"Gila! Kok Ali tambah ganteng ya?"
"Akhirnyaaa setelah sekian lama, baru tadi kita ketemu lagi sama merekaa"
"Dikasih makan apa sih sama orang tuanya? Kok bisa cakep gitu?"
"Haha.. Entahlah sedap banget buat cuci mata"
Belanja untuk oleh-oleh pun sudah selesai. Tapi celotehan silih berganti dari Kayra yang dibalas oleh Azmia tak kunjung rampung. Keduanya terlalu asik memuji ketampanan Ali dan sahabatnya. Apalagi mereka sudah lama tidak berpapasan setelah malam tahun baru itu. Sahabatnya yang lain hanya menghela napas dan menggeleng kepalanya pelan dengan kelakuan keduanya.
"Kay, Mi. Inget kalian itu punya pacar" Aura sedari tadi tak lelah mengingatkan kedua sahabatnya ini yang sedang kumat ketika melihat pria yang mempunyai paras diatas rata-rata.
"Iya. Kalvin sama Vino nungguin kalian di sana, baru lihat lagi aja masa udah klepek-klepek kayak gitu sih?" Tanya Yasna yang benar-benar tak habis pikir, 'udah tau mereka punya pacar, masih aja' batinnya bersuara.
"Ingat pacar" Sahut Adeeva yang terkekeh geli dengan kelakuan sahabatnya itu.
Azmia mendengus sebal. "Sirik aja kalian" Ucapnya.
"Iya, akui aja kali kalo mereka itu gantengnya bukan kepalang" Kayra menambahkan.
Aura, Adeeva dan Yasna hanya bisa menghela napas pasrah. Bukan mereka tak mengakui kalo Ali bersama sahabatnya itu tak ganteng. Hanya saja mereka memikirkan nasib pacarnya jika saja mereka jelalatan disini. Mereka hanya ingin menjaga kepercayaan dari sang pacar dan tak ingin menyia-nyiakan nya.
"Terserah kalian aja deh. Nanti kalo pacar kalian tau kalian lirik-lirikan lagi sama cowok lain, kita gak tanggung jawab" Tutur Yasna panjang lebar.
"Ya, jangan ada yang bocorin lah ogeb" Komentar Kayra dengan pedasnya.
"Lagian kalian tuh kenapa sih muji-muji mereka? Kalian suka?" Tanya Aura yang mulai jengah dengan Azmia dan Kayra.
"Suka? Siapa sih yang Gak suka sama spesialis cowok langka kayak mereka" Jawab Kayra dengan pasti.
"Udah, mending kita mampir dulu ke tempat selanjutnya sebelum kita prepare buat pulang besok" Daripada adu bicara yang tak akan ada habisnya, Edlyn pun berkata yang di setujui sahabatnya.
Yasna mengangguk. "Ya udah kuy, daripada ngomongin cogan mulu" Sahutnya.
Karena tak mau masalah sepele ini jadi semakin panjang, Kayra dan Azmia segera menyetujui ucapan Edlyn. Lagipula keduanya ingin menjelajah untuk yang terakhir kalinya. Berhubung besok pagi dipastikan mereka akan pulang ke kampung halamannya. Bukan mereka tak mau berlama-lama disini. Tapi, mereka juga harus mempersiapkan segala sesuatu untuk kepentingan nya melanjutkan menuntut ilmu pendidikan.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan. Ternyata obyek wisata terakhir yang mereka akan sambangi adalah Place de la Concorde. Yang merupakan sebuah alun-alun paling luas juga merangkap dengan alun-alun utama. Tempat ini di desain pada tahun 1755 oleh Jacques Gabriel dengan bentuk oktagonal dimana terdapat sebuah parit yang berfungsi sebagai pembatas. Fungsi alun-alun ini sendiri yaitu untuk mengelilingi patung raja Louis VX yang sudah dibangun sejak tahun 1748. Di sini juga terdapat 8 patung yang menandai bentuk oktagonal alun-alun ini.
Dan ada pula 8 kota di Perancis yang terwakili oleh patung-patung tersebut. Yakni Strasbourg, Nantes, Lyon, Brest, Bordeaux, Rouen, Marseille, dan Lille. Ada juga air mancur.
***
Mereka telah merasa puas berkeliling di sekitar alun-alun ini. Berhubung malam telah menjelang, kini mereka memutuskan untuk kembali ke penginapan. Di sana mereka akan bersiap-siap mengemas barang-barang nya kemudian beristirahat.
"Aduhh ini barang gue pada kemana sih?" Tanya Azmia nyaring dalam kamar, ia begitu panik saat tak semua barangnya ada.
Edlyn mendengus sebal. "Lo toa mulu ih, Mi. Heran gue" Jawabnya kemudian.
"Edlyn ku sayang. Barang gue gak ada ini"
"Ya terus?" Tanya Edlyn dengan sengit.
"Anjir lo, bukannya cariin kek"
"Malas"
Ketika Azmia akan kembali bersuara, tertahankan oleh seseorang yang mengetuk pintu. Ia pun dengan segera menoleh Edlyn yang berada di seberangnya. "Lyn, bukain gih" Titahnya.
"Lah? Kok gue? Lo kan paling dekat sama pintu Mia" Balas Edlyn tak terima.
"Gak mau! Takut gue"
"Takut apa sih, Mi? Lo tuh aneh-aneh aja"
"Takut setan lah, masa takut hello kitty"
Lagi-lagi Edlyn hanya bisa mendengus sebal. Azmia bisa-bisanya menyuruh dia membukakan pintu. Apalagi ini hampir tengah malam, bagaimana kalo itu beneran setan yang lagi iseng? Edlyn pun bergidik ngeri.
Sesaat kemudian, perlahan pintu ia buka. Dan bersyukur, bukan setan lah yang ada di depannya kini. Tapi Kayra dan Aura. Mereka berdua datang hanya untuk memberikan barang yang dibeli Azmia tadi. Ia lupa sampai Aura lah yang membawakan dari toko tadi sampai ke penginapan. Sesudah itu, Aura dan Kayra pamit ke kamarnya untuk segera berkemas agar bisa beristirahat dengan tenang dan tentram.
Pagi hari sudah tiba. Matahari mulai memasuki celah setiap kamar. Mereka memandangi pemandangan di kota ini dari balkon kamar satu. Sungguh berat rasanya meninggalkan kenangan itu disini. Seakan tak mau pergi, mereka hanya mampu tersenyum pahit. Kapan lagi mereka akan merasakan liburan apalagi berenam seperti ini? Mereka hanya bisa berharap.
"Ayo berangkat, nanti kita telat" Ajak Yasna, jawaban yang ia dapatkan hanya anggukan lesu.
Mereka mulai menggeret koper masing-masing. Tapi intruksi Kayra menghentikannya. "Kita foto dulu kuy" Seperti biasa, menurut Kayra hal apapun yang mereka lakukan harus di abadikan. Mereka pun hanya mengangguk patuh.
Setelah acara berfoto ria, mereka kembali melanjutkan perjalanan untuk segera ke bandara.
***
TBC..
Jangan Lupa Voment..
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us
Random[1] All About Us Ini Duniaku.. Aku mempunyai lima sahabat yang senantiasa menemani. Perhatian, serta penuh kasih sayang. Memiliki sahabat seperti mereka merupakan anugrah tersendiri bagiku. Aku senang. Aku bersyukur. Seiring dengan berjalannya waktu...