Lamaran

794 50 8
                                    

Ini percobaan publish yang ke-3 setelah 2 kali gagal gegara watty  yang eror berat

Please..vote and coment before and after reading this part,itung2 nabung amal sholih karena udah nyenengin penulisnya.

Warning!!!part ini mengandung mature contens,dimohon kebijakan pembaca.So untuk yang beum menikah disarankan segera menghubungi KUA terdekat secepatnya,untuk menghindari hal-hal yang diinginkan hihihi

Maksih saran dan masukan dari sodara2 baik ipar maupun kandung yang menyarankan untuk meng private cerita selanjutnya dengan alasan takut dibajak (Ya ampiuun sampe ngakak dengernya,yang baca aja gak ada seberapa masak iya bakal ada yang bajak)meski begitu biar gak ngambek,saran akan tetep kami pertimbangkan.

Ini adalah last episode dari IM season 1,yang versi cetak udah sampe season 3 cuma kalo mo dipublish harus benar2 dirapihin so harap sabar dan tetap stay ya,maksih...

Ini adalah last episode dari IM season 1,yang versi cetak udah sampe season 3 cuma kalo mo dipublish harus benar2 dirapihin so harap sabar dan tetap stay ya,maksih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu sedikit berbeda bagi Naya,entah kenapa air matanya tidak berhenti mengalir padahal sudah sejak dari semalam ditahannya,ada yang berkecamuk dalam hatinya setelah semalam ayah mengajaknya bicara.Ayah meminta Naya memafkannya karena sudah menjadi ayah yang tidak sempurna,sehingga tak bisa memberi apa yang sangat diimpikan anaknya,meminta maaf untuk semua rasa sedih dan sakit yang Naya alami akhir2 ini,dan meminta maaf karena tidak bisa merubah keputusannya untuk menikahkan Naya dengan Affan,ayah hanya ingin semua putrinya bertanggung jawab dan menepati apa yang sudah mereka putuskan sendiri,karena ayah yakin tidak akan ada kebahagian bagi orang yang melukai orang lain apapun a lasannya.

"Kou akan paham jika sudah menjadi orang tua nak,betapa kebahagian kalian bagi kami adalah segalanya"

Tangis Naya pada akhirnya pecah,diciumnya tangan ayah dan memohon maaf lalu sepanjang malam itupun dihabiskannya dalam tangis yang dia sendiri tidak tahu maknanya,mungkin menangisi kesalahan yang akhirnya membawanya pada situasi pelik saat ini atau menangisi takdir yang memaksanya mengalami semua ini yang jelas tidak ada yang mengusiknya malam itu,semua seperti paham apa yang dirasakan Naya dan memberikannya waku sendiri sampai dengan pagi ini.

Zahra terkejut melihat mata Naya yang bengkak,dibantu yang lain segera mereka mengurus Naya agar terlihat cantik saat prosesi lamaran malam nanti,semua bagian rumah sudah dihias seindah mungkin dress code hari itu adalah kebaya bernuansa putih biru muda,keluarga dekat yang diundang sudah datang,tenda sudah dipasang,permadani telah digelar,semua hidangan sudah siap disajikan,dan cameramenpun sudah mulai merekam sejak sore mulai menjelang,satu persatu anggota keluarga mulai di make up.

Dan nun jauh di sana di kamarnya Affan sudah hampir setengah jam berdiri di depan cermin dengan kemeja berwarna senada dengan pakaian Naya dan anggota keluarga lainnya,wajah gantengnya tertunduk cukup lama,mencoba meyakinkan diri bahwa keputusan ini sudah benar,mengenai bagaimana akhirnya Affan hanya akan mengikuti alurnya saja.

Imperfect Mate (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang