Awalnya tak terasa,
Semakin lama tak jumpa,
Barulah sadar,
Mungkin ini awal kerenggangan kita.
»••«Setelah pulang dari rumah Aura, Edlyn segera membersihkan diri bersiap untuk istirahat berhubung malam sudah datang. Hari ini, sengaja mereka tidak menginap mengingat nasib orang disekitar rumah Aura yang akan terganggu. Dan memang DIAZLYNA tidak terlalu sering, mereka akan menginap bila ada kebutuhan dan untuk sekedar melepas rindu.
Baru saja Edlyn akan membaringkan tubuhnya di tempat tidur, langkahnya terhenti oleh ketukan pintu dari luar.
Dengan langkah malas, Edlyn menghampiri pintu untuk membukanya. “Ada apa Bi?” tanya Edlyn.
“Ada tamu di depan, Neng” ucap seorang asisten rumah tangga.
Edlyn mengerutkan keningnya. “Siapa?”.
“Ujang ganteng, Neng”
“Ya, udah. Makasih ya, Bi”
Dengan cepat Edlyn melangkahkan kakinya menuju orang yang dimaksud asisten rumah tangganya itu. Matanya terbelak saat melihat penampakan yang ada di depannya.
“Ngapain kalian ke sini?” tanya Edlyn refleks.
Abyan terseyum. “Tenang gak usah ngegas gitu” balasnya.
“Bukannya gitu, ini kan udah malam. Lagian besok juga sekolah, kalian mau ngapain?”
“Tadinya juga gitu, cuma ini bocah satu gak sabaran” jawab Abyan.
Arvino menoyor Abyan. “Ye, gue bilangkan tadi besok aja. Itu mah lo nya yang mau ketemu Edlyn” ujar Arvino yang membuat Abyan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“Ya, sekalian” ucap Abyan dengan tampang watadosnya.
“To the point aja deh. Kalian mau ngapain? Gue ngantuk” jawab Edlyn yang sesekali menguap.
“Lo gak malu apa depan cowok nguap?” tanya Arvino yang tak habis pikir dengan Edlyn.
Edlyn memasang wajah menantang. “Kenapa? Gak suka? Gak rugi tuh. Lagian gue ngantuk berat. Mau apa sih?” balasnya acuh.
“Yan, lo serius suka sama model yang kayak gini?” tanya Arvino setengah berbisik, Abyan terkekeh.
“Malah gosip. Udah ah gue tidur bye” Edlyn yang merasa tak ditanggapi kehadirannya segera ingin melangkahkan kakinya menuju kamar, tapi aksinya dihentikan oleh Abyan. “Apa lagi?” tanya Edlyn.
Abyan melirik Arvino untuk memastikan. Yang dilirik pun mengangguk. “Vino, minta nomor Azmia” ucap Abyan yang diangguki Arvino.
Edlyn tertawa sekilas. “Lo cowok bukan sih, Vin?” pertanyaan yang jelas diangguki Arvino. “Kalo lo suka, samperin dia, minta nomornya sendiri. Ngapain lo minta nomornya ke gue?”
Arvino berdalih. “Kan lo sahabatnya, Lyn”
»••«
“Haii” sapa Azkayra dan Adeeva saat keduanya telah sampai di tempat DIAZLYNA biasa berkumpul.
Aura yang duluan menyadari kedatangan kedua sahabatnya itu lantas bertanya. “Tumben kalian datang jam segini”
Azkayra menghembuskan napasnya gusar. “Biasalah adek gue ngeselin” jawabnya dengan lesu.
Yasna menepuk - nepuk pundak Azkayra seolah memberikan semangat untuknya.
Sesaat kemudian Aura, Azkayra, Edlyn, Adeeva dan Yasna saling memandang satu sama lain. Pandangannya memberi petunjuk seakan Azmia akan diintimidasi oleh mereka. Tak lama, kini pandangan terfokus pada Edlyn. Yang dipandang pun mengangkat bahunya tak mau ikut campur. Tapi niatnya ia urungkan setelah melihat Azkayra yang memandang dengan tatapan membunuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us
Random[1] All About Us Ini Duniaku.. Aku mempunyai lima sahabat yang senantiasa menemani. Perhatian, serta penuh kasih sayang. Memiliki sahabat seperti mereka merupakan anugrah tersendiri bagiku. Aku senang. Aku bersyukur. Seiring dengan berjalannya waktu...