KEIRORA ✨ 8

2.5K 179 9
                                    

Keira sedang asik menggambar candi Borobudur, salah satu candi di Indonesia yang pernah masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia. Di sisi lain, Allen sedang asik mencoret-coret kertas yang ternyata membentuk gambar Reog Ponorogo. Di ujung sana, Aaron sedang melakukan hal entah apa. Kini ia sedang dalam posisi duduk dengan sedikit membungkuk, nanti tiba-tiba dia akan mengubah posisinya menjadi tiduran masih dengan secarik kertas di tangan kiri dan pulpen di tangan kanan.

Mereka bertiga sedang sibuk mengerjakan lukisan untuk mading di kediaman Allen. Awalnya, Allen mengusulkan untuk mengerjakan tugas ini di rumah Keira tapi langsung ditolak mentah-mentah oleh yang punya rumah. Alasannya, Keira enggan hal seperti dulu terulang lagi.

"Ra, pinjem rautan boleh?" tanya Allen memecah keheningan.

Keira mengangguk. "Ambil aja di tempat pensil, Len."

Allen segera mengambil rautan dan bamgkit dari posisi duduknya. "Gue ke belakang dulu ya, sekalian ambilin minum buat kalian," ucap Allen.

"Nggak usah repot-repot, Len. Lagian gue bawa minum kok, hehe," tolak Keira sehalus mungkin.

"Ya elah, Ra. Gue nggak ngerasa direpotin sama sekali kok," balas Allen lalu segera berjalan ke belakang.

Selama Allen di belakang, Keira tak henti-hentinya menatap ponsel yang ia letakkan di sampingnya. Sejak tadi, ia menunggu kabar dari Belda yang katanya akan datang menyusul menemani dirinya. Akan tetapi, sudah lebih dari satu jam Keira menunggu, Belda tak kunjung datang dan tak jua memberi kabar.

"Duh, Belda kemana sih..." gumam Keira.

Aaron yang sejak tadi memperhatikan Keira menyerngit. "Liatin hp mulu, kayak ada yang nge-chat aja sih!"

Keira semakin kesal. "Bodo amat, emang beneran ada yang nge-chat kok!" balas Keira tak mau kalah.

"Mana coba liat, bohong kan lo!" Aaron nampak tak percaya.

"Ish, apaan sih, Ron! Ada atau enggaknya kan bukan urusan lo, kenapa lo kepo banget sama gue," ketus Keira.

Tak mau semakin lama bertengkar, Keira memutuskan memasukkan ponselnya ke dalam tas dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Beberapa menit Keira kembali fokus dengan lukisannya, tapi tak berapa lama, aktivitasnya terganggu karena ponselnya yang berbunyi beberapa kali.

Ia bergegas membuka ponselnya dan mendapati lima pesan baru.

Belda : Ra, maaf banget gue nggak bisa dateng nemenin lo.

Belda : Ra, gue nggak bisa dateng karena tante gue tiba-tiba masuk rumah sakit. Maaf banget, Ra.

Belda : Ra, lo nggak marah kan sama gue.

Belda : Ra, sorry banget.

Abang Keiro : Ra, pulang. Papa mama ngajak kita ke acara makan-makan sama temen-temennya.

Pulang? Yah, kerjaannya belum selesai nih. Cepat-cepat Keira membalas pesan Belda baru kemudian ia membalas pesan Keiro.

Keira : Nggakpapa, Belda. Semoga tante lo cepet sembuh ya. Gue nggak marah kok. Santai aja.

Belda : Makasih banget, Ra. Gue bener-bener panik tadi sampai nggak sempat kabarin lo. Sekali lagi maaf dan makasih, Ra.

Keira : Iya, Bel. Santai aja.

Percakapan dengan Belda selesai. Keira langsung membuka lagi pesan Keiro dan mulai mengetik balasan.

Keira : Acara makan-makan? Jam berapa, Ro?

Abang Keiro : Satu jam lagi. Gue jemput lo sekarang ya?

Keira : limabelas menit lagi gue pulang. Pulang sendiri aja, naik taksi.

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang