KEIRORA ✨ 27

1.6K 128 19
                                    

"Cukup, Ron! Gue nggak sanggup lagi dengernya!" potong Keira dengan nada kesal. "gue nggak butuh lagi semua penjelasan lo yang rumit itu. Lo bahkan nggak memberi bukti apapun selain ucapan lo. Gue yakin semua ini bagian dari rencana busuk lo dan Cindy! Iya kan?!"

Dan Aaron hanya tersenyum miring menanggapi ucapan Keira.

⬇⬇⬇

"Lo lucu, Ra," tukas Aaron.

Keira menghembuskan napas kasar. "Lo mau ngerayu gue, nggak mempan!"

Aaron menggeleng lemah. "Lo lucu, lo sendiri yang bilang ke gue kalau gue harus jelasin semuanya sekarang, tapi gue belum selesai jelasin dan lo udah ambil keputusan gitu aja. Lo nggak lupa kan sama omongan lo tadi?"

Keira meneguk ludahnya. Lagi-lagi ucapan Aaron menohok hatinya. Keira menutupi wajahnya dengan kedua tangan, Keira malu, sejak tadi apa yang Aaron ucapkan sukses membuatnya merasa bersalah. Air mata Keira seakan tak bisa berhenti dan terus mengalir membasahi pipinya.

"Lo cuma belum bisa nerima semuanya, Ra," tukas Aaron.

Keira terisak-isak. Aaron benar, dirinya memang belum bisa menerima semua kenyataan yang ada. Keira kira, ia memang orang yang Allen spesialkan. Keira kira, Allen sungguh-sungguh menyayanginya. Keira kira Allen berbeda dengan laki-laki yang lain. Akan tetapi semua itu salah. Allen sama saja, dia mempermainkan Keira, dia tidak tulus, semua yang ia lakukan hanya demi uang.

Allen bodoh! Umpat Keira dalam hatinya.

"Udah, Ra, lo tenangin diri dulu, baru nanti gue lanjutin ceritanya," ucap Aaron.

Keira menggeleng. "Gimana gue bisa tenang, Ron?! Lo nggak ngerti rasanya jadi gue, lo nggak ngerti gimana rasanya berharap sama orang yang salah, lo nggak ngerti sama sekali, Ron!" ketus Keira tanpa memandang lawan bicaranya karena kedua tangannya masih ia gunakan untuk menutupi wajah.

"Iya, gue emang nggak ngerti, Ra. Tapi gue berusaha buat ngertiin semuanya," jawab Aaron dengan nada lembut.

Detik berikutnya, Keira merasakan sesuatu yang hangat melingkupi badannya. Keira terkesiap. Ia melepas tangannya dari wajah. Tahu-tahu, Aaron sudah melingkarkan lengannya pada  tubuh Keira. Keira hanya bisa mematung, sesekali ia meneguk ludah karena kaget. Keira bingung harus bagaimana sekarang.

Seharunya ia meminta Aaron untuk melepaskan pelukannya, tapi kenapa hati kecilnya seakan menolak. Kenapa Keira seakan-akan masih ingin berada dalam dekapan Aaron. Sebenarnya ada apa dengan perasaan Keira?

"Ron..."

Aaron tersadar dengan posisinya. Buru-buru ia kembali ke posisi semula sembari memalingkan wajah. Mungkin karena malu. "S-sorry, Ra, gue nggak bermaksud..."

"Nggakpapa," singkat Keira.

Hening diantara keduanya. Tak ada yang berbicara. Keduanya masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Keira dengan pikirannya yang melayang pada Allen, sementara Aaron dengan banyak hal yang memenuhi kepalanya saat ini.

"Lo boleh lanjutin cerita lo sekarang, Ron," ucap Keira pelan. Air matanya sudah ia hapus dan sekarang entah mengapa ia menjadi sedikit lebih tenang.

Apa ini semua karena pelukan Aaron?

Aaron menoleh ke arah Keira. "Lo yakin lo siap denger semuanya?"

Keira mengangguk mantap.

"Sampai saat ini, setiap bulannya Allen selalu dapat uang dari Cindy, untuk pengobatan ibunya. Tapi yang namanya manusia, selalu belum puas dengan apa yang ia dapat. Cindy belum puas kalau lo hanya merasakan sakit hati, Cindy mau mempermalukan lo lagi, dengan cara seperti dulu, lewat Allen," jelas Aaron sembari mengayun-ayunkan kakinya.

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang