«18» Semakin Berlalu

32 5 0
                                    

Hari ini DIAZLYNA sedang berkumpul di rumah Aura, seperti biasa. Edlyn dan Azmia, ke bagian tugas pergi keluar untuk membelikan camilan yang akan menemani kebersamaannya. Dan di sini, tinggallah Azkayra, Aura, Adeeva, dan Yasna mereka sedang asik berbincang hangat.

Drrttt.. Drrttt.. Drrttt..

Perhatiannya teralihkan dengan suara getaran ponsel. Ponsel itu milik Azmia yang dengan kebetulan tak dibawanya, tak seperti biasa. Getaran itu tak hanya terjadi satu kali.

Azkayra mengalahkan rasa penasarannya, ia mengintip seakan ingin tahu siapa yang menelepon sahabatnya itu sampai beberapa kali. Matanya menyipit saat melihat nama yang tertera di handphone Azmia.

“Siapa Kay?” tanya Adeeva yang tak mengikuti aksi Azkayra.

Yang ditanya pun menoleh. “My Love” jawabnya pelan tapi pasti.

Aura, Yasna begitu pun dengan Adeeva terkejut. Pasalnya, Azmia tak pernah bercerita kalo dia mempunyai seorang pacar. Pastilah kontak yang di tulis My Love itu pacarnya tak akan mungkin tidak. Rasa penasaran pun muncul di kepalanya, siapa kah My Love itu? Entahlah, hanya Azmia, Tuhan dan My Love itu yang tahu.

Dengan cepat Azkayra mengembalikan ponsel Azmia ke tempat semula saat ia tak sengaja melihat Azmia dan Edlyn berjalan mendekat ke arah mereka.

“Lama banget lo berdua” Adeeva membuka suara sekalian mengalihkan perhatian agar Azmia tak mencurigainya.

Azmia menghembuskan napasnya panjang. “Mang Ajo nya tutup, jadi kita harus cari yang lain dan pastinya lebih jauh” Mang Ajo adalah warung tempat langganan mereka.

Adeeva hanya mengangguk dan membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Azkayra menatap Azmia yang sedang meraih ponselnya, sesaat kemudian Azmia tersenyum melihat layar pada ponsel itu.

Azkayra semakin penasaran, ia pun mencoba bertanya. “Lo punya pacar, Mi?”

Pertanyaan yang begitu spontan. Azmia kebingungan harus berkata apa. “Mmm.. Kok lo nanya kayak gitu, Kay?” bukannya menjawab Azmia malah balik bertanya.

“Tadi ada panggilan masuk ke handphone lo, gak sengaja gue lihat namanya My Love, pacar lo kan?” ceplos Azkayra tanpa canggung.

“Hah? Lo lihat?” Azkayra mengangguk sekilas. “Itu.. Itu.. Bunda” jawabnya sambil tertunduk.

“Gak usah sungkan kalo mau cerita, Mi” timpal Adeeva.

“Apa gunanya kita sebagai sahabat lo, kalo lo gak mau cerita sama kita?” sahut Yasna.

“Iya, Mi. Gue gak mau ada rahasia antara kita, takutnya nanti malah su’udzon” Aura ikut angkat bicara.

“Ka.. Kalian ini apa sih? Kalo gue ada sesuatu pasti gue cerita kok. Itu.. Itu.. Kan benar Bunda. Kalo gak percaya telepon balik aja nih” Azmia menjawab dengan gugup, agar tak dicurigai ia segera menyodorkan handphonenya pada Azkayra.

“Kita percaya sama lo kok, ya kan?” Edlyn memastikan pada sahabatnya yang lain.

“Iya kita percaya kalo lo gak bohong sama kita”

Satu kalimat yang sukses sampai ke dalam hati Azmia. Para sahabatnya sangat percaya padanya. Lantas mengapa ia harus menyembunyikan fakta yang ada? Dan akan sampai kapan ia kuat menyimpan rapat fakta itu? Semua sangatlah berat, Azmia terlalu malu untuk mengungkapkan bahwa dirinya telah mempunyai pacar, dan dia adalah Arvino. Orang yang selalu ia banggakan pada sahabatnya.

“Heh ini kenapa pada diam sih? Mending kita nonton drakor aja ayo” ajak Aura seraya mencairkan suasana yang sempat canggung itu.

“Ayo, ayo” jawab Yasna antusias.

“Ogah ah” bantah Edlyn.

“Lo kok gitu sih, Lyn? Gak seru ah” kini Adeeva yang menimpali.

“Gue kagak ngerti yang kayak gituan”

“Ah lo diam aja, Lyn. Entar lo juga suka, ayo putar filmnya”

Film pun di putar. Semua orang memperhatikan jalan ceritanya. Begitu juga Edlyn, meskipun sering kali ia tek mengerti alur ceritanya tapi setidaknya ia bisa membahagiakan sahabatnya dengan cara berdiam diri dan tidak protes.

***

“Seperti yang sudah dijanjikan, hari ini silahkan kalian pilih kelompok masing-masing, terdiri dari tiga orang dan harus dicampur antara laki-laki dan perempuan”

Bu Eni yang tengah sibuk menjelaskan kepada semua siswanya tentang tugas yang akan diberikan. Dan menyerahkan kepercayaannya tentang siswa yang akan dipecah menjadi beberapa kelompok. Bu Eni merasa mereka sudah besar dan bisa mempertanggungjawabkan setiap kelompoknya nanti. Dan setelah itu Bu Eni pergi meninggalkan kelas yang kalang kabut mencari orang yang akan menjadi anggota kelompoknya.

“Mi, loe sama gue sama Uqi juga” Arvino menghampiri Azmia, kemudian tersenyum seraya mengangguk.

“Kay, Ra, kalian sama gue ya” sahut Kalvin yang tiba-tiba ada di depan Azkayra pun tersenyum.

“Deev, lo sama gue ya, bawa juga Yasna” Eshall menggerakkan alisnya naik turun.

Yasna mendelik. “Bawa!? Emang gue barang apa?” ia menyaut dengan sengit.

“Lah gue sama siapa?” Edlyn mengerutkan keningnya, sahabatnya yang lain sudah di terpilih sedangkan dirinya tak kunjung ada yang mengadopsi juga.

“Kasihan lo, Lyn” ledek Azkayra.

“Yan, sahabat gue tuh” timpal Adeeva.

Abyan melirik Adeeva. “Kode ya, Deev?” tanyanya seraya cengengesan.

“Ah gak peka lu, Yan” sahut Aura.

Abyan menghampiri Edlyn yang tengah uring-uringan karena ia belum mempunyai kelompok. “Pulang sekolah gue ke rumah lo ya” ucapnya.

Edlyn menyipitkan matanya. “Gak ada receh di rumah, Yan” jawabnya asal.

“Sengklek!! Lo kira si Abyan mau ngemis apa?!” bantah Aura dengan tawanya.

“Iya ngemis, ngemis cinta” jawab Aulian diiringi tawa serangan dari para sahabatnya.

“Serah ah gue balik duluan, bye!!” ucap Edlyn seraya melangkahkan kakinya ke luar kelas.

“Eh, Edlyn!! Tunggu kita dong” disusul oleh para sahabatnya.


















TBC..
Jgn lupa voment..

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang