30. Surprise?

22 4 0
                                    

'Apa yang mesti gue lakukan?' batin Edlyn berkata.

Tak perlu waktu lama, kini Kayra telah berada tepat di depan kedua orang tersebut. Kayra nampak kecewa dengan pemandangan yang ada di hadapannya kali ini.

"Kalvin?" Panggilnya pada seseorang itu.

Kalvin terkejut dengan kedatangan Kayra yang tiba-tiba. "Kay, kok kamu ada disini?" Tanya Kalvin yang mungkin hanya basa-basi semata.

Kayra tersenyum kecut. "Thanks ya, Kal. Gue gak nyangka, lo hebat" Puji nya dengan menampilkan senyuman tersinis yang pernah dimilikinya.

"Kay, aku bisa jelaskan sama kamu"

"Lyn, Yas, kita cabut" Ucap Kayra pada Edlyn dan Yasna. Sesaat kemudian ia melenggang begitu saja tanpa memperdulikan suasana disekitar.

Sakit. Hanya itu saja yang terlintas dipikiran Kayra. Bisa-bisanya Kalvin tak memberinya kabar dan sekarang ia melihat Kalvin berduaan dengan perempuan selain dirinya? Dan yang paling menyakitkan perempuan itu adalah Shakeera, teman sekelasnya sendiri.

Shakeera memang terkenal sebagai siswi biang masalah bersama kedua temannya, Arumi dan Devika. Kayra menghela napasnya panjang. Kenapa ini semua terjadi padanya? Sungguh tak terlintas sedikit pun hubungannya akan retak seperti ini.

Benar kata orang, jika seseorang berani jatuh cinta maka ia harus siap jatuh sejatuh-jatuhnya. Dan kali ini Kayra sendiri yang mengalaminya.

***

Sejak kejadian itu, sontak Kayra tak bisa dihubungi. Edlyn dan Yasna pun hanya mengantarkan sampai rumahnya tanpa ingin di temani siapa pun Kayra langsung masuk, lagi-lagi tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya.

Bersamaan dengan itu Kalvin juga mengontek para sahabatnya dan juga DIAZLYNA yang pasti minus adanya Kayra untuk mengobrol kan masalahnya. Ia meminta agar mereka membantunya memperbaiki hubungan dirinya dan Kayra.

Begitu banyak penyesalan dalam dirinya, Kalvin tak pernah menyangka Kayra melihat sendiri kejadian itu. Memang mungkin ini salahnya sendiri tidak menceritakan pada Kayra yang nantinya akan salah paham seperti ini. Kalvin menyesal, sungguh menyesal. Ia merasa begitu bodoh saat tak menceritakan masalahnya terlebih dahulu.

Akhirnya disinilah Kalvin menjelaskan kesalah pahaman itu kepada para sahabatnya dan juga kepada sahabat kekasihnya itu. Menceritakan dari A sampai Z detail kejadian yang sebenarnya. Napasnya tak begitu tenang mengingat Kayra pasti belum memaafkan kesalahan nya. Apa yang ia harus lakukan saat ini?

Kalvin mengacak-acak rambutnya frustasi. "Aaarrrggggghhhh... Gue harus ke rumah Kayra sekarang" Ucapnya dengan nada yang tak tenang.

"Kal.. Jangan dulu deh" Yasna mencoba menahan Kalvin yang terus saja ingin memaksakan diri bertemu dengan Kayra.

"Enggak Yas, gue harus ketemu sekarang"

Edlyn mengangguk menyetujui. "Yasna benar, Kal. Lagian Kayra butuh waktu sendiri dulu" Sahut Edlyn seraya menenangkan Kalvin.

"Tapi gue harus jelasin semuanya ke dia, Lyn"

"Gue tahu, dan kita semua juga tahu. Tapi bukan sekarang. Lo tenang dulu, gue, sama yang lainnya bakal bantu perbaiki hubungan lo sama Kayra kok" Jelas Edlyn.

Eshall mendekati Kalvin. "Sabar boii" Ucapnya seraya menepuk-nepuk bahu Kalvin yang menanggapinya dengan senyuman sekilas.

Mereka terlihat sangat prihatin dengan situasi seperti ini. Meskipun begitu, tak ada seorang pun yang mereka salahkan. Ini hanya masalah takdir yang sulit untuk seorang manusia tentukan. Begitu pun Kalvin yang hanya bisa bersabar sampai mereka menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah ini pada Kayra.

***

Di pagi hari yang cerah, matahari yang dipadu dengan hembusan angin sepoi-sepoi menambah kesan segar pagi ini. Cuaca memang sedang bagus, tapi tak dengan suasana hati seorang Azkayra Yumna Annasya. Ia tak begitu banyak bicara, senyum tulus pun tak nampak menghiasi wajahnya yang cantik itu. Mungkin hanya senyuman kecil yang sama sekali tak ingin dinampakkan yang terlihat. Meskipun Adeeva, Azmia dan Aura beberapa kali melontarkan candaannya, Kayra hanya tersenyum tak minat. Sampainya di kelas pun hanya Kayra dan wajah datarnya yang menghiasi sepanjang perjalanan.

Sungguh membosankan, dengan kondisi yang kurang baik, Kayra tak mungkin tak masuk sekolah hanya karena masalah cintanya. Itu tak mungkin terjadi, dan ia tak mau itu terjadi. Keretakan dalam hubungan bukanlah suatu hal yang mematahkan semangat Kayra dalam menuntut ilmu.

Betapa banyak hal yang mesti ia kerjakan selain bingung memikirkan nasib hubungannya itu. Bukan ia egois sendiri dengan tidak mau mendengarkan penjelasan dari Kalvin. Kayra hanya butuh waktu beberapa saat untuk mendinginkan pikirannya, kemudian ia memutuskan jalan yang terbaik untuknya dan Kalvin. Itu saja. Bukan berarti ia mau menghindar dengan tanpa suatu kepastian.

Mungkin beberapa hari ke depan, saat Kayra telah memiliki keputusan, ia akan segera menemui Kalvin untuk meluruskan semua itu.

Kayra menghela napasnya. Bagaimana bisa ia mencintai seseorang sedalam ini? Dan bagaimana pula ia bisa merasakan sakit yang dalam seperti ini? Meskipun dengan melihat Kalvin yang hanya jalan berduaan dengan Shakeera? Apa salah jika ia cemburu? Kayra merasa itu wajar saja, karena Kalvin itu pacarnya bukan?

Kayra mulai membuang setiap pikiran negatif dan segera berpikir jernih untuk membuat keputusan yang nantinya tidak akan mengecewakan dirinya.









***
TBC..
Jangan Lupa Voment..

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang