KEIRORA ✨ 14

2.1K 135 6
                                    

Keira dan Belda bergegas menuju aula setelah ada pemberitahuan dari pihak OSIS, yakni mengenai pengumuman pemenang lomba mading kelas. Tak hanya keduanya yang antusias, siswa-siswi lain pun nampak begitu semangat karena pengumuman ini mengambil jam pelajaran. Ditambah lagi anak-anak OSIS yang nantinya bakal memegang keseluruhan acara terkenal akan ketampanan dan kecantikannya. Semakin semangatlah mereka semua.

Belda sudah tiba di ambang pintu aula sementara Keira berada di belakangnya. Ia mengerutkan kening ketika mendapati Keiro sedang berbicara dengan Allen di sisi kiri aula. Entah apa yang dibicarakan, yang jelas Keira penasaran.

Sejak kapan Keiro kenal dengan Allen?

"Woy, buruan donk!"

Teguran tadi menyadarkan lamunan Keira. Yang ditegur tersentak, lalu segera masuk masih dengan perasaan bingung.

"Kenapa lo, Ra?" heran Belda yang saat itu sedang memegangi segelas air mineral pemberian dari OSIS.

Keira menoleh ke arah Belda. "Ah enggak."

Sekitar sepuluh menit kemudian, acara dimulai. Kak Olive, salah satu anak OSIS kini berperan sebagai MC. Ia memulai acara dengan pembacaan doa, disusul sambutan dari ketua OSIS yang memberikan sepatah-duapatah kata mengenai lomba mading antar kelas.

Acara yang ditunggu-tunggu akhirnya dimulai. Kak Olive yang awalnya hanya memegang microphone, kini tangan kirinya memegangi kertas kecil yang isinya daftar kelas pemenang lomba. Kak Olive mengisyaratkan siswa-siswi agar kembali tenang. Suasana menjadi sedikit tegang karena pemenang dalam lomba ini akan mendapat hadiah yang cukup besar. Tidak hanya piala, tapi juga uang tunai.

"Juara harapan tiga dimenangkan oleh... X MIPA 5..."

Kompak semua anak bertepuk tangan. Termasuk Keiro yang berdiri di ujung aula dengan cengar-cengir karena itu merupakan kelasnya.

"Mohon salah satu perwakilan kelas yang menjadi pemenang, maju untuk menerima hadiah," ucap Kak Olive sembari mendekat ke arah siswa-siswi.

Kak Olive terus menyebutkan nama-nama kelas yang menjadi pemenang. Belda sejak tadi terus meremas lengan Keira karena kelasnya tak juga disebut. Sementara Keira nampak biasa-biasa saja meski sebenarnya dirinya juga merasa tegang.

"Juara dua dimenangkan oleh... XI IPS 3..."

Keributan siswa-siswi kelas XI terdengar jelas hingga ke luar aula. Beberapa bahkan menyebutkan kata-kata kasar sebagai reaksi kesenangan mereka. Sementara Keira dan Belda kompak mendesah kecewa karena bukan kelas mereka yang disebut. Setelah perwakilan kelas XI IPS 3 maju, Kak Olive kembali membuka gulungan kertas kecil sembari menarik napas panjang.

"Ini yang ditunggu-tunggu, juara satu sekaligus juara favorit pilihan guru, dimenangkan oleh..."

Keira dan Belda saling meremas tangan masing-masing. Telapak kaki keduanya naik turun dengan cepat. Belda bahkan berkomat-kamit merapalkan doa agar kelasnya disebut sebagai juara pertama itu.

"X MIPA 1..." Suara Kak Olive menggema, mampir dengan jelas ke telinga Belda dan Keira yang langsung menimbulkan rasa senang dalam diri keduanya.

Reflek, keduanya berpelukan sembari bersorak gembira.

"Ra, lo harus maju. Lo kan ketua pembuatan mading kita!" pekik Belda sembari mengurai pelukan.

Keira melebarkan matanya. "Enggak! Gue nggak mau, Beni aja dia kan ketua kelas!" tolaknya cepat.

"Ish, lo aja, Ra. Lagian kita kan nggak tau posisi Beni sekarang dimana," balas Belda sembari menggoyang-goyangkan lengan Keira.

Keira masih teguh dengan pendiriannya. Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Pokoknya jangan gue!"

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang