KEIRORA ✨ 35

1.8K 120 0
                                    

Segala sesuatu yang terjadi selalu ada alasan.
Kecuali satu, jatuh cinta padamu.

⬇⬇⬇

Aaron membawa Keira keluar dari area sekolah. Keduanya berjalan beriringan dan sampailah mereka pada parkiran sekolah. Keduanya lalu berjalan menghampiri seorang laki-laki yang berdiri di samping mobil sedan berwarna hitam mengilap. Setelah dekat, Keira baru sadar bahwa yang mereka hampiri adalah orang tua Cindy dan disana sudah terdapat Keiro dan Belda.

"Sekali lagi, saya selaku orang tua Cindy meminta maaf atas kejadian tadi. Saya benar-benar tidak menyangka putri saya bisa melakukan perbuatan sejahat itu," sesal papi Cindy dengan wajah sendu.

Kedatangan Aaron dan Keira sepertinya menginterupsi pembicaraan antara orang tua Cindy dengan Keiro dan Belda.

"Kalian..." lirih papi Cindy sembari menatap Keira dan Aaron.

Keira dan Aaron saling pandang, tak mengerti.

"Kalian yang tadi dipermalukan oleh Cindy ya?" terka papi Cindy dengan mengerutkan kening.

Keira terdiam, sementara Aaron menganggukkan kepala. Melihat reaksi Aaron, papi Cindy buru-buru mengulurkan tangannya.

"Saya benar-benar minta maaf. Kelakuan Cindy tadi benar-benar memalukan. Tidak hanya bagi kalian, tapi bagi saya dan juga Cindy."

Aaron membalas uluran tangan papi Cindy. "Tak apa-apa, Om. Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan. Saya harap, setelah kejadian tadi, Cindy bisa jera dan tidak mengulang kesalahannya."

Papi Cindy mengangguk. "Saya sungguh menyesal. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, saya jadi sering mengabaikan Cindy. Mungkin karena merasa tidak diawasi, Cindy jadi suka bersikap semena-mena. Saya merasa gagal mendidik anak semata wayang saya," ucap papi Cindy dengan mata berkaca-kaca.

"Sudahlah, Om. Tak perlu menyesali apa yang telah terjadi. Yang terpenting sekarang adalah Om jangan sampai terlalu fokus pada pekerjaan sampai-sampai mengabaikan putri Om. Saya harap, dengan kejadian ini, Om bisa lebih memperhatikan Cindy sehingga semua akan menjadi lebih baik dari sebelumnya," nasihat Aaron yang menurut Keira terdengar sangat bijaksana.

"Saya pastikan Cindy tidak akan mengusik kehidupan kalian lagi. Besok atau mungkin lusa, Cindy akan ikut saya ke Australia. Saya akan segera mengurus surat pindahnya. Saya memang bekerja di Australia bersama istri saya. Dulu, saya pikir membawa Cindy agar ikut dengan saya akan membuat saya semakin repot karena harus mengurus dua hal. Cindy dan juga pekerjaan. Tapi sekarang, saya yakin membawa Cindy ke Australia adalah keputusan yang tepat," celetuk papi Cindy.

"Jadi, Cindy akan segera pindah?" tanya Keira meyakinkan.

Papi Cindy mengangguk. "Baiklah kalau begitu. Sekali lagi saya meminta maaf. Saya permisi dulu."

Begitu selesai berbicara, papi Cindy memasuki mobilnya. Setelah membunyikan klakson tanda berpamitan, mobil itu melaju kencang menembus jalan raya, menyisakan Keira, Keiro, Aaron, dan Belda yang masih terdiam.

"Jelasin gimana Cindy bisa ada di sekolah kita," titah Keira yang memecah keheningan dengan nada tegas tak terbantahkan.

Belda melirik Keira dengan ragu. "Biar gue yang jelasin, tapi nggak di sini," ucap Belda.

Keira mengangguk mengerti. Keduanya lalu berjalan kembali memasuki area sekolah, diikuti Aaron dan Keiro di belakang mereka.

"Semua emang udah kita rencanain tanpa sepengetahuan lo," ucap Belda memulai penjelasannya.

Mereka kini duduk di bangku panjang di taman sekolah yang cukup sepi. Keira dan Belda duduk berdampingan, sementara Aaron dan Keiro disebrang mereka.

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang