Part 17

8.9K 631 6
                                    

Oh my God..
.
.
.

Author Pov

Verena masih cemberut disamping Xavier. Xavierpun tidak ingin mengangu apapun yang sedang ada dalam pikiran Verena. Yang Xavier inginkan adalah membuktikan pada Verena bahwa ia tidak melakukan hal negatif seperti yang ada dalam pikiran Verena.

Xavier mengambil handfhonenya dan segera menghubungi Exel. Sambil sesekali melirik kearah Verena. Xavier masih dapat melihat bahwa Verena begitu memendam emosi diwajahnya. Wajah cantik kesukaannya kini sedang cembertu bahkan sedang tidak mud untuk melakukan apapun.

"Hallo?"

Suara jawaban Exel mengalihkan pandangan Xavier.
"Ini aku"

"Ya ada apa?" Jawab Exel santai.

"Apakah kau sibuk?"

"Tidak. Why?"

"Bisakah kau membawa makanan nanti ke villa?"

"Ha?"

"You're hear me Exel." Jawab Xavier sedikit menekan agar Exel mengerti.

"Oke."

"Thanks"

Xavier menutup telfonnya tanpa sekalipun menoleh kearah Verena. Sedangkan Verena selalu melirik kearahnya berharap Xavier untuk melihat dirinya.

Verena kemudian tersenyum sinis. Tidak menyangka bahwa Xavier benar-benar diam-diam berhubungan dengan Jesselyn. Apa yang dibilang cewe itu tadi? Love you? Ouh. Terdengar romantis, dan manja serta terlalu dibuat-buat. Benar-benar cewe munafik banget.

"Verena?" Suara tegas Xavier menghentikan pemikirian Verena. Verena tidak menjawab ia lebih senang memandang sunset yang sedang terbenam indah.

"Aku tahu kau mendengarku, jadi sayang.. bisakah kita turun agar aku bisa menjelaskan semuanya" lanjut Xavier lebih tegas lagi.

Verena memutar matanya malas. Verena kemudian turun dari mobil Xavier dengan berat hati. Verena sedikit kaget. Ini bukanlah rumah Xavier, rumah ini kelihatan lebih kecil dari rumah keluarga Ace. Verena menggeleng pelan untuk menghilangkan rasa kebingungannya.

Xavier menarik tangan Verena lembut hingga Verena merasakan kehangatan tersendiri dari kulit Xavier.
"Untuk apa pakai pegang tangan segala?" Tanya Verena tajam.

Xavier tersenyum pelan.
"Aku takut kau tersesat."

Verena Pov

Apa dia bilang? Tersesat? Hah. Apa dia pikir aku segitu bodohnya atau dia sengaja supaya perasaanku tenang gitu?

"Verena?" Aku masih tidak ingin melangkah tapi tarikan tangan Xavier lebih kuat.

Akupun mengikutinya dengan malas. Xavier kemudian mengetuk pintu rumah tersebut dan terlihatlah Jeseelyn yang membuka pintu dengan wajah sumringah.

"Xav..?" Ucapan Jesselyn terputus tak kala melihatku bersama dengan Xavier.

"Hai Jess? Sebentar lagi Exel akan membawakan makananmu. Malam ini aku dan Verena akan menginap disini." Jelas Xavier.

Jesselyn hanya tersenyum kecut kemudian mendekat dan bergelut manja pada lengan Xavier.
"Tapi Xav, kaukan tahu kita sudah 2 hari disini jadi kenapa membawa Verena juga?"

Aku menatapnya tak menyangka. Benar-benar cewe ini.
"Tolong Jesselyn jangan dekat-dekat dia. Karena sebentar lagi kami akan pulang" ucapku menjauhkan sentuhan Jesselyn.

Jesselyn tertawa mengolok.
"Astaga Verena.. kau pelit sekali. Xavierkan sahabatku, jadi kami sudah sangat biasa berbagi dalam hal apapun."

Kata-kata ambigu itu membuatku bingung.
"Ohh begitu? Yah baguslah. Jadi aku hanya bisa berbagi hal penting saja. Jika yang tak penting silahkanlah kalian berbagi"

Xavier kemudian menarikku dan langsung mencium pelipis kiriku.
"Jangan begitu Verena. Jess, ayo kita masuk sebentar lagi Exel akan datang" potong Xavier cepat dan menarikku cepat.

Aku hanya berdecak kesal saja dalam hati. Sebenarnya ada apa ini? Mengapa Jesselyn ada disini? Lalu rumah siapa ini? Apa ini rumah masa depan mereka?. Tanpa sengaja aku tersadar dan berhenti dari langkahku.

"Tunggu" tahanku pada Xavier.
Xavier berhenti dan menarik nafas.

"Rumah siapa ini?" Tanyaku langsung.

"Ini Villa Exel" jawab Xavier tegas.

"Kenapa ada Jesselyn disini?"

Jesselyn masuk kemudian kembali bergelut manja pada bahu Xavier.
"Karena Xavier yang membawaku kesini. Kami liburan"

What? Arrggghh!!!

***
Bulan_Unet
Bintangnya jangan lupa and kata-kata mutiara kalian.

Not Him but Me??? (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang