Saat waktu istirahat tiba, semua siswa berhamburan keluar kelas hanya untuk ke kantin, mengisi perut yang sedia telah keroncongan. Tak terkecuali keenam sahabat beserta pasangannya itu. Kini mereka tengah mengisi sebagian dari ke kosongan di kantin. Mereka memilih dua meja untuk didudukinya. Berhubung satu meja hanya memuat untuk enam orang.
"Kalian mau pesan apa?" Tanya Kayra pada sahabatnya. "Mumpung gue lagi baik nih" Tambahnya yang diiringi dengan cengiran.
"Gue bakso sama es jeruk ya" Jawab Azmia.
"Kalo gue sih siomay sama teh manis aja" Kini Adeeva yang menjawab.
"Gue ini aja, batagor kuah sama minumnya lemon tea" Giliran Yasna
"Gue.." Baru saja Aura akan menyampaikan pesanannya tapi tertahankan oleh ucapan Kayra.
"Aarrggghhh.. Gue pusing sama pesanan kalian" Geramnya.
"Anjritt lo, Kay katanya lo yang mau pesan gimana sih?" Azmia tak habis pikir dengan Kayra yang dengan mudahnya berbicara seperti itu, sedangkan tadi ia menyanggupi untuk memesan makanan.
Kayra hanya nyengir dengan gajenya. "Ya udah, lo yang pesan sama aja semuanya biar gak ribet" Saran Aura menyudahi perdebatan yang ada.
"Aaa.. Thanks, Ra. Lo emang yang paling ngerti gue" Balas Kayra dengan bahagia. Aura hanya menggelengkan kepalanya pelan. Kemudian Kayra pun melenggang pergi.
Tak lama ia kembali. Yang diiringi Mang Ajo di sampingnya untuk membawakan pesanan mereka.
"Yaelah, Kay lo merepotkan Mang Ajo mulu" Celetuk Azmia.
"Bodo. Lagian Mang Ajo nya aja kagak protes kenapa lo yang ribet sih?"
"Ya iya lah gak protes orang lo sukanya maksa" Cibir Adeeva yang diiringi dengan gelak tawa sahabatnya.
"Iya juga sih. Tapi, makasih ya Mang udah mau bawain ini" Ucapnya tak lupa berterimakasih kepada Mang Ajo.
Setelah Mang Ajo pergi, "Lyn, mana orang yang lo maksud?" Tanya Kayra.
Edlyn menggeleng. "Gak tahu, gak kelihatan" Jawabnya.
"Hai Kay" Sapa seseorang yang baru saja muncul.
Kayra melirik orang itu sekilas, kemudian membuang mukanya malas. "Bukan yang ini kan, Lyn maksud lo?" Tanyanya lagi saat melihat orang itu.
Edlyn tertawa sejenak, lantas menggeleng. "Bukan lah, Kay. Ya kali gue gak kenal sama adek lo" Jawabnya lagi.
Seseorang yang menyapa tadi itu adalah adik dari Kayra sendiri. Keduanya hanya berselang dua tahun saja. Dan kini adik Kayra menduduki kelas satu Sekolah Menengah Atas dimana satu sekolahan dengan dirinya. Namanya Kiara Yuna Annastyia. Dia adalah anak kedua terakhir yang terlahir di keluarganya.
"Lo ngapain kesini sih?" Tanya Kayra dengan garangnya.
Kiara hanya menampilkan sederetan giginya. "Santai kali, Kay. Gue kan cuma lewat" Jawabnya seraya melenggang pergi mencari tempat duduk.
"Ternyata lo sama adek lo gak beda jauh ya kelakuannya" Cercah Yasna.
"Enak aja! Gue sama dia tuh beda! B e d a b a n g e t!" Balas Kayra dengan penekanan di setiap katanya. Bukan apa-apa, ia hanya tak suka disamakan dengan adiknya itu karena keduanya berbeda, menurutnya.
Mendengar penuturan Kayra, otomatis mengundang gelak tawa mereka yang menganggap Kayra itu sangatlah lucu.
Disela-sela tawanya, Edlyn merasakan ada yang memperhatikannya. Dengan cepat ia mencari orang itu. Ia terkejut sesaat saat berhasil menangkap basah orang itu. 'Dia lagi' batin Edlyn. Ya, yang dimaksud Edlyn adalah adik kelas yang songong yang di maksudnya. Ia pun secepat mungkin mengalihkan pandangannya.
Aura yang merasa aneh dengan tingkah laku Edlyn, "Lyn, lo kenapa sih? Kayak ada yang aneh gitu" Kemudian ia bertanya.
Edlyn terperanjat. "Hah? Eng.. Enggak kok" Jawabnya sekilas.
"Lyn, gak usah pake nutupin dari kita deh" Ingat Azmia yang diangguki oleh yang lainnya.
Edlyn mengisyaratkan agar sahabatnya mendekat kearahnya, kemudian ia berkata. "Adik kelas yang gue maksud duduk dibelakangnya lo, Yas" Jelasnya pada Yasna yang duduk membelakangi adik kelas itu.
Perlahan kelima sahabatnya itu menengok kearah yang Edlyn maksudkan. Ternyata tak satu pun dari mereka yang mengenali nya.
"Kalian ada yang kenal gak?" Tanya Edlyn memastikan.
"Gue gak kenal" Jawab Kayra.
"Gue juga" Timpal Aura, Azmia, Yasna dan Adeeva.
"Ken?" Dari arah belakang Edlyn terdengar ada suara yang menyahut.
Refleks semua pasang mata tertuju pada orang yang bersuara itu yang ternyata adalah Aulian. "Kamu kenal dia, Li?" Segeralah Aura bertanya.
Aulian terlihat kebingungan harus menjawab apa. "Itu adek gue" Malah Abyan yang menjawab tanpa beban sedikit pun.
"Hah?" Balas DIAZLYNA yang kaget bukan main.
"Kamera mana kamera?" Tanya Arvino dengan candaannya.
"Gila lucu banget tuh muka" Sahut Syauqi.
"Itu muka cengo gitu" Cibir Eshall menambahkan ucapan sahabatnya.
Dengan cepat DIAZLYNA mengontrol wajahnya agar tak diledek lagi oleh Arvino, Syauqi dan Eshall.
"Lagian emang lo aja, Kay yang punya adek sekolah disini juga banyak kali" Ucap Eshall yang kebingungan dengan respon yang mereka berikan.
"Adeknya Abyan, Lyn" Alih-alih menjawab ucapan Eshall, Kayra malah mengacuhkan nya.
Aura menepuk pelan lengan Kayra. "Edlyn juga dengar, Kay" Tegur nya.
Edlyn mengangkat bahunya acuh. "Bodo lah, gak usah ditanggepin aja" Jawabnya mencoba tak peduli dengan keadaan sekitar dan kembali fokus pada makanan yang ada di hadapannya.
***
TBC..
Jangan Lupa Voment..
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us
Random[1] All About Us Ini Duniaku.. Aku mempunyai lima sahabat yang senantiasa menemani. Perhatian, serta penuh kasih sayang. Memiliki sahabat seperti mereka merupakan anugrah tersendiri bagiku. Aku senang. Aku bersyukur. Seiring dengan berjalannya waktu...