,malam sebelum kecelakaan ketika dia berteriak pada papa menyalahkan papa atas terusirnya mereka dari rumah kakek padahal yang sebenarnya,papa mengajak pindah agar mama tidak terlalu menderita dengan semua aturan kakek,demi Tuhan aku benar2 membencinya,membenci seseorang yang harusnya jadi wanita yang paling kuhormati

Imperfect Mate (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang