Part 40 (END)

19.3K 652 4
                                    

Flashback masih lanjuut.

Aku melihat kesekeliling ruangan serba putih ini. Dan tiba-tiba saja dia ada disini. Ya Verena ada disini.

"Verena?" Ucapku tak sengaja.

Verena yang sedang melihat keluar jendela langsung saja dengan tersenyum turun dari ranjangnya.
Wajah cerianya sedikit memberikan sensasi padaku. Hei, aku masih 8 tahun author 8 tahun!

"Kau sudah bangun? Aku menunggumu. Wajahmu?" Tatapnya melihat mata kiriku.

Ah, pasti ia takut melihatku yang seperti monster.
"Aku yang akan menikahimu kalau beberapa anak perempuan menolakmu." Lanjutnya dan langsung saja merangkul tanganku seperti pertama kalinya.

"Maksudmu?" Tanyaku tak mengerti.

"Aku yang akan menjadi istrimu nanti kalau sudah besar. Soalnya, aku sudah minta sama papa kau akan menikahiku"

Woah.. anak ini hebat sekali.

Flascback off.

"Kenapa kau tersenyum sendiri Xavier?" Tatap Verena melihatku yang seperti orang konyol.

Aku langsung saja tersadar. Hei ini sudah dunia nyata ya?
"Ehem. Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu." Ucapku menarik tubuhnya dan memeluknya.

Bersentuhan langsung dengan kulit punggung Verena. Astaga aku baru sadar bahwa kami masih naked didalam selimut ini.
"Ada apa Xav? Kenapa tubuhmu tiba-tiba menegang?" Sentuhnya pada daguku.

Aku mengerjap beberapa kali karena sekarang aku sudah 'up'.
"Ehm.. Verena ada yang ingin aku katakan" tatapku pada matanya berusaha mengabaikan bangunnya juniorku. Karena sekarang belum waktunya.

"Ada apa?" Tanyanya menatapku penasaran. Astaga wajahnya semakin indah jika penasaran seperti ini.

"Bagaimana kalau kita menikah saja?"

Verena terlihat kaget dengan membesarnya matanya.
"Apa?"

"Ya aku ingin kita menikah." Ulangku mantap.

"Xavier lamaranmu sama sekali tidak romantis!" Cubitnya pada bahuku.

"Memangnya kau ingin yang seperti apa? Kau tidak lihat jarimu sudah melingkar cincin dariku?" Sekejap saja Verena langsung mengangkat kesepuluh jarinya.

Cincin emas tanpa mata melingkar indah dijari manis kanannya. Ia melihat kearahku tidak menyangka.
"Kau serius?"

"Tentu saja aku serius. Kau tidak sadar? Dari kemarin kita melakukannya dan aku tidak menggunakan pengaman. Bagaimana kalau kau hamil diluar pernikahan? Aku tidak mau seperti itu. Kita menikah dulu lalu kau hamil." Pelukku erat.

"Kau menjebakku?" Tatapnya melotot.

Aku nyengir bersalah.
"Yah bisa dikatakan seperti itu karena kau tahukan aku tidak suka ditolak?"

Verena tertawa sambil memukul dadaku.
"Sama sekali tidak romantis! Kau pikir menikah denganku mudah?"

"Lalu apanya yang membuat susah?"

"Aku ingin pernikahan seperti dongeng Xavier. Seperti para princess menikah dengan meriah. Tidak juga, hanya saja seperti dongeng. Ditengah taman yang indah, berdiri disisi danau yang jernih, melihat papa dan mama bahagia." Jelasnya menerawang.

"Aku sudah tahu kau pasti menginginkan hal seperti itu." Tebakku mantap.

"Maksudmu?"

"Aku sudah mempersiapkan semuanya, karena hari ini kita segera menikah disamping kanal Vanice. Tempat kita bertemu pertama kali."

Not Him but Me??? (TAMAT)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang