Part 30

9.1K 602 12
                                    

Verena Pov

Aku mengenakan kembali gaunku yang entah sudah tak layak sebenarnya kukenakan lagi. Xavier berusaha membukanya paksa jadi gaun ini sudah tidak bisa kukenakan kembali.

Aku menatap Xavier yang tidur telungkup lelah. Yah aku tau, aku memberikan diriku lagi setelah sekian lama kami tidak bertemu. Bahkan aku sudah terkhianati, mengapa aku dengan mudahnya luluh pada dekapannya?

Aku mengambil heels abuku dan memakainya. Setidaknya, gaun ku masih bisa menutup tubuhku seutuhnya meskipun belakang sudah sobek dan mengekpos punggung kulitku.

"Kemana?" Xavier duduk dan memperhatikanku yang sudah rapi.

"Pulang" jawabku dingin.

"Kamu tidak bisa keluar dengan pakaian seperti itu Ve"

"Itu urusanku."

"Verena," Xavier menyentuh tanganku.

Aku melihat kearahnya dengan malas. Tatapan matanya masih misterius.
"Apa sebenarnya yang kamu inginkan dari aku Xav?" Tanyaku mulai sedih.

"Kepercayaan. Hanya itu Ve" ucapnya melepaskan gengamanannya dan mengenakan pakaiannya.

"Percaya? Kamu semakin lama semakin aneh Xav. Kita sudah berakhir. Tidak akan ada yang namanya saling percaya lagi. Mulai sekarang uruslah kepentingan kita masing-masing" ucapku berjalan meninggalkan Xavier.

"Verena!" Xavier menarik tanganku kuat.

"Au! Sakit Xav!" Kagetku tak menyangka.

"Kamu taukan? Kamu itu masih tunanganku Ve"

"Lepas! Aku tidak sudi menjadi tunanganmu kalau tujuanmu hanya untuk mempermainkan aku Xavier"

"Sejak kapan aku mempermainkan kamu Ve? Cuma kamu yang berarti dalam hidupku"

"Lalu siapa mereka Xav? Kenapa kamu menghancurkan hubungan kita? Apa alasannya?"

"Suatu saat Ve, akan kujelaskan suatu saat nanti tapi tidak sekarang."

"Kenapa?"

"Karena belum waktunya Ve. Kumohon gunakan lagi ini Ve"

Xavier memberikan cincin pertunangan kami yang sudah kubuang entah kemana itu sewaktu kami berantem dikantor Exel. Bagaimana bisa dia menemukannya lagi?

"Ini.."

"Aku mencarinya. Tentu saja yang milikku tidak kubuang begitu jauh. Maafkan aku Ve," tatap Xavier sedih.

Tidak. Jangan berikan aku tatapan seperti itu karena pasti hatiku luluh sekarang.
"Aku terima cincinnya" ambilku cepat pada cincin pertunangan yang ada dijari Xavier.

Xavier terlihat tersenyum kecil.
"Percayalah Ve" gumamnya.

"Entahlah." Jawabku acuh.

Xavier menarik nafas panjang.
"Aku akan menikahinya"

Aku terdiam. Apa yang harus aku katakan?
"Aku sebaiknya pergi" ucapku bersiap meninggalkannya.

"Tunggu" Xavier memberikan jas hitamnya untuk menutup punggungku.

"Ini akan membuatmu hangat. Maafkan aku sudah memaksamu. Dan Ve" lanjutnya.

"Berusahalah membuatku untuk tidak menginginkanmu lagi"

Aku menatapnya aneh. Aku tau Xavier, kau sangat ingin hubungan ini berakhir. Entah mengapa, kau harus kembali muncul dan melakukan kembali kenangan kita.

"Aku pergi" aku meninggalkan Xavier dalam diam.

Entah apa yang harus aku lakukan sekarang. Cintaku? Rasaku? Rinduku? Hilang? Tentu saja tidak semudah itu. Lalu bagaimana dengan pertahanan hatiku? Entahlah.

"Verena?" Aku terhenti dan mengadah. Arthur menatapku was-was.

"Kau terluka? Pakaianmu kacau sekali. Rambutmu?" Arthur menyentuh rambutku yang berantakan.

Aku hanya terdiam. Aku masih memikirkan bagaimana aku dan Xavier yang dulu sangat dekat kenapa sekarang begitu jauh.

"Ve? Kamu ngelamun? Kamu-" ucapan Arthur terhenti saat aku sudah menyandarkan wajahku didada bidangnya.

Menangis.

Ya hanya itu yang ingin aku lakukan sekarang. Tidak lebih, mungkin dengan menangis aku mampu untuk menjalankan hari-hari tanpa Xavier lagi.

Arthur membiarkan ku menangis bersandar pada dadanya. Ia tidak bergeming apapun. Hanya membiarkanku mengalir dalam kesedihan.

"Huhuhu... Xavier... hiks2.." pedihku memukul dada Arthur.

Maafkan aku Verena. Apapun alasannya percayalah padaku. Aku juga sangat sakit melakukan hal ini. Tatap Xavier pedih dari dalam rumah kaca.

*****
Bulan_Unet
Vote & comment yak

Not Him but Me??? (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang