Part 1

39.5K 1.4K 40
                                    

^^.. ~~

Verena Pov

"Ohayo.." Tegur Charista padaku yang sedang makan mie ayam dikantin sekolahku.

Aku melambai sambil dengan mie panjang itu masih berada dalam mulutku. Charista terkikik pelan melihatku yang sepertinya tak pernah makan selama 5 tahun.

"Pelan-pelan atuh neng, kamu makan kayak lagi dikejar apa aja" lanjut Charista duduk disampingku dan langsung menyerut pop ice cappucinonya.

"Awkhu halus setdikit cefat ta" jawabku tak jelas masih mengunyah makananku.

"Oh my God ve, aku nggak ngerti kamu ngomong apa. Sepertinya bahasa Spanyolnya?"

Aku melotot padanya dan dengan cepat mengunyah mie ayam ini disertai dengan minuman air hangatku.

"Aku bilang aku harus cepat Charista. Hari ini pelajaran pak Dermawan, kalau aku lambat habis aku"

"Guru Bahasa inggris itu? Yah.. dia memang killer banget gak sesuai tuh dengan namanya yang Dermawan itu"

"Yes, i agree"

"Cepatlah kau habiskan, kau tidak ada teman makan lagi?"tanya Charista celingak-celinguk mencari seseorang yang kira-kira ada menemaniku.

"Sejak kapan aku punya teman?"tanyaku balik.

"Kau ini kenapa sih tidak berubah sama sekali"

"Aku lagi malas nyari teman. Lebih baik denganmu saja"

"Hei kita sepupuan beda tau dengan teman beda darah"

"Maksudmu aku harus mencari teman dengan warna darahnya hitam?"

"Verena.." jawab Charista berusaha untuk tidak emosi.

"Ta, kau kan tau sendiri masalahku dengan teman-teman kelasku. Mereka tidak akan berani dekat padaku karena aku terlalu pembangkang"

"Heleh, mereka saja yang terlalu kuno."

"Nah kau tau. Ayo sudah kita balik aku mau cepat sampai kelas ni"

"Iya, iya"

Aku menarik Charista yang ingin menghabiskan minumannya tapi tak sempat itu, dia ingin protes tapi mendengar suara lonceng menandakan kami harus segera kembli kekelas ia tak jadi protes.

Aku segera masuk kekelas dan duduk dibangku paling belakang kelasku. Teman-teman kelasku nampak acuh tak mempedulikanku. Yah, jelas mereka tak perduli merekakan masih babunya Lona.

Suara derap kaki menandakan pak Dermawan telah sampai dalam kelas. Anak-anak perempuan dalam kelas kami begitu terpesona dengan fisik pak Dermawan.

Dia meskipun killer tapi tetap saja tampan yah berhubung dia masih muda.

Aku segera mengeluarkan buku paket serta catatanku. Guru satu ini jika kita tidak siap ia akan mengomel tidak jelas.

"Selamat pagi anak-anak.." sapa pak Dermawan nyaring.

"PAGI...." jawab kami serentak.

"Hari ini kita akan melanjutkan pelajaran pada halaman 43, dan juga hari ini kita kedatangan murid pindahan baru"

"Wuuuhuuuu" seru suara anak lelaki.

"Haha.. yah sepertinya para lelaki begitu semangat, tapi sayangnya murid pindahan kita adalah seorang lelaki juga"

"Huuuuuuuuuu" jawab mereka lagi kecewa.

Aku tersenyum-senyum saja melihat kelas yang rada ramai. Jarang-jarang sekali kelas kami gaduh seperti ini jika guru killer yang masuk.

Not Him but Me??? (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang