KEIRORA ✨ EXTRA PART 1

2.2K 126 2
                                    

Begitu mendengar bel istirahat berbunyi, Keira buru-buru membawa laptop dan beberapa buku miliknya ke perpustakaan sekolah yang terletak di lantai dua. Pertanyaan Belda soal keinginannya untuk pergi ke kantin ia acuhkan karena Keira rasa itu sama sekali tidak penting. Begitu sampai di perpustakaan, Keira segera mencari posisi yang pas dan nyaman lalu segera menyalakan laptopnya.

Ya, Keira sedang sibuk. Ia dikejar deadline untuk menyelesaikan dan mengumpulkan sebuah tugas wajib. Menginjak kelas XI, sudah menjadi agenda tahunan di sekolahnya bahwa semua siswa diharuskan membuat sebuah penelitian dengan tema bebas. Setiap anak memiliki guru pembimbing untuk menuntun siswa-siswi dalam pengerjaan proposal dan laporan akhir sebelum dan sesudah dilakukan penelitian.

Entah sebuah kesialan atau malah keajaiban, Keira mendapat guru pembimbing yang terbilang tegas dan cukup galak, yakni Pak Bambang. Ketika yang lain belum mulai mengerjakan apapun, Keira sudah diwajibkan membuat judul dan kerangka proposal penelitian. Keira bingung bukan main. Semalam ia sudah menentukan judul dan membuat kerangka sesuai perintah sang guru hingga merelakan jam tidurnya. Keira pikir, Pak Bambang akan segera menerima judul dan proposalnya. Akan tetapi ternyata Pak Bambang memberikan berbagai macam komentar negatif yang membuka Keira langsung menekuk muka. Pertama, struktur judul yang Keira tulis salah. Kedua, kerangka yang ia buat jauh dari ekspektasi Pak Bambang yang super perfeksionis.

Setelah mendapat berbagai macam kritik dan saran, Keira diwajibkan merevisi semua yang telah ia kerjakan semalam tentunya dengan arahan dari Pak Bambang. Keira bisa terima itu, tapi yang tidak bisa Keira terima adalah waktu pengerjaan revisi yang hanya dua hari. Pantas saja kalau tadi Keira menolak ajakan Belda untuk pergi ke kantin. Keira lebih mementingkan tugasnya dibanding perutnya yang meronta-ronta minta diisi. Keira lebih baik harus menahan lapar dibanding nantinya ia tak bisa menyelesaikan tugas dan kena omelan Pak Bambang yang bisa membuat telinganya berdenging.

Jari-jari Keira sibuk bergerak di atas papan tombol ketika tiba-tiba ia mendengar suara yang tak asing.

"Keira..."

Keira tahu dan yakin bahwa itu adalah suara Aaron, kekasih hatinya selama delapan bulan terakhir.

Keira tak mengindahkan panggilan Aaron, bahkan melirik saja tidak. Ia sengaja, bukan karena hendak membuat Aaron kesal, tapi karena ia sudah menghidupkan 'mode enggan diganggu' pada tubuhnya yang membuatnya tidak mau diusik oleh siapapun itu termasuk Aaron.

"Ra, lo belum makan 'kan?" tanya Aaron yang kini sudah berganti posisi menjadi duduk di samping Keira.

Keira diam. Tak ada jawaban. Hening karena di perpustakaan itu hanya ada Keira, Aaron, seorang penjaga perpustakaan dan dua orang lain yang sedang sibuk pada buku-buku tebal. Ya, memangnya siapa yang mau ke perpustakaan di saat jam makan siang seperti ini, anak-anak lain lebih memilih makan di kantin atau memakan bekal yang mereka bawa di kelas.

"Ra, ayo makan dulu," ajak Aaron masih mencoba sabar meski ia tak yakin Keira akan menanggapi ajakannya.

Keira menggelengkan kepalanya. Sedikit sekali hingga pergerakannya itu sama sekali tidak kentara.

"Ayo, Ra. Lo harus makan. Sebentar aja, nanti kita langsung balik kesini setelah makan," tambah Aaron dengan sedikit nada paksaan.

Kita? Batin Keira bingung.

"Ayolah, Ra. Limabelas menit aja. Gue nggak mau lo sakit cuma gara-gara tugas ini," bujuk Aaron dengan sedikit kekesalan karena Keira masih tak berkutik.

Aih, manisnya...

"Ra," panggil Aaron dengan tegas.

Kesal karena tak kunjung mendapat jawaban, Aaron menggerutu. Ia bangkit dari kursinya dengan pergerakan kasar sehingga kursinya sedikit bergerak membentur kursi sebelahnya hingga menimbulkan suara yang cukup menarik perhatian.

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang