Part 33

8.6K 587 5
                                    

Author Pov

Jesselyn dan Verena masuk kegedung resepsi pernikahan Exel. Keduanya bagai bidadari ditengah pesta besar ini. Semua mata terlebih para pria menatap keduanya kagum.

Jesselyn dengan wajah cantiknya dan kulit putih bersihnya menggunakan red longdress seksi ketat pada tubuhnya. Memperlihatkan setiap lekuk bodygoalsnya. Terlebih bagian dadanya.

Verena menggenakan minidress pastel pada tubuhnya yang juga putih. Minidress Verena terkesan imut dan anggun. Rambut panjangnya yang dicepol ala-ala artis korea memperlihatkan leher jenjangnya juga memperlihatkan punggungnya yang terekspos sempurna.

Arthur yang sudah berada dikerumunan orang-orang bahkan terngaga menatap mereka berdua. Dengan sigap Arthur mendekati Verena.

"So beautiful" ucapnya dihadapan Verena.

Verena tersenyum malu-malu. Sedangkan Jesselyn memperhatikan Arthur dengan seksama.

"Maaf siapa kau?" Tegur Jesselyn.

Atthur kemudian beralih melihat wajah Jesselyn.
"Ah maaf, aku teman Verena. Arthur Max"

"Oh. Jesselyn" jawab Jesselyn sopan.

"Dia sahabatku Ar. Dan Jess, dia ini teman sekantorku yang amat gokil" ucap Verena memperkenalkan keduanya.

Jesselyn hanya menganguk sekenanya begitu pula dengan Arthur yang terlalu tidak peduli dengan keberadaan Jesselyn.

Jesselyn menjelajah keseluruh ruangan dan akhirnya matanya menatap sosok seseorang yang masih ada dalam hatinya itu.

Xavier tidak sendirian ia sedang melangkahkan kaki dengan Elma. Menyapa beberapa tamu bahkan memberikan senyuman kebahagiaan disana.

Jesselyn tidak percaya. Xavier memang sungguh berbeda. Dari segi pakaian hingga fisik. Wajah Xavier begitu kokoh menandakan ia telah seutuhnya dewasa.

Jesselyn kemudian menoleh kearah Verena yang sedang bercanda ria dengan Arthur.
"Ve, dia disini"

Verena melihat Jesselyn. Jesselyn menujuk Xavier dengan dagunya.
Verena melihat kearah petunjuk Jesselyn. Xavier lebih tampan dari sebelumnya.

"Ah ya dia disini." Gumam Verena pelan.

Arthur kemudian menatap juga kearah pandangan Verena. Arthur berbalik lagi untuk melihat Verena.
"Siapa dia sebenarnya Ve?" Tanya Arthur menuntut kali ini.

Verena terdiam.
"Dia.. dia Xavier Ar, tunanganku saat aku masih sekolah"

"Hemm, masa lalu?"

"Dia belum menjadi masa lalu. Dan tidak akan pernah menjadi masa lalu."

Arthur terdiam. Ia merasakan bahwa hati Verena bukanlah memang untuknya. Tiba-tiba Jesselyn sudah merangkul Arthur dan tentu saja itu membuat Arthur kaget.

"Hey boy, dari sini kau bersamaku. Verena, good luck beb"

Arthur ingin protes tapi tidaklah sopan. Berhubung ia juga sedang galau iapun mengikuti Jesselyn dan memberikan wajah lucu serta memelas kearah Verena.

Verena tersenyum lucu melihat keduanya. Sepertinya mereka cocok. Pikir Verena untuk menjodohkan keduanya.

"Verena?" Suara Xavier menegur Verena.

Verena menutup mata untuk ketegaran dan melihat kearah Xavier juga Elma. Rangkulan Elma begitu erat pada lengan kiri Xavier.

Berapapun eratnya rangkulanmu aku akan mendapatkannya.

"Hai Xav" jawab Verena dengan nada ceria.

"Apakah gadis itu Jesselyn?" Tanya Xavier memperhatikan Jesselyn dan Arthur yang duduk mengobrol pada salah satu meja itu.

"Ya dia Jesselyn. Kami berdua sudah sangat bersahabat sekarang"

"Aku tidak menyangka hal itu sebelumnya."

"Akupun tidak menyangka kau sebelumnya" balas Verena memperhatikan Elma.

Elma memberikan senyuman sebagai tanda kesopanan.
"Kami sebaiknya permisi" jawab Xavier langsung dan menarik Elma menjauh.

Tapi terhenti karena Verena sudah menyentuh tangan kanan Xavier lembut memberikan sebuah sensasi disana.

"Kenapa buru-buru Xavier?" Verena sengaja memberikan suara seksi pada saat menyebut nama Xavier.

Xavier mengatupkan gigi.
"Aku tidak terburu-buru Verena. Sebaiknya kamu mencari pasanganmu juga"

"Aku sudah memiliki pasangan" jawab Verena lembut.

Verena kemudian melingkarkan tangannya ditangan kanan Xavier.
"Kamulah pasaganku"

Xavier berusaha untuk tidak terbawa emosi karena keberanian Verena. Elma melepas rangkulannya.

"Xavier, sebaiknya aku mencari Justin" Elma meninggalkan keduanya dengan wajah memerah.

Xavier menutup matanya dan menatap kearah Verena dengan wajah dinginnya. Seakan memberikan pandangan bahwa karena Verenalah, Elma kurang merasakan nyaman berada diantara mereka.

"Apa maksudmu ini?" Ucap Xavier mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Kau berani sekali menyentuhku Verena!" Lanjut Xavier tak terima.

"Apa harus ada aturan aku tidak boleh menyentuh tanganmu?" Tuding Verena menyepelekan.

"Bukankah aku sudah peringatkan jangan menyentuhku?" Jawab Xavier dengan menunjuk rangkulan Verena.

"Oh ya? Apakah pernah? Aku tidak merasakan atau mengingat kau pernah mengatakannya. Yang kutahu, kita sudah sekedar lebih dari sentuhankan Xavier?" Tepuk Verena pada dada bidang Xavier.

"Ada apa denganmu? Kau persis seperti wanita tidak terhormat jika kelakuanmu berlagak begini"

"Benarkah? Siapa yang sebenarnya yang kau maksud? Aku atau calonmu itu?"

"Verena!" Gertak Xavier berusaha tidak mengencangkan nada suaranya.

"Hemm?" Gumam Verena tidak menghiraukan nada suara Xavier.

"Berani sekali kau mengatakannya seperti itu!"

Verena hanya tersenyum dingin dan tanpa aba-aba Verena sudah mengecup bibir Xavier kecil. Verena masih memberikan senyuman menawannya kepada Xavier.

"Tentu aku berani"

*****
Bulan_Unet
Votment yach.

Maaf ya covernya berubah-berubah soalnya lagi cari yg cocok banget. Nah ini dah pas banget menurut authornya hehe.

Sempat diprotes oleh para readers karena merasa kependekan jadi saya panjangin lho ini, biasanya nggak sepanjang ini. Saya takut bikin panjang-panjang takutnya kalian sempat bosan. Maklum, saya masih pemula. Hehe

Tapi berkat kritikan kalian saya merasa bersemangat karena kalian begitu memperhatikan dan menghargai terimakasih banyak ya.

Not Him but Me??? (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang