KEIRORA ✨ 3

3.1K 243 10
                                    

Ramaikan dengan vote dan komen ya^^

🔹🔹🔹

14 Februari 2017 (3 Bulan yang lalu)

Bel SMP Scorpion berbunyi, tanda pelajaran pertama dimulai. Suatu keberuntungan besar bagi kelas Keira, yang merupakan kelas Keiro juga, ketika ketua kelas mereka datang dan mengumumkan bahwa hari itu jam kosong.

Sontak hampir semua murid berseru gembira. Mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Keira bersama Keiro langsung bergabung dengan teman dekat mereka dan membentuk lingkaran di pojok kelas. Kalau mau tahu, Keira adalah satu-satunya perempuan yang tergabung di lingkaran itu.

"Do mika do mika do es ka, es ka do, es ka do, pia pio, one two three four..."

Mereka bersama-sama menyanyikan lagu itu dengan menggunakan satu buah pulpen hitam. Aturannya, pulpen itu dipindahkan dari satu pemain ke pemain di sebelahnya sampai lagu selesai. Orang yang terakhir kali memegang pulpen tepat ketika lagu berakhir, maka dia dikenai hukuman. ToD.

"Do mika do mika do es ka, es ka do, es ka do, pia pio—"

"Keira!" Nyanyian mereka terhenti karena panggilan seseorang dari ambang pintu. Semuanya menoleh ke arah depan kelas dan mendapati Dhino, anak kelas sebelah, berdiri di sana dengan wajah harap–harap–cemas.

"Udah sana samperin dulu," celetuk salah satu teman Keira, Farid namanya.

Keira mengangguk setuju dan mulai menghampiri Dhino.

"Kenapa, No?" tanya Keira bingung.

Dhino meneguk ludahnya. "I-ikut gue yuk."

Keira sempat menoleh ke arah teman-temannya seakan meminta persetujuan, dan mereka serempak mengangguk. Keduanya mulai berjalan beriringan entah kemana. Keira hanya mengikuti langkah Dhino saja. Tibalah mereka pada taman sekolah yang sepi. Tidak ada siswa-siswi ataupun guru yang lalu lalang karena ini memang jam pembelajaran.

"Mau ngomong apa, No?" tanya Keira lembut.

Dhino terdiam sembari menengok kesana kemari. Jantungnya berdegub tidak karuan. Keringat dingin membasahi telapak tangannya. Sejujurnya Dhino tak yakin untuk membicarakan hal ini sekarang. Akan tetapi, mengingat perlakuan Keira selama ini ke dirinya, ia menjadi sedikit lebih percaya diri. Menghembuskan napas panjang, Dhino mulai membuka mulutnya.

"Gue suka sama lo, Ra. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Wait, what?!

"No, lo pasti bercanda kan. Udah deh lo mau ngomong apa, nggak usah pakai bercandaan kayak gitu, nggak lucu," bingung Keira.

Dhino menggeleng. "Gue beneran suka sama lo, Keira. Gue mau lo jadi pacar gue."

Keira menatap Dhino dalam-dalam. Ia tidak mendapati sedikitpun keraguan di sana. Itu artinya... Dhino sungguh-sungguh menyukainya.

"Maaf sebelumnya, No, tapi gue nggak bisa," tolak Keira sehalus mungkin.

Dhino terbelalak. Seakan tak menyangka kalau Keira akan menolaknya secepat ini. "Tapi, Ra, lo bahkan belum mikirin pertanyaan gue. Kenapa lo langsung nolak gue tanpa perhitungan?!" Dhino terlihat kesal.

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang