I miss you so much..
Verena Pov
Aku menggeleng pada Exel.
"Tidak. Aku tidak mau bertemu dengannya, biarkan saja dia bersama gadis pilihannya Xel, aku tidak mau aku tidak sanggup"Exel menarik tanganku pelan.
"Ve, hanya kamu yang bisa mencari tau tentang ini semua. Aku tidak bisa lebih menggali dirinya karena sore ini aku akan menikah Ve apa kau lupa?""Exel.. please.." tuturku memohon.
"Aku lebih memohon Ve" tuntutnya.
Tentu saja ia pasti memang.
"Ish.. aku masih belum siap untuk bicara berdua saja sama dia""Sama aku maksudmu?" Muncul Xavier dengan membawa Justin. Sumpah suaranya benar-benar dingin.
Aku tentu saja hanya menatapnya. Aku tidak ingin berbicara padanya, karena apa? Karena dia sudah berubah.
"Kau pergilah Exel, aku akan bicara dengan Verena disini saja." Lanjut Xavier membawa Justin pada sebuah kursi dan mendudukkan anak manis tersebut.
"Justin, kamu main ponsel daddy disini saja ya, daddy ingin bicara sebentar sama aunty itu, oke?"
Justin menganguk mengerti. Exel masih berdiri dan masih mengengam tanganku.
"Exel, aku tidak tau kalau kamu sekarang bisa mengengam tangan perempuan manapun" sambung Xavier menatap Exel dan aku tajam.Exel menarik nafas kemudian melirik kearahku.
"Kau bisa bicara baik-baik padanya Ve?"Aku menganguk mengerti kemudian berbisik pelan padanya.
"Tolong hubungi Arthur, katakan padanya untuk menjemputku 15 menit lagi, katakan padanya aku tidak jadi pulang denganmu karena masih ada tugas yang harus aku selesaikan please Exel.."Exel mengerti dan tersenyum sesaat. Ia seperti memberikan aku kekuatan. Exel kemudian beranjak pergi dan memberikan tatapan galaknya pada Xavier.
"Jika terjadi sesuatu padanya, aku yang akan membalasmu Xav"Xavier tidak menghiraukan perkataan Exel. Ia menatap tajam dan lurus pada mataku. Aku berusaha untuk tidak sedih ataupun senang. Aku berusaha untuk tegar pada tatapan tajamnya.
"Apa yang mau kamu bicarakan Xav?" Ucapku dan duduk pada salah satu kursi.
Xavier mendekatiku dan juga menarik kursi disampingku.
"Setelah aku menikah, jangan banyak berharap padaku Ve. Kau lebih baik membuka hatimu dan mencari pria lain""Ah.. ya aku mengerti" jawabku bergetar.
"Maafkan aku karena sudah menduakanmu. Lebih baik selebihnya kita menjaga jarak."
Xavier berdiri dan melangkah, tapi entah setan apa yang merasukiku dengan tiba-tiba saja aku berlari dan memeluk tubuhnya dari belakang.Aku sudah tidak bisa membendung rasa rindu yang begitu besar ini. Aku terlalu berharap padanya, aku menunggunya sangat menunggunya. Melihat ia yang sekarang berdiri dan memunggungiku serasa ia akan pergi jauh.
"I miss you so much.." ucapku pelan dan dalam.
Lihatlah aku Xav, sadarlah bahwa akulah Verenamu, Verena yang selalu setia menunggu dan menunggumu.
"Aku mencintaimu Xavier.. sangat mencintaimu"Terasa tubuh Xavier yang kaku bahkan bergetar. Aku menatap tangannya yang mengepal serasa menahan sesuatu.
"Lepaskan aku!" Ucapnya tegas.Aku terdiam.
"Lepaskan aku bodoh!" Bentaknya dan melepaskan diri dari pelukanku. Bahkan ia sudah menarik tanganku dan membawa tubuhku dihadapannya."Jangan. Sentuh. Aku. Lagi" tegasnya pada setiap kata.
Wajahnya memerah menahan amarah. Apa yang sebenarnya terjadi padanya.
"Kenapa kamu berubah Xav? Kenapa kamu meninggakanku dan cinta kita? Kenapa kamu tidak kembali padaku? Kenapa kamu datang dan membawa gadis lain untuk kau nikahi? Kenapa kau begini padaku? Kenapa?!!!" Teriakku tidak peduli pada Justin yang sekarang menatap kami takut."CUKUP! Kau tidak perlu tahu apa yang terjadi kau cukup lepas dariku saja"
"Ini!" Aku menarik tangan kirinya dan menampilkan jari manisnya yang masih mengenakan cincin pertunangan kami.
"Kenapa kamu masih memakainya kenapa Xavier?"
Wajah Xavier memerah dan menepis tanganku karena mengengam tangannya.
"Lihat!" Xavier melepaskan cincin pertunangan kami dan membuangnya kesembarang arah."Ap.. apa.." suaraku parau sedih menatapnya.
"Kita berakhir Verena"
*****
Bulan_Unet
Jangan lupa bintang dan commentnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Him but Me??? (TAMAT)✓
RomantikAwalnya tidak menyangka dan sangat tidak menyangka, tapi itulah cinta. Adult and romantic.