Part 12 Umur Dua Puluh Tahun.

82 3 2
                                    


Memasukki semester empat, umur Ayu menginjak dua puluh tahun, dan selama 3 semester dia sama sekali tidak menyadari kalau sekarang ini, Indra sedang dekat dengan Dewi, sekedar melampiaskan kekecewaannya pada Ayu, namun di balik itu Indrapun tidak menyadarinya jika Dewi adalah wanita serigala.
        Dan pada saat pulang kampus, Ayu saat ini justru menjadi lebih dekat dengan Andi, dia bertemu seperti biasanya, di teras rumah, raut wajahnya tidak biasanya Ayu menatap heran dirinya.
       "Ayu, sore nanti orang tuaku katanya ingin bertemu kamu", dia mengutarakan niatnya.
Ayu hanya menatapnya semakin heran.
        "Apakah ada hal yang sangat penting ", Andi tidak menjawab kata - kata itu, dia hanya terdiam
         "Andi", Ayu menyebut namanya.
         "Nanti saja kamu akan tahu, aku mau mengerjakan tugas dulu", Andi meninggalkan teras rumah dan Ayu membalasnya, entah kenapa ada yang tersirat di dalam hati Ayu tentang sebuah cinta, di dalam pikirannya, mengapa dia baru menyadarinya, sikap Andi, seperti halnya menunjukkan orang yang sudah jatuh cinta, dan mungkin benar kata orang cinta itu datang terlambat, bahkan cinta datang ketika tidak dipilih.

Ayu masih terdiam disana, sebelum akhirnya masuk ke rumah, memerhatikan langksh kaki Andi yang berjalan kearah pintu pagar rumahnya, dan setelah melihat dia sudah masuk ke dalam rumah Ayupun juga masuk ke dalam.
      Tidak terlintas sedikitpun penyesala dalam diri Ayu, akan apa yang di lakukannya kepada Indra, padahal Indra saat ini dia sedang memikirkan segalanya di balkon kosnya, suara lalu - lalang bunyi motor terdengar, menemaninya melihat purnama. Ada rasa sesal sejenak yang timbul dengan perkataannya terhadap Ayu, jika baginya itu adalah sebuah penghinaan terhadap adat dan keluarganya, namun kalimat yang di ucapkannya hanyalah menggambarkan perasaan yang tersimpan selama ini.
      Baginya apalagi yang salah selama berada di tinggal disana, sudah banyak yang di lakukan mengikuti gaya dan tata cara di daerah jni, karena kesadarannya sendiri tanpa harus di dikte orang setempat, dan rasanya hanya Ayu yang melakukannya, Indra tahu dia gadis yang sangat menjaga adat di keluarganya, namun sampaikah harus melakukan semua itu, seolah orang lain tidak punya hak, padahal orang di jalan bisa melakukan apa saja, yang Ayu tidak tahu masalahnya tetapi di balik itu dia masih memiliki sifat positif, adalah menjaga adat keluarga dengan sangat keras untuk bertahan walau apapun, meskipun kelak bisa saja dia akan meninggalkan Yogyakarta.

       Dibalik lampu temaram, Diaz, menghampiri Indra yang sedang berdiri di balkon.
  "Kamu belum mengerjakan tugas", suaranya membuyarkan lamunan isi kepalanya dia menoleh ke belakang, sambil menarik nafas pendek.
      "Mungkin memang aku tidak cocok tinggal disini", Indra mulai berkata, Diaz mengeryitksn kening mendengar perkataannya.
         "Apa yang kamu pikirkan, bukankah ini impianmu, tinggal beberapa semester ke depan lagi juga akan selesai", Diaz mencoba perhatian kepadanya.
         "Diaz, pengorbananku adalah sebuah kegagalan untuk apa berjuang dan saat ini, aku justru seperti orang yang sedang sibuk mencari pelarian....", Indra bercerita panjang lebar.
          "Dewi teman Ayu maksudmu", ? Diaz bertanya dan Indra hanya mengangguk lesu.

"Aku tahu apa yang terjadi denganmu sekarang, kalian bertengkar", ? Diaz memerhatikan wajahnya.
"Mungkin benar aku hanya anak Jakarta yang sudah terbiasa dengan kehidupan bebas, tapi terus terang aku tidak sama sekali ada maksud tidak menghargaiku, kamu tahu aku mencoba segalanya meskjpun bukan jadi diriku sendiri selama disini, namun seolah tempatnya aku adalah salah, tapi jika itu benar aku akan mengubahnya", Indra berkata panjang lebar.

"Memang sebagian orang sini sangat menjaga tata kramanya, tapi jika itu yang di lakukan Ayu adalah berlebihan namanya, tidak berhak jika itu adat di keluarganya dia terlalu menuntut orang harus seperti dia", Diaz memberikan pendapatnya.

   "Tapi dia juga benar Diaz...., tidak semuanya negatif, dia orang yang baik, hal itu wajar karena  nenek buyutnya yang pertama kali menularkan ke dirinya", Indra berkata sambil mengangguk.
    "Besok di kampus, aku tidak langsung pulang ke kos, aku ingin bertemu Dewi dulu", Indra berkata dengan suara halus.

SRI RAHAYU ( masih berupa outline Novel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang