Part 10

11.5K 702 8
                                    

You are mine.
.
.
.
.
Author Pov

Verena tidak bisa tidur semalaman karena sikap Xavier yang berubah drastis setelah bertemu dengan Fandri juga Gisele.

Apakah ia menyadari bahwa aku menatap Fandri dengan penuh kekaguman?

Verena geleng-geleng tidak jelas dan duduk untuk berusaha mencari rasa kantuknya.

Dalam satu hari keadaanya langsung berubah. Ia sudah melakukannya dengan Xavier dan Verena berpikir semoga saja ia tidak pregnant.

Setelah saling bercinta Verena kembali bertemu dengan teman kecil Xavier, bukankah itu sungguh kebetulan dibarengi dengan munculnya Fandri setelah 2 tahun ia pindah sekolah dan sekarang akan kembali lagi?.

"Hari ini kok aneh banget ya? Xavier bahkan tidak bicara denganku.." keluh Verena sedih.

Makan malam sebelumnya memang menyenangkan untuk kedua orang tua Verena dapat bertemu dengan calon menantu mereka ditambah mereka tidak perlu repot untuk memasak karena ada Jesselyn yang menyiapkan semua makan malam mereka.

Verena hanya tersenyum kecut mendengar kedua orang tuanya memuji kelihaian memasak dari Jesselyn bahkan Exelpun memuji-muji Jesselyn sambil mengolok-oloknya.

Verena dapat melihat keakraban dari Exel dan Jesselyn, begitu juga dengan Xavier yang membantu proses memasak Jesselyn menambah kehangatan kebersamaan mereka.

Verena selalu menatap Xavier berharap ia akan menoleh sedikit saja agar menandakan bahwa ia sudah tidak marah namun hingga sesi makan malam mata Xavier sedikitpun tidak menatapnya.

"Kau ngelamun Ve?" Tegur Exel saat mereka akan pamit untuk pulang.

"Hem? Hehe iya sedikit, sudah mau pulang?" Tanya Verena menutupi galau hatinya.

"Yes, kami akan pulang sekarang terima kasih makan malamnya ya" senyum Exel serta mengacak rambut panjang Verena.

Verena menganguk padanya kemudian Jesselyn merangkul Xavier keluar melewati dirinya.

"Thank's Ve" Ucap Jesselyn tanpa ada ketulusan disana.

Verena hanya memberikan senyuman dan menganguk serta melirik Xavier, Xavier sama sekali tidak menatap diri Verena dan langsung pergi tanpa pamit padanya.

Verena menatap kepergian mereka dengan gundah.

"Apa salahku sih? Dia juga mesra-mesra dengan Jesselyn emang apa hebatnyasih tu orang?" Pekik Verena sendiri diatas tempat tidurnya.

Lihat saja besok tidak akan aku menegurnya. Biarkan saja kami perang dingin disekolah. Batin Verena mantap dan berbaring untuk meredam amarahnya.

Verena Pov

"Pagiiii" sapaku ramah pada Charista yang sedang meminum susu Ultranya itu.

"Hai pagi, kapan kau akan tunangan Ve?" Tanya Charista tanpa ba bu bi itu.

"Kamu kok langsung tanya itu sih? Setidaknyakan kamu bisa nawarin aku minumanmu ta"

"Sudah habis. Aku tidak sabar melihat kau tunangan dengan si mata satu itu"

"Hei! Kamu ini. Dia itu calonku tau!" Protesku tidak terima.

Biar seperti itu Xavier lelaki tampan.

"Memangnya matanya kenapa sih Ve?" Penasaran Charista.

"Matanya terluka dan berbekas. Semua operasi sudah gagal ia lakukan untuk menutupi lukanya"

"Kenapa tidak ditutup dengan make ap saja?"

"Tid- hah? Apa tadi ta?" Pekikku pelan mendapatkan ide.

"Make up? Kau taukan? Make up? Like foundation, blush on, lipstic, bedak terus-"

"Aku tau ta. Hem.. aku ada akal nih" potongku gembira.

"Akal apaan?" Tanya Charista lagi.

"Aku akaan merubah Xavier ta."

Charista menatapku tak yakin. Lalu kemudian ia tersenyum mengerti dan menganguk.

Aku tersenyum girang, ternyata pertemuanku dengan sepupuku ini tidak rugi juga.

Tidak lama bel sekolah berbunyi menandakan kami harus segera masuk kekelas.

Aku segera menuju kelas untuk memberitahukan ideku pada Xavier namun sesampai dikelas dengan penuh senyum sumringah aku mendapatkan hal tak terduga.

Xavier sedang berdiri berhadapan dengan seseorang pria. Mereka berdua sama-sama tinggi jadi tidak ada kesenjangan disana.

Aku kemudian penasaran dan mencari tempat strategis untuk menatap siapa gerangan pria tersebut.

"Fandri.." bisikku kala melihat Fandri berhadapan dengan Xavier.

Ada apa dengan mereka sebenarnya? Apakah mereka sedang beradu pendapat?

"Maafkan aku Xav, hanya saja aku kurang suka kalau kamu dekat dengan Verena" perkataan Fandri membuatku terhenyak.

Mereka membahas aku? What the?

"So? Memangnya siapa kau?" Jawab Xavier dingin.

"Aku temannya" tegas Fandri.

"Just a friend can't change anything" Ketus Xavier singkat.

"Yes i am. Tapi menjadikan Verena milikmu tidak membuatku takut untuk kembali padanya"

What? Apa-apaan Fandri, dia ingin membuat salah paham disini?

"Beraninya kau!" Geram Xavier tersulut emosi.

Fandri tambah menatap tajam kedua mata Xavier hingga pak Dermawan bersuara ditengah keramaian kelas.

"Kalian berdua!" Teriak pak Dermawan hingga seisi kelas menatapnya begitu juga aku.

"Ikut saya" pak Dermawan kemudian keluar terlebih dahulu diikuti dengan Xavier juga Fandri.

Aku menunduk saat mereka berdua melewatiku, aku tidak ingin menatap keduanya karena sekarang aku sungguh malu.

Tangan Xavier menyentuh lenganku kecil dan dengan cepat juga ia melewatiku. Aku mengadah menatap wajahnya Xavier hanya tersenyum dan menghilang dibalik pintu.

Aku menunggu Xavier dengan sabar hingga tak terasa pintu ruangan pak Dermawan terbuka dan Xavier serta Fandri keluar bersama.

"Xav?" Tegurku mendekati mereka berdua dan tak lamapun muncul Gisele kekasih Fandri.

"Fandri! Apa-apaan sih kamu? Kamu baru aja masuk sekolah disini sudah buat masalah?" Cerca Giselle kesal.

"Maafkan aku sayang, aku akan jelaskan ayo" tarik Fandri pada tangan Giselle. Ia bahkan sama sekali tidak melihat diriku.

"Kami hanya berdebat sedikit. Aku tidak terima ia mengatakan kau pernah menyukainya" suara Xavier menyadarkanku dari tatapan punggung Fandri.

"Apa? Suka?" Tanyaku takut salah dengar.

"Ya. Kau pernah menyukainya Verena?" Tatapan Xavier begitu menyelidikiku.

Aku memutar bola mataku berusaha untuk menghindari tatapan selidiknya.
"Tauk ah! Bisanya kalian bertengkar hanya karena hal sepele" jawabku berjalan cepat dari Xavier.

Xavier mengejarku dan langsung memeluk bahuku.
"Jika kau berani menyukainya. Ia akan terima akibatnya" suara Xavier seakan mimpi buruk bagiku.

Aku pernah menyukainya tapi saat hatiku menatapnya baik. Tapi sekarang ada seseorang yang lebih peduli padaku dari pada dirinya.

Dia adalah duniaku. Xavier Ace.

*****
Bulan_Unet
Vote and comment.. jangan silent reader aja kasih masukkan aja mba2 mas2 gak apa-apa kok.
Kenalin oppa diatas itu adalah Fandri Lee.

Not Him but Me??? (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang