KEIRORA ✨ 40

1.7K 138 9
                                    

"Aaron?!"

Jelas saja Keira terkejut. Bagaimana tidak, sejak dahulu saat masih duduk di bangku menengah pertama, Aaron sama sekali tidak akrab dengan Alfan dkk. Akan tetapi sekarang, tanpa kabar tanpa pesan, Aaron memasuki rumah Alfan begitu saja seolah ia dan Alfan sudah akrab sejak dulu.

"Mulut lo ditutup!" peringat Aaron, "atau perlu dibungkam pakai mulut gue?"

Keira mendesis. Kalau saja sejak awal dia tahu Aaron yang datang, dia tak akan repot-repot menghampiri Aaron, macam orang penting saja!

"Kok lo di sini?" tanya Keira yang setelah beberapa saat barulah ia tersadar kalau itu merupakan pertanyaan terbodoh yang pernah ia lontarkan sepanjang hidupnya.

"Nggak usah dijawab!" tambah Keira cepat. "pasti lo deket sama mereka sejak lo tahu rencana busuk Cindy kan?!" terka Keira yang seratus persen benar.

Aaron tak menjawab. Ia bahkan seolah tak peduli dengan ucapan Keira barusan. Tanpa memedulikan Keira yang masih memasang wajah yang seolah berkata ‘gue bener kan’, Aaron melenggang masuk. Meninggalkan Keira yang setelah itu mencak-mencak tak karuan karena ulah Aaron.

"Eh Aaron udah dateng!" sambut Dhino tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi. "urusan minimarket udah kelar?" tambah Dhino.

Aaron mengangguk meski ia yakin Dhino tak memperhatikan gesturnya karena masih sibuk dengan play station. "Udah beres semua."

"Allen udah mulai kerja?" tanya Keira meski dirinya masih agak kesal dengan Aaron.

Aaron mengangguk lagi. "Yang lain mana?" tanyanya entah kepada siapa.

"Alfan, Keiro sama Belda di halaman belakang. Nggak tahu deh pada ngapain. Gue curiga mereka lagi ena-ena karena sejak tadi belum balik juga," jawab Farid yang memancing kekesalan Keira.

"Kalau ngomong yang bener!" tegas Keira sembari mengeplak Farid. Farid mengaduh, kekuatan Keira memang tidak diragukan. Terbukti dengan wajahnya yang memerah karena keplakan dari Keira. Farid meminta maaf dan hanya disambut dengan diamnya Keira.

"Mampus lo kena keplakan Keira. Makanya kalau ngomong difilter dulu. Mulut lo nggak pernah dizakatin ya!" sambar Dhino sembari terkekeh geli.

"Yee... Gue kan cuma bercanda," balas Farid dengan tampang memelas.

Aaron yang saat itu sudah dalam posisi duduk kini beranjak. Entah akan kemana. Belum sampai satu langkah ia berjalan, ia menyambar tangan Keira dengan tangan kanannya.

"Apaan sih?!" kesal Keira dengan mata melotot.

Aaron tak menjawab. Ia hanya memberi kode dengan matanya yang diarahkan ke halaman depan. Keira mulai paham. Lagaknya Aaron mengajaknya untuk pergi ke depan. Tapi untuk apa?

Aaron melotot karena Keira tak juga bereaksi. Keira mendengus dan sama sekali tidak takut dengan pelototan Aaron. Aaron mengeratkan pegangannya pada tangan Keira, seolah bermaksud menggertak yang langsung disambut dengan decihan dari mulut Keira.

Keira menurut. Ia mulai mengikuti langkah Aaron yang membawanya ke halaman depan rumah Alfan.

"Eh mau kemana tuh mereka?" heran Farid saat menyadari kini hanya tinggal ia dan Dhino di ruang tengah.

Dhino mengendikkan bahu. "Mau cobain ena-ena juga kali!"

Farid terkekeh mendengar jawaban Dhino. "Gue pengen ikut ah!"

"Woy! Yang bener donk! Bentar lagi gue mau menang, jangan kabur gitu aja!" kesal Dhino sembari jarinya terus memencet-mencet tombol stick PS.

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang