Andi dan Ayu serta Indra, baru saja turun di stasiun Gambir, dan sorenya setelah baru saja sampai, mereka langsung masuk ke dalam kantor polisi, kali ini adalah pengorbanan hati, Andi untuk membantu Indra, yang dulu pernah memiliki rasa kepada Ayu. Meskipun Ayu sempat menolak rasa itu dari Indra.
Betapa teryata, Andi adalah orang yang sangat bijaksana, dia merenung sejenak setelah selesai mengobrol dengan Indra, dia mengajak Ayu berbicara setelah makan malam.
"Ayu, yang dimiliki oleh Dewi benar - benar bukanlah cinta, hanya nafsu semu, bahkan dia membunuh orang tua Indra", Andi mulai menyampaikan pesan tersebut.
Ayu, mendengarkan kata - kata itu sambil merenung, dan menatap kearah Andi, dia menghela nafas sejenak.
"Aku merasa dia hanya merasa kesakitan sendiri di dalam hidupnya, oleh Dewi, dan disini akupun juga menjadi belajar, untuk tidak egois terhadap apa yang menjadi adat kita kepada orang lain, yang memang baru saja menginjakkan kakinya ke Yogyakarta", Andi berkata panjang lebar.
"Andi........", Ayu mulai ingin pembicaraan dengan menyebut namanya, air matanya menetes dan Andi mengusapnya dengan lembut.
"Awalnya akupun begitu...., tapi teryata aku juga salah", dia berkata sambil menggeleng lesu.
Keesokan harinya, tibalah saatnya untuk masuk ke dalam kantor polisi tersebut, mestinya hari ini juga adalah niat awalnya Ayu dan Andi, beli perlengkapan ke Lombok bersama, namun semua rencana itu di batalkannnya, demi hidup Indra, Andi pula dia tetap bersikap bijak meski apapun yang harus di hadapinya.
Ayu mulai duduk di hadapan petugas, dan menceritakan semuanya dari awal tentang Dewi, bahkan sampai sempat mengira dia adalah seorang sahabat yang baik, namun teryata bukan lagi seorang musuh, tapi seorang yang akan menusuk dirinya dengan tajam ke hatinya.
Petugas itu, menyimpulkan jika masalah itu ada kaitannya dengan kecemburuan, meski Ayu tidak pernah menyimpan rasa kepada Indra, namun hati Indra kepada Ayu, yang membuat Dewi cemburu, namun Dewi hanya ingin nafsu belaka bukan cinta.
Salahnya, Ayu kala itu, adalah menceritakan kejelekkan Indra, di depan Dewi, dengan polosnya hingga menjadikan dirinya untuk senjata dengan apa yang ingin di lakukannya.
Yang teryata Dewi juga sosok yang tak berhati layaknya manusia, dia ibljs berwujud manusia, dan tega melakukan apa saja dengan kejam.
Di lain tempat, Dewi sama sekali tidak ada perasaan apapun, ketika Indra, meninggalkan dirinya, sedilir saja penyesalan, dia justru malah semakin menjadi - jadi, otak bengisnya, semakin bertambah.
Dengan emosi, karena gagal mendapatkan apa yang dia mau, Dewi mengamuk dirumahnya sendiri, sambil membanting barang, dan insting ingatannya tertuju kearah Andi, dalam pikirannya, agar dia bisa menyakiti juga Ayu, dia harus menghabisi laki - laki itu dulu, dia bersikap terlalu baik, kepada Ayu yang terus - menerus tidak henti berpikir tentang Indra.
Lalu Indra, akan menjadi sepenuhnya, kalau korban terakhirnya adalah Ayu, dia tersenyum dengan kejam oleh bayangannya itu sendiri.
Namun tiba - tiba saja terdengar suara ketukan dari luar, dan Dewi membuka pintu sambil terebelalak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dua petugas langsung menangkap dirinya.
"Bangsatttttttttt kaliaannnnnnnnnnnn", !!! Dia berteriak serak dengan parau
"Aku sudah lelah, menjadi budakmu, dan ini adalah balasanmu",! Balas Indra
Dua petugas itu, membawa Dewi ke dalam sebuah mobil polisi, dia masih terlihat meronta - ronta di dalam sana, hingga sampai mobil itu berlalu, dan tinggalah kini mereka bertiga, lenyap sudah orang yang selama ini menjadi penyakit bagi hidup Ayu atau Indra, bahkan Andi yang ikut merasakannya, namun apakah benar akan lenyap sepenuhnya, bagaimana nanti jika dia bebas, Ayu juga berharap Dewi akan sepenuhnya di dalam penjara.
"Ayu, aku minta maaf untuk kesekian kalinya, dengan apa yang pernah aku lakukan padamu, meskjpun kamu tidak mungkin akan memberikan cinta itu, namun aku hanya ingin maaf darimu, agar hidupku tenang, bahkan sampai mati sekalipun, biarlah aku merana sendiri", Indra berkata panjang lebar.
"Aku sudah memaafkanmu, ndra ini adalah kesalahanku juga", kata - kata bijak dari Ayu membuat Indra tersenyum, dan Andi merangkulnya sebagai tanda menganggap dirinya sahabat, meskipun harus kembali ke Jakarta dengan kegagalan cinta, dia dapat menerima kti dengan tabah, cinta yang ingin di miliki tidak harus dimiliki, karena sebenarnya ada cinta yang bukan pilihan tetapi lebih baik dari itu.
Notes : ini baru outline cerita dan nanti mungkin masih di revisi, jadi maaf kalau masih ada kekurangan dalam kalimat atau banyaknya typho bertebaran, oh yah saya berharap kalian membaca bugis street novel pertama saya dulu meskipun masih revisi karena saya sendiripun masih pemula
Thx Ayu Tyas
KAMU SEDANG MEMBACA
SRI RAHAYU ( masih berupa outline Novel )
Romancesebuah kisah cinta berlatar belakang kota Yogyakarta. Sri Rahayu adalah seorang gadis Jawa tulen yang sangat menjaga adatnya karena didikan turun temurun di keluarganya, dan sosok yang polos juga lemah lembut, tetapi ketika dia memasukki dunia luar...