IM S-3 :Tragedi (1)

272 12 6
                                    

Hai hai udah kangen ya sama Affan-Naya,maaf yach... kegiatan akhir tahun ajaran bener2 full jadi mohon dimaklumi  kalo 2 bulanini jadi slowupdate mungkin jadi seminggu sekali.

Ah iya,kalo dimode private biasanya gak akan  muncul notif,baik saat up so langsung cekidot yach ke akun atw pantengin terus episodenya kalo udah nambah berarti udah up

Sabtu,5 Mei 2018

********

Amar mengakhiri kelas hari pertamanya,dibanding kepo dengan mata kuliahnya kebanyakan mahasisiwi malah kepo dengan kehidupan pribadinya membuat dosen muda itu hanya bisa geleng2 kepala.

Para mahasiswi itu bahkan tak sungkan minta nomor telponnya dengan dalih mempermudah konsultasi seputar mata kuliahnya.Dan Umi pun mulai heboh minta dia segera nikah karena banyaknya telpon dan sms dari para mahasisiwi itu.

"Sabar mi,nanti kalo udah ketemu yang cocok langsung eksekusi"kata Amar,Abah bisa sedikit lega karena sepertinya Amar mulai menyerah masalah Naya.

Saat Amar memutuskan menjadi dosen di salah satu Universitas di Jakarta Abah sempat marah karena tahu tujuan Amar sebenarnya tapi kalo dipikir2 lagi,ada untungnya juga Amar mengajar di Universitas tempat abah juga mengajar dengan begitu Abah bisa meloby pihak kampus untuk memberi jam mengajar sore sampai malam,itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Amar jarang bisa megunjungi Naya.

"Gimana?lancarkan ngajarnya?"tanya Abah.

"Alhamdulillah, aman bah,satu2nya yang gak aman cuma jam ngajarnya aja"jawab Amar sedikit ngeluh "Banyak mahasiswa yang kurang fokus,gak bisa dipindahya jamnya?" lanjutnya

"Semua jam siang sudah penuh,lagian abah dengar para mahasiswi senang2 aja jam segitu yang penting dosennya bening gak ketuaan kayak Abah"kata Abah membuat Amar tertawa,Umi membuatkan mereka kopi agar gak ngantuk.

"Mereka kurang focus karena dosennya kelewat ganteng"Umi menyahut membuat Amar menggeleng sambil tertawa.

"Mar,Umi minta nomornya Ifa yang baru ada gak?"tanya umi.

"Lho..nomornya gak ganti kok mi"kata Amar.

"Tapi umi sering telpon gak aktif tuh"

"Masak sih mi"Amar meletakkan kertas2 berisi tugas mahasiswanya dan meraih hpnya, menelpon Ifa,ternyata umi benar nomornya sudah gak aktif,pesan2 yang dikirimnyapun dalam proses tunggu.

"Kalian masih berhubungan baikkan?"tanya umi.

"Iya sih mi,terakhir aku telpon seminggu yang lalu"Amar teringat percakapan terakhirnya dengan Ifa tempo hari.

"Aku senang kakak bahagia di sana,aku sangat sibuk belakangan ini jadi jarang telpon umi,sampaikan salamku ya"

Amar membereskan kertas2 itu lalu pamit ke kamar sambil membawa kopinya, ditelponnya beberapa kenalannya di Mesir nanya kabar Ifa dan kontak barunya.

"Dia jarang ke kampus Mar,tuh anak sekarang senang banget ikutan demo,padahal pihak KBRI udah ngingetin para mahsiswa di sini agar gak ikut2an aksi mengingat beberapa tragedi belakangan ini,tapi Ifa sepertinya gak mau dengar"cerita mereka membuat Amar lemas seketika.

"Kamu kenapa sih Fa?kenapa jadi ikut2an orang2 itu"desahnya,segera dikirimkannya beberapa pesan ke teman2 dekatnya minta sesegera mungkin dihubungkan dengan Ifa,tapi beberapa dari mereka belakangan juga sulit menghubungi Ifa.

"Ya Tuhan Ifa..jangan membuatku kuatir begini"desahnya lagi.

Beberapa pesan tetap di kirimkannya ke nomor lama Ifa,meski saat ini belum terkirim,dia yakin Ifa akan membuka hp dan melihat pesan2nya suatu saat nanti.

Imperfect Mate (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang