Mereka berencana akan pergi ke Lombok bulan depan, Pantai sengigih terkenal memang indah dan cocok untuk pergi bulan madu bersama pasangan, Ayu juga mengajak sekaligus Jono dan Lasmi untuk jalan - jalan bersama, mereka sudah memesan tiket juga untuk berangkat, tanpa memjliki firasat apapun, karena hari ini Indra sedang perjalanan menuju kembali ke Yogyakarta.
Indra, yang tengah berada di dalam kereta, meneguk teh manisnya, dan matanya menerawang, kearah depan, sambil menghembuskan nafas, menahan pilu yang amat menyakitkan, dia sudah tahu, kalau Ayu sudah menikah dengan Andi, namun hal yang ingin disampaikannya tidak bisa untuk ditundanya.
Ambisinya, semakin memuncak dimana, hidupnya kini bagai di dalam neraka bersama Dewi, dia hanya sekedar mengungkapkans isi hatinya kepada Ayu, meski bukan lagi waktunua untuk bersikekeh mencintainya, karena Ayu telah punya suami.
Mata menerawang, memandang masa lalu yang indah namun berakhir buruk dalam waktu singkat, karena yang sebenarnya terjadi adalah ego keduanya.
Emosi yang tidak terkendali, oleh keduanya, dari sekian lamanya, Indra, kembali lagi dimana kisah pernah terajut kala itu, pada pukul lima sore, dia sudah sampai di Yogyakarta dan menginap di hotel Malioboro, Indra menaruh ransel diatas meja, kemudian membuka korden sambil melihat dari kaca jendelanya pemandangan Yogyakarta yang tak banyak berubah dari jaman dulu, saat pernah menempuh pendidikan meski dalam waktu singkat tersebut.
Matanya seakan menatap jelas masa lalu, ketika dia menelusuri jalan - jalan setapak di halaman kampus, bahkan pada saat dia duduk di dalam kelas, kini dia teringat lagi, pada harapan yang pupus karena perbuatannya dengan Dewi.
Indra saat itu, sosok yang labil dan mudah terpengaruh, karena kisah hidup miris dirinya baru saja kehilangan seorang adik bernama Enggar.
Seseorang mengetuk pintu dari luar, dan Indra membukakan pintunya, seorang pelayan hotel membawakan minuman ke dalam kamar.
"Sekedap, mas apa ada seorang penari bekerja di hotel ini", ? Dia bertanya dengsn sopan.
"Di hotel ini belum ada acara event apapun, jadi belum mengundang tamu....", jawabnya sambil meninggalkan kamar.
Pekerjaan Ayu, adalah mengisi acara event di restoran atau hotel juga pernikahan, jika memang begitu, sudah pasti Ayu tidak ada disana.
Emosi yang tidak terkendali, oleh keduanya, dari sekian lamanya, Indra, kembali lagi dimana kisah pernah terajut kala itu, pada pukul lima sore, dia sudah sampai di Yogyakarta dan menginap di hotel Malioboro, Indra menaruh ransel diatas meja, kemudian membuka korden sambil melihat dari kaca jendelanya pemandangan Yogyakarta yang tak banyak berubah dari jaman dulu, saat pernah menempuh pendidikan meski dalam waktu singkat tersebut.
Matanya seakan menatap jelas masa lalu, ketika dia menelusuri jalan - jalan setapak di halaman kampus, bahkan pada saat dia duduk di dalam kelas, kini dia teringat lagi, pada harapan yang pupus karena perbuatannya dengan Dewi.
Indra saat itu, sosok yang labil dan mudah terpengaruh, karena kisah hidup miris dirinya baru saja kehilangan seorang adik bernama Enggar.
Seseorang mengetuk pintu dari luar, dan Indra membukakan pintunya, seorang pelayan hotel membawakan minuman ke dalam kamar.
"Sekedap, mas apa ada seorang penari bekerja di hotel ini", ? Dia bertanya dengsn sopan.
"Di hotel ini belum ada acara event apapun, jadi belum mengundang tamu....", jawabnya sambil meninggalkan kamar.
Pekerjaan Ayu, adalah mengisi acara event di restoran atau hotel juga pernikahan, jika memang begitu, sudah pasti Ayu tidak ada disana.
Di lain tempat, Ayu sedang mencari perlengkapan barang, di sebuah toko untuk nanti dibawa, nanti ke Lombok, Ayu mengambil tempat untuk mengisi baterai dan menaruhnya di dalam keranjang lalu membawanya ke kasir.
Di lain tempat, Ayu sedang mencari perlengkapan barang, di sebuah toko untuk nanti dibawa, nanti ke Lombok, Ayu mengambil tempat untuk mengisi baterai dan menaruhnya di dalam keranjang lalu membawanya ke kasir.
Dan mereka setelah membayar, di kasir langsung keluar toko, dan entah bagaimana berpas pasan dengan Indra, yang berdiri di hadapan mereka.
"Indra", Ayu menyebut namanya lebih dulu, dan meremas kuat pergelangan tangan Andi, namun dia justru tetap tenang di depan Indra.
"Kamu sudah tahu kan, kalau kami sudah menikah", Andi berkata pelan.
"Sekedap, maaf aku juga tidak bermaksud menganggu kalian, jika kedatanganku, akan membuat masalah baru, aku akan beli tiket untuk besok ke Jakarta....", Indra berkata sopan.
"Indraaa..., aku ingin bicara denganmu", ! Tiba - tiba saja Andi berkata tegas, menatap luka di matanya yang sangat pedih di hidupnya.
Mereka bicara berdua, dalam sebuah restoran, Indra terdiam sejenak di hadapan Andi.
Dan diamnya terasa seperti ada sakit paling dalam."Dewi membunuh orang tuaku, aku sekarang hanya hidup sendiri, selama ini aku tidak menceraikannya karena ancaman itu, dia sama sekali tidak ada rasa cinta padaku dan hanya nafsu menginginkan tubuhku dan karena cemburu kepada Ayu, aku melaporkan Dewi ke kantor polisi, dan......", rasanya tidak sanggup Indra meneruskan kata - katanya.
"Jika, memang Ayu harus bersaksi, aku rela mengorbankan rencana bulan madu kami, mungkin aku sempat terpengaruh hal yang tidak baik itu, tapi sekarang aku bisa memahamjmu", teryata pernyataan Andi, diluar dugaan Indra, dia sungguh bijaksana, mengagallkan rencana bulan madunya demi membantu masalah Indra.
"Andi, aku hanya hidup sendiripun, tidak apa - apa, asalkan kalian dapat bahagia", Indra tersenyum bijak meski pahit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRI RAHAYU ( masih berupa outline Novel )
Romancesebuah kisah cinta berlatar belakang kota Yogyakarta. Sri Rahayu adalah seorang gadis Jawa tulen yang sangat menjaga adatnya karena didikan turun temurun di keluarganya, dan sosok yang polos juga lemah lembut, tetapi ketika dia memasukki dunia luar...