IM S-3 : Lonely Man (2)

824 36 8
                                    


Aku terbiasa dalam sunyi

Dengan kesendirian yang mengikat

Sampai kou datang mendekat

Menawarkan dunia yang kubenci

Bisakahkita berjalan beriring

Sementara aku terus berpikir

Apakah bisa aku merengkuh tanpa melukai

Ataukah aku harus menjauh

Untuk terus bisa melindungimu

******


Aku melihat Jonathan yang asyik memeriksa pasiennya,sepertinya semua sudah berjalan aman,klinik ini sementara akan dikelola olehnya sementara aku focus ke RS dan kegiatan seminar di luar kota.Beberapa pasien lain yang menunggu nampak berbisik sambil tersenyum melihatku,membuat aku memilih pergi dan di lift menuju lantai 2 aku melihatnya.Wajahnya sedikit tegang saat menatapku yang masuk bergabung dalam lift juga,aku mengacuhkannya namun..

"Selamat siang dok"sapanya,yang membuatku sedikit terpaku namun sedetik kemudian aku kembali memasang wajah datarku."Ya.."sahutku dingin,aku merutuk dalam hati bisakah dia hentikan kepura2an ini?tidakkkah dia tahu aku adalah pria yang tengah dijodohkan dengannya,dan apa harus seperti ini sikapnya padaku.Kesal aku sengaja mengabaikannya dan malah mencoba mengobrol dengan beberapa gadis lainnya di lift itu dan tunggu... ada apa denngan wajah memerah itu?apa dia kesal padaku atau... bolehkah aku berharap dia cemburu?oh shit!!aku sepertinya tidak waras sekarang ini.

Saat kembali ke lantai 3,lagi2 kami berada dalam satu lift.Lihatlah.. kenapa mau2nya dia membeli beberapa cup coffe,memangnya tidak ada OB yang bisa disuruh,berapa dia dibayar hingga harus melakukan tugas seperti seorang pelayan,kenapa tak henti2nya dia membuatku kesal,tidak tahu kenapa,aku tidak suka melihatnya kesusahan seperti itu,ingin sekali kulempar cup2 itu agar tidak menutupi wajahnya dari pandanganku,ya Tuhan...aku ini kenapa??baru saja aku ingin menolongnya saat seorang satpam masuk lift dan membantunya membuat aku menahan ledakan amarahku.

Sudah beberapa kali aku melihat tatapan cowok penuh memuja padanya,aku tidak munafik,dia punya wajah yang menarik bahkan menurutku,wajah babyfacenya tak berubah meski sudah 13 tahun berlalu,pipinya masih cabi seperti dulu sangat serasi dengan mata bulatnya yang selalu berbinar,bibir mungil yang terlihat kemerahan diantara wajah putihnya,oh shit..shit..!!apa aku baru saja mengaguminya.Sepertinya aku harus mulai hati2 padanya kini,aku membencinya tapi lebih benci pada perasaan ku yang seakan lapar akan semua hal tentangnya.

Holy Shit!!harusnya aku menolak ajakan Jonathan makan di Resto ini,karena bisa dipastikan kami akan bertemu,lihatlah..bahkan teman2nya dengan antusias mengajak kami bergabung.Jonathan ingin mengiyakan tapi aku menolak,meski memilih duduk tak jauh dari meja mereka hingga bisa tetap mengobrol,dan dari obrolan itu mereka atau tepatnya dia baru saja bekerja keras menyelesaikan suatu proyek,apa itu sebabnya malam minggu kemarin,dia membatalkan pertemuan kami. Lihat saja,aku tidak akan membiarkannya bekerja sekeras itu nantinya,dari yang kudengar gaji yang diterima juga tidak seberapa dibandingkan tanggung jawab yang dibebankan pada mereka.Bukankah lebih baik diam di rumah menjadi istri ..ap apa??barusan aku bilang istri??apa yang kupikirkan,astaga!!

Kulihat dia keluar menuju toilet,sementara di belakangku tiba2 saja suara tawa teman2nya riuh terdengar dan cewek tomboy yang di sebelahnya tadi buru2 pamit. Aku membayarkan semua tagihan mereka,lalu berjalan menuju toilet pria,oke..ini hanya alasan,sejujurnya aku ingin segera melihatnya tapi... saat berpapasan dia melewatiku begitu saja.Tuhan..ingatkan aku agar lebih sabar menghadapinya,dan itu belum apa2 ketika aku kembali dan seorang kasir memberikan uang padaku yang katanya dari gadis keras kepala itu,buru2 aku menoleh dan melihatnya berlalu.

Imperfect Mate (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang