KEIRORA ✨ 26

1.6K 136 5
                                    

Allen sedang mengenakan helm ketika tiba-tiba Aaron berucap. "Gue tahu semua rencana busuk lo, Njing!"

Happy reading
⬇⬇⬇

Keira mengerutkan kening mendengar ucapan Aaron. Air matanya masih dibiarkan mengalir.

"Maksud lo apa, Aaron?" seru Keira bingung.

Aaron menelan ludahnya. "Dia punya rencana buruk, Ra."

Keira membelalakkan matanya. Ia menggeleng tak percaya. Ucapan Aaron barusan jelas-jelas penuh kebohongan.

Allen nggak mungkin kayak gitu! bantah Keira dalam hatinya.

"Nggak! Nggak mungkin, Ron!" sanggah Keira.

Aaron tersenyum miris. "Lo minta penjelasan ke gue, tapi lo bahkan nggak percaya sama gue. Percuma, Ra."

Keira diam. Ucapan Aaron barusan menohok pikiran dan hatinya. Memang benar, Keira baru saja menuntut jawaban dari Aaron, tapi dirinya seakan sulit untuk menerima jawaban itu.

"Tapi emang kenyataannya Allen nggak seperti itu kan? Bukannya lo yang punya rencana buruk ke gue?!" celetuk Keira sembari mengelap air matanya. Mencoba menenangkan dirinya sendiri meski nyatanya ia masih saja gelisah dengan semua ini.

Aaron menghembuskan napas kasar. "Sulit bagi gue buat ngasih tau semua kebenaran ini, Ra. Karena sejak awal lo udah salah paham soal rencana gue dan Cindy, juga soal rencana Allen."

"Gue nggak salah, Ron, jelas-jelas gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kalau lo ngerencanain sesuatu yang melibatkan gue!" tegas Keira tetap pada pendiriannya.

"Kasih gue kesempatan buat jelasin semuanya. Di akhir nanti, lo boleh percaya atau enggak, semua terserah lo," mohon Aaron dengan memelas.

Keira meneguk ludahnya. Rasa penasarannya sangat tinggi, tapi di sisi lain ia belum siap seandainya semua yang Aaron katakan akan menyakiti perasaannya sendiri.

"Dari pengamatan gue, lo kelihatan belum bisa nerima kenyataan ya," ucap Aaron.

Keira lagi-lagi meneguk ludahnya. Aaron benar. Keira belum siap seandainya semua kenyataan yang ada tak sesuai dengan ekspektasinya selama ini.

"Oke, gue kasih lo kesempatan buat jelasin semuanya, sekarang!" putus Keira meski separuh hatinya seakan belum mantap.

Keduanya lalu memposisikan diri pada bangku panjang di teras rumah Keira.

"Semua berawal dari masa SMP. Masa dimana gue cuma jadi cowok yang selalu bikin masalah." Aaron memulai ceritanya.

"Ron, langsung ke intinya aja!" potong Keira karena tak sabar.

Aaron mengangguk patuh. "Gue suka sama lo, Ra!"

Keira membelalakkan matanya lebar-lebar. Terkejut mendengar apa yang Aaron ucapkan. Ia sama sekali tak menyangka kalau kalimat itu yang akan keluar dari mulut Aaron. Jantungnya berdegub kencang, entah karena apa.

"L-Lo nggak usah bercanda, Aaron!" kesal Keira.

Aaron menggeleng. "Gue bukan tipe orang yang suka bercanda saat suasana serius."

Astaga?! Jadi... Aaron beneran suka sama gue, tapi–

"Terdengar aneh ya? Lo pasti nggak percaya. Tapi gue lebih nggak percaya lagi. Saat itu lo udah deket banget sama Belda, diem-diem gue selalu merhatiin lo dari kejauhan."

Aih, gue kok jadi deg-degan gini sih! Astaga, Ra! Inget, lo udah punya Allen! Lo nggak boleh baper cuma karena ucapan Aaron yang bahkan kebenarannya belum terjamin!

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang