Part 11 Kebencian

72 4 0
                                    

Kebencian yang semakin menjadi - jadi dalam diri Ayu kepada Indra atas apa yang di lakukannya, membuatnya kini melihat Indra bak monster yang harus di musnahkan, hatinya sangat berapi - api, bagaikan dendam kesumat. Suatu hari di kampus, Ayu sedang mengobrol dengan Dewi di kantin tentang perasaannya terhadap Indra.
        "Aku tidak menyangka akan laki - laki itu", !! Dia berucap dengan nada suara penuh emosi.

Dewi menyimak pembicaraannya sambil meminum teh manis hangatnya, sebenarnya Dewipun memiliki penilaian yang sama dengan Indra, namun tidak di utarakan dan dari raut wajahnya justru dia memperlihatkan dia mendukung pendapat Ayu yang sudah jelas salah, memaksa orang lain untuk mengikuti adat di keluarganya.
         "Aku sudah cukup bergaul dengan Indra, teryata dia tidak mampu untuk berubah, paling tidak menghargai tata cara yang ada di daerah ini, apalagi sudah masuk ke keluargaku bahkan bertemu orang tuaku", Ayu bercerita dengan nada suara kesal.
         "Yah memang dasar dia anak Jakarta, sosok yang hidup di kota yang bebas", Ayu menambahkan kata - katanya.
          "Dan anehnya, justru dia menyalahkan aku yang terlalu berlebihan", Ayu masih melanjutkan kata - katanya dengan suara kesal.
       Dewi sebenarnya juga merasakan hal yang sama, terkadang sifat Ayu menunjukkan dia memang berlebihan terhadap adat di dalam hidupnya, seakan di depan orang pendatang harus  mengikuti sepertinya, selalu saja di tekankannya masalah adat, dan keluarganya, dengan segala hal kalau di muka umum, jika saja pendatang melakukan suatu hal yang nampak ada masalah di jalan, dianggapnya sebagai pelanggaran bagi Ayu, tanpa mau tahu urusan mereka tapi hanya ingin ikut campur demi adat, demi apa yang di yakininya itu menganggu untuk di daerah tempat tinggalnya, padahal iustru menimbulkan kontra dengan orang tersebut akhirnya dianggap aneh.

         Padahal, kenapa tidak biarkan saja mereka berbuat apa saja, dan jika mereka melakukan sesuatu setidaknya mereka sudah menghomarti dan menghargai adat yang ada namun dengan caranya sendiri, dan sifat pribadi orang lain di jalan bukanlah urusan Ayu, namun Ayu tidak peduli akan hal itu, baginya yang mengikuti adat yang ada seperti caranya, meskipun dianggap berlebihan oleh orang lain, yah memang pada dasarnya Ayu berlatar belakang dari keluarga yang sangat kental dengan adat yang di gunakannya jadi itulah yang di bawa keluar rumah, tapi bukankah sama halnya dengan mereka saja, jangan hanya karena adat menjadikan ego diri sendiri kepada orang lain, setiap orang juga punya haknya masing - masing.
      Setidaknya mereka orang yang sudah paham, kemana kaki mereka akan melangkah, mereka pergi bukan sembarang pergi, tetapi mereka sudah mengetahui lebih dulu seperti apa tempat tujuannya.

       "Yah begitulah kelakuan anak Jakarta, walau tidak semua lalu omong - omong apa yang kamu akan lakukan kepadanya, jika bisa aku bantu" , Dewi bukannya menasehati Ayu tapi justru berniat mengomporinya, entah apa yang ada dalam pikirannya, namun sebenarnuys sikap Dewi yang tidak Ayu ketahui adalah dia tidak sebaik malaikat.
        "Cukup dia di beri pelajaran sedikit saja", Ayu berkata dengan sinis, lalu Dewi mengangguk   apakah Dewi akan menuruti Ayu, sebaliknya tidak.
         

     Selama ini hidupnya dihiasi dengan ruang lingkup kehidupan yang tidak sehat, satu alasan Dewi belajar menari di kampus tersebut, adalah bukanlah nantinya sebagai penari yang menjauhi nafsu laki - laki, membatasi diri jika sudah berlebihan, melainkan justru menawarkan tubuhnya untuk mereka.
       Seperti apa yang di lakukan, oleh Ibu Dewi yang hidup di tanah Sunda sana, bernama Vira, kala mudanya dihabiskan untuk menari jaipong untuk melayani laki - laki, namun kegagalan yang di miliki Vira, adalah dia belum mendapatkan laki - laki yang bisa memenuhi birahinya dengan membuatnya hamil, selama ini hanya terjebak dengan laki - laki yang salah, karena mereka teryata bukanlah si hidung belang dan justru pergi meninggalkannya dan sampai akhirnya bertemu dengan Arya yang bisa memenuhi nafsunya hingga membuatnya hamil diluar nikah, jadi Dewi adalah anak diluar pernikahan, Sebelum Arya menikahi Vira, Vira sudah mengandung lebih dulu.

    Kebencian yang membuta pada diri Ayu, membuatnya tidak berpikir panjang lagi, dia mengirim whatsapp pada Andi, awalnya memang berniat untuk menceritakan semuanya namun entah bagaimana tertahan di hatinya, pada saat Andi sudah sampai di teras rumahnya.
   

     "Ada apa, sikapmu tiba - tiba aneh", ? Andi bertanya padanya, dan Ayu hanya menggeleng
     "Aku hanya ingin mengajakmu keluar sejenak untuk mencari angin, tapi ajakan itu aku tawarkan kepadamu lebih dulu, untuk yang lebih memiliki kekuasaan sebagai laki - laki  sps kamu akan tawarkannya kepadaku", ? Ayu bertanya.
      "Inggih, aku mau menawarkanmu kita jalan - jalan sejenak makan di Mailoboro", Andi menanggapinya dan Ayu mengangguk.

   Mereka mengobrol di tempat tersebut, sampai waktu menunjukkan pukul sembilan malam, dan apa saja yang di obrolkan adalah mengenai tugas.

SRI RAHAYU ( masih berupa outline Novel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang