Akhirnya pernikahan antara Ayu dan Andi, di laksanakan juga, namun perasaan yang ada sulit ditepiskan olehnya.
Hari itu akad nikah, di laksanakan pada pagi hari, dari mulai pagi jam setengah enam kurang, Ayu sudah mulai dirias, dj dalam gedung dalam ruang rias pengantin, pikiran yang sulit di tepiskannya, sangat hebat menguasai dirinya, di atas meja tergeletak Hp miliknya, Ayu mencari kontak Indra, dan ingin memberi tahu dirinya, meskipun bisa jadi Indra sudah mengetahui mengenai itu, melalui profile dirinya.
"Indra, aku akan menikah dengan Andi.....", Ayu menulis pesan tersebut di dalam whatsapp dan mengirimnya ke kontak Indra, guncang perasaanya mulai timbul dengan hebat, Indra memang belakangan tidak terlalu tergesa - gesa membalas whatsapp dari Indra.
Dia menegadah memandang ke cermin, lalu mengambil lipstik untuk menambahkan warna merahnya.
"Wes, cah ayu....", seorang penata rias, memberi tahukan kalau sanggulannya sudah selesai, Ayu mulai berdiri dengan anggun, untuk meninggalkan ruang penata rias, langkahnya terlihat perlahan, dengan di dampingi oleh pihak keluarga yang berjalan di belakangnya sampai menuju ke tempat akad nikah.
Nampak dari kejauhan, orang - orang telah berkumpul di perhelatan, untuk menyaksikan hari yang bersejarah, sepanjang hidup. Andi bagai seorang pangeran tampan, dengan blakon yang dikenakannya serta beskap berwarna putih di hadapan penghulu, Ayu perlahan mendekati dirinya dan duduk di sebelahnya,
Air mata menetes perlahan di pipi, seperti halnya ada rasa dia juga ingin mengikuti garis takdir hidupnya untuk bersama Andi, dan benar - benar akan menjnggalkan Indra dari hatinya.
"Indra aku minta maaf" lirih hati Ayu berkata.
Pada saat yang bersamaan, Indra baru saja melihat pesan whatsapp di layar Hp, air mata turun dengan hebat, kali jni dia benar - benar di rundung sepi yang menyiksa hidupnya karena dia hidup bersama Dewi, yang semakin menyiksa hidupnya, rasanya kenapa tidak lebih bak dirinya yang mati.
Dewi, berdiri di samping Indra, dan ikut membaca pesan whatsapp dari Ayu, dia bersedekap sambil menyeringai sadis.
"Kenapa kamu membiarkan aku hidup sebatang kara, aku juga ingin mati", Indra berkata dengan serak.
"Aku tidak ingin kamu mati, karena aku mencintai tubuhmu....", perkataan Dewi semakin membuat Indra tersiksa, dia menangis dengan perih mendengar kata - kata tersebut,
"Sejak dulu inilah yang ku inginkan....", Dewi semakin menyeringai.
"BUNUH AKU.......", !!!!!!!!!!!!!!! Indra berteriak keras.
"Kalau kamu yang mati, aku juga ingin mati bersamamu dan anak kita juga, semua harus mati dan itulah cinta...., kau harus mencintaiku Indra, tubuhmu milikku", ! Dewi berkata sengit."Dasar jalangggg kamuuu", !!! Indra membalasnya dengan sengit, air matanya tak mampu lagi dikuasai olehnya, entah bagaimana dia merasa sangat lemah di hadapan Dewi, Indra berupaya agar keinginan mati itu tidak akan gagal lagi, dia, mengambil pisau di laci dan menancapkannya ke perutnya, Indra menahan rasa sakit itu hingga dia tergeletak, namun siapa yang menyangka.
Jika Dewi mengagalkannya, dia menyelamatkan nyawa Indra dengan mengajukan operasi dengan cepat, dia tetap membiarkan Indra menderita karena cinta dan hidup bersamanya, meski harus tersiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRI RAHAYU ( masih berupa outline Novel )
Romancesebuah kisah cinta berlatar belakang kota Yogyakarta. Sri Rahayu adalah seorang gadis Jawa tulen yang sangat menjaga adatnya karena didikan turun temurun di keluarganya, dan sosok yang polos juga lemah lembut, tetapi ketika dia memasukki dunia luar...