Part 37

9.6K 601 13
                                    


Verena Pov

Aku melangkahkan kaki diantara orang-orang yang sedang tersenyum bahagia. Begitu juga dengan kedua pasangan didepanku. Mereka begitu bahagia, bahkan seakan dunia ini hanya milik mereka berdua saja. Tentu saja yang lain hanya numpang.

"Verena..." tegur Raisa sedih sambil melambai kearahku untuk segera memeluknya.

Aku hanya terkekeh geli melihat kelakuannya yang seperti anak kecil pada hari sucinya ini. Pesta meriah serta banyaknya undangan menandakan bahwa mereka berdua memanglah terkenal.

"Selamat yaa" ucapku sambil cipika-cipiki memeluknya.

Raisa sedikit terisak. Oh my, apa aku baru saja menyakitinya?
"Ada apa sa?" Tanyaku memeriksa wajahnya, takut saja jika aku menyakitinya.

Raisa menggeleng kuat.
"Aku sangat bahagia Ve, hanya saja.. tentangmu"

Aku menatapnya dan langsung saja tertawa aneh. Raisa terdiam tidak terisak kembali.
"Kenapa tertawa?" Lanjutnya.

"Raisa, kau ini ada-ada saja. Hei, aku baik-baik saja. Xavier sudah menjelaskan semuanya."

"Aku tau itu, tapi buatku, Xavier sudah menyaikitimu. Apakah kau akan pergi?" Tanya Raisa menatapku curiga.

Aku tentu tidak bisa mengatakan bahwa aku akan kembali kerumah papa dan mama yang baru. Tentu saja rumah papa dan mama begitu jauh dari kehidupanku sekarang.

"Hemm, sepertinya kau baru saja memberikan ide yang begitu bagus sa"

"Verena!" Cubit Raisa pada lengan telanjangku.

Astaga cubitan nona kaya ini begitu menyakitkan. Bahkan pekikkannya terdengar dimana-mana.
"Ada apa sa?" Tegur Exel mendekat khawatir.

"Verena akan pergi xel," tuding Raisa tanpa aba-aba.

"Hei, hei Raisa akukan hanya bercanda. Kau kenapasih semenjak hamil jadi begitu sensitif?" Tanyaku masih mengelus tanganku yang memerah.

Exel menggulum senyum menyesal melihat lenganku.
"Maaf Ve, Raisa lagi ngidam. Entah apa yang dia idamkan."

"Exel aku biasa saja. Hanya aku tidak mau kalau Verena pergi. Kita sudah bersama semenjak menjadi menantu keluarga Ace Ve"

"Apa kau lupa aku sekarang bukan bagian dari keluarga ini lagi?" Tudingku keras menatap Raisa.

"Verena, Xavier hanya merasa bertanggung jawab. Ia pasti tidak akan bahagia bersama wanita itu" tepis Raisa menggeleng yakin.

Aku berpikir seperti itu sebelumnya, hanya saja Xavier telah memberi pilihan bahwa ia akan tetap bersama Elma dan Justin. Ya Justin. Sebenarnya yang berat untuk Xavier adalah Justin. Anak kecil lucu itu masih memerlukan seorang papa.

"Verena?" Tegur Raisa dan Exel berbarengan.

Aku mengedipkan mata untuk tersadar. Ah, bisa-bisanya aku memikirkan mereka disaat ini.
"Ve, Xavier dan Elma juga akan menikah hari ini" ucap Exel memberikan informasi.

Aku menarik nafas menunduk. Tentu saja mereka akan menikahkan?
"Ya aku tau itu Exel." Gumamku mengangkat kepala namun tidak melihat kearah keduanya.

Aku sedih. Tentu saja, siapapun akan sedih mengetahui tunangannya akan menikah. Tapi bukanlah karena dia tidak mencintaiku lagi namun karena ia merasa perlu bertanggung jawab pada kehidupan seseorang. Hal itu yang membuatku takut. Kehilangan cinta dari Xavier.

"Verena.." sentuh Raisa pada bahuku.
Aku menatapnya dan tersenyum penuh ketegaran.

Raisa begitu cantik dengan gaun pestanya yang berwarna biru langit sendu. Sungguh, aku bahkan tidak menyangka jika seorang Raisa akan mempedulikanku seperti ini.

"Bagaimanapun masalahmu Ve, tolonglah Ve. Jangan pergi kemanapun. Tetaplah bersama kami disini.." tatapnya memperlihatkan wajah puppy eyes itu.

"Kenapa kau memasang wajah begitu sa?" Kali ini bukan aku yang bertanya, tentu saja Exel yang melihat Raisa ngeri.

Raisa memutar bola mata dan melotot pada suaminya.
"Suamiku, apa kau masih tidak hapal sifatku ini?"

Exel menganguk cepat dan tiba-tiba sudah mencium pipi Raisa sayang.
"Tentu saja sayang aku tau hanya saja, biarkan Verena berpikir dan memberikan pilihan yang menurutnya baik. Karena belum tentu apa yang kita tentukan baginya dapat membantu sepenuhnya"

Aku merasa tenang dengan jawaban Exel. Semoga saja Raisa mengerti dan paham akan maksud Exel. Raisa hanya sekedar menatap Exel dan berpaling kepadaku.
"Setiap jalan yang kau pilih aku akan mengerti Ve, jika butuh sesuatu kau taukan akan kemana?"

Aku menganguk sendu. Ya Tuhan terimakasih, sudah memberikan orang-orang yang begitu mengerti dan sangat sayang padaku.

"Lalu apa pilihanmu Verena Lavend?"
Tantang Raisa sambil melingkarkan tangan didadanya.

"Aku akan.. travelling tentu saja." Semangatku 45.

"Aku yang akan menjadi endorsemu." Ucap Exel mengacak rambutku gemas.

"Exel." Tepisku menyingkirkan tangannya. Astaga rambutku yang indah sudah hancur berantakan.
Raisa tertawa dan mengikuti kembali Exel yang juga mengacak rambutku.

Ya Tuhan.

*****
Bulan_Unet
Votment yach.

Ada yang bisa nebak bagaimana endingnya???

Not Him but Me??? (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang