«10» Kita

28 5 0
                                    

Kebersamaan itu indah,
Kebersamaan itu rumah,
Kebersamaan itu tak pernah berubah,
Kebersamaan itu tak akan menyerah,
Kebersamaan itu kita.
»••«

“Nanti malam kita nginap di rumah Aura, gimana?” saran Azkayra.

Sedari tadi tak ada yang membuka suara. DIAZLYNA yang terlalu asik dengan kesibukannya masing - masing. Seperti Adeeva dan Yasna yang sedang asik mengobrol, ataupun Edlyn dan Aura yang sibuk dengan game di handphonenya, serta Azmia yang fokus pada ponselnya.

Untuk itu Azkayra menyadarkan mereka agar tak sibuk dengan urusannya masing - masing. Berhubung ini adalah waktu istirahat, dimana ia bisa dengan bebas bersuara. Tak akan ada pula yang melarangnya.

“Boleh juga, lagian kan udah lama juga gak kumpul” jawab Azmia tanpa terpalingkan dari handphonenya.

“Gue setuju” timpal Edlyn, Adeeva, Aura dan Yasna hampir bersamaan.

Tak lama setelah perbincangan singkat itu, DIAZLYNA kembali terfokus pada aktivitas sebelumnya. Membuat Azkayra mendengus kesal. Emosinya seakan tertahan saat ia tak sengaja menangkap bayangan JESIX yang tengah berjalan kearah dimana DIAZLYNA berada sekarang.

Azkayra tersenyum hangat, Kalvin membalas senyuman itu. “Teman lo pada kemana?” pertanyaan Kalvin yang menurut Azkayra tak bermutu itu membuatnya kembali mendengus.

“Biasalah asik sendiri” jawabnya cuek.

Kalvin terkekeh. “Teman lo autis kali” candanya.

“Hati - hati sama ucapan lo Vin, gue berdoa teman lo yang autis baru tau rasa” timpal Edlyn tak terima ia disebut autis tanpa menoleh pada orang yang diprotesnya.

Abyan mendekati Edlyn. Sesaat kemudian handphone milik Edlyn berhasil diambil alih olehnya. “Heh, balikin gak? Lo kalo gak punya gak usah ambil punya orang dong. Usaha biar punya uang terus lo beli sendiri” cerocos Edlyn tak terhingga.

Abyan menahan tawanya mendengar Edlyn yang sangat cerewet. “Nih gue balikin, tadinya gue kira lo lagi chat sama cowok, asik banget soalnya” jelas Abyan seraya tersenyum.

Edlyn menarik napas panjang sebelum ia akan kembali mengutarakan kekesalannya pada Abyan. “Ya bodo amatlah gue mau chat sama siapa juga, bukan urusan lo ini. Emang lo siapa gue, hmm? Orang tua bukan, pacar apalagi. Repot banget lo jadi orang” omelnya dalam satu napasan.

Kalvin tersenyum penuh arti. “Apa gue bilang, Yan. Kode tuh minta di tembak”.

“Iya, benar tuh. Tembak aja biar gue juga cepat nyusul” Arvino ikut menimpali. “Iya gak, Mi?” tanyanya seraya melirik Azmia. Yang dilirik pun hanya menampilkan tatapan bingung.

“Lo mau gue tembak, Lyn?” tanya Abyan yang menohok Edlyn.

Dengan cepat Edlyn berpura - pura bertingkah biasa, seakan tak ada apa - apa, yang tentu sangat berbanding terbalik dengan keadaan hatinya. “Boleh” jawabnya, baik DIAZLYNA maupun JESIX menganga tak percaya. “Asal lo siapkan dulu kain kafan, sama biaya buat tahlilan gue nantinya” tambah Edlyn seraya meninggalkan tempat itu, dan tanpa memperdulikan berbagai macam tatapan yang ditujukan padanya.

»••«

D

i sinilah Edlyn berada. Tepat di sebuah danau yang tak jauh dari tempat tinggalnya, yang sering ia jadikan tempat tongkrongan bersama dengan DIAZLYNA.

Setelah kejadian di sekolah tadi, Edlyn memilih untuk berdiam diri, sendiri di sini. Edlyn sudah mencoba menghubungi DIAZLYNA untuk datang ke tempat ini, tapi ada halangan yang membuat DIAZLYNA tidak bisa menemani Edlyn.

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang