Insiden

854 54 3
                                        

    "Jadi kalian udah ketemuan?"tanya Amar

"Iya"Naya membalas sedikit nggak bersemangat.Dia ingin cerita banyak tapi karena itu menyangkut masalalu saat di SMP bibirnya entah kenapa terasa berat,dia sangat tertutup jika menyangkut masalah yang membuatnya trauma itu.

"Apa ada yang special Nay?" Amar bertanya lagi,kuatir ada sesuatu yang terlewat .Lagi2 Naya menarik nafas,

 "Nggak ada,pikiranku hanya kalut,aku merasa kacau,aku bingung sekali"suara Naya yang berat membuat jari Amar berhenti mengetik laporan akhirnya dan fokus pada telpon Naya.

"Nay..selalu ada hari dimana kita merasa begitu terpuruk dan terpojok tanpa bisa melakukan apapun pada saat itu bertahan adalah solusi yang tepat,kita harus yakin seberat apapun hari ini pasti akan berlalu dan digantikan hari esok yang penuh harapan''ucapnya.

"Iya..aku juga sering bilang begitu tapi tetap saja.. tetap saja aku kuatir jika nggak bisa melewatinya kali ini"curhat Naya kembali teringat pertemuannya dengan Affan tempo hari,cowok itu sepertinya benar-benar tidak akan melepaskannya.

"Apa aku harus pulang Nay?"

"Ngaco,aku kan udah bilang buruan kelarin S3nya baru cepet pulang" 

"ini juga udah ngebut Nay,kita lakukan saja seperti rencana Nay,ulur selama mungkin sambil mikirin cara mengakhirinya,ah iya..karena dia dokter,pasti doyan  bebersih banget,sering2lah ajak ketemuan di tempat yang agak jorok,sapa tahu begitu nglihat calon istrinya jorok dia jadi ogah dan illfeel sama kamu trus batalin perjodohan kalian"Amar mulai tertawa konyol membayangkan seperti apa calon suami Naya kali ini.

 Naya terdiam."Emangnya aku gadis jorok ya?"tanyanya membuat tawa Amar makin keras,ingat saat dulu sering inspeksi mendadak ke kamar Naya dan sumpah...kamarnya itu benar2 hancur,lebih hancur dari kamarnya sendiri yang notebene adalah kamar cowok,yach..Naya itu gadis yang rajin belajar tapi gak begitu pandai atau mungkin gak begitu sempat untuk merapikan sesuatu.

"Jadi udah jadi cewek rajin nih?"pancing Amar membuat Naya diam,mengerucutkan bibirnya.

"Stengah jam lagi kita harus ketemu Profesor kak"Ifa tiba2 datang memberi kode pada Amar,cowok itu menganguk dengan jari telunjuk menunjuk hp,minta waktu sedikit lagi.

"Mau aku bantu ngetik"tawar Ifa,Amar menggeleng.

"Kok aku denger suara cewek? ''tanya Naya.

"Iya temenku,kami mau ketemu professor setengah jam lagi" 

"Klo gitu ,aku tutup ya" 

"Sebenarnya aku masih pingin ngobrol Nay,maafya"kata Amar.

"It's Ok kok,salam ya buat kakak iparku hihihi'' 

"Apa??"Amar mau protes tapi Naya udah terlanjut menutup telpon.

"Dasar kamu Nay,siapa yang kakak ipar..''gumannya. 

"Sepertinya pacar kak Amar udah kangen berat ya?"goda Ifa.

"Dia sepupuku Fa"kata Amar.

"Sepupu yang special"Ifa terus menggodanya dan Amar nggak bisa membalasnya kali ini.

"Apa karena gadis ini,belakangan kak Amar jadi kacau?aku bisa nglihat wajah kakak sangat bahagia saat menerima telponnya"batin Ifa,ada nyeri yang menusuk hatinya tapi sangat rapi disembunyikanya dengan senyum manisnya.

Di Jakarta,keluarga Affan nampak bersuka cita menyiapkan segala sesuatu untuk acara lamaran putra kedua mereka,kakak perempuan Affan yang tinggal terpisah juga sudah kelihatan datang.

"Haduuh.cucu Eyang ganteng sekali"pak Zain menggendong cucunya gemas"Coba kalian tinggal disini,Eyang nggak bakal kesepian"lanjut beliau.

"Sabar Eyang,sebentar lagi juga dapet cucu dari om Affan"Kamila menjawab sambil tersenyum.

Imperfect Mate (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang