KEIRORA ✨ 6

2.8K 201 13
                                    


VOTE DAN KOMEN YAAA!!

🔹🔹🔹

Setelah selesai membeli spageti, Keira segera kembali ke kelasnya dengan membawa satu kotak makanan. Ya, Keira memang sengaja tidak memakan makanannya di kantin. Ia tidak mau kalau sampai bertemu Keiro di sana. Keira sendiri sebenarnya terpaksa membeli spageti. Entah kenapa, setelah pelajaran matematika, perutnya terasa sangat lapar. Bahkan brownies yang dibawakan mama rasanya tak cukup untuk memuaskan perutnya.

Keira telah tiba di kelas. Ia menengok kesana-kemari dan hanya mendapati Aaron yang sedang asik bermain ponsel dan beberapa teman perempuan yang sibuk menikmati bekal masing-masing. Ia baru saja mendudukkan pantatnya pada kursi ketika tiba-tiba seseorang memanggilnya.

"Ra!"

Keira segera meletakkan makanannya lalu menoleh. "Kenapa, Len?" tanya Keira.

Allen mendekat. "Lo dipanggil Keiro," bisiknya tepat di telinga Keira.

Keira terkesiap. Duh, gimana nih!

"Lo samperin aja biar makin nggak mencurigakan," saran Allen masih dengan suara pelan.

Keira mengangguk lalu segera menuju luar kelas. Didapatinya Keiro dengan masker putih berdiri dengan wajah harap–harap–cemas.

"Lo kenapa?" bingung Keira.

"Gue nggak bawa LKS matematika, pinjemin ya, please..." mohon Keiro tiba-tiba.

Keira menyerngit. Lalu akhirnya mengangguk dan segera mengambilkan buku matematika miliknya.

"Nih." Keira menyodorkan buku bersampul hijau tua itu.

Keiro menerimanya dengan cepat. "Makasih, untung banget ada lo!"

"Lo kenapa pakai masker?" heran Keira karena tak biasanya ia melihat saudara kembarnya itu memakai masker. Bahkan saat berkendara atau sakit flu sekalipun, Keiro tak pernah memakai masker.

"Biar orang-orang nggak tau kalau ini gue," jawabnya cepat, "udah ya gue balik," pamit Keiro dan langsung berjalan menjauhi kelas Keira.

Keira manggut-manggut setelah mendengar jawaban Keiro.

"Loh, makanan gue mana?" heboh Keira ketika dirinya kembali ke tempat duduk.

Keira sudah mencari hingga ke bawah meja tapi tak mendapati keberadaan makanannya. Ia lalu menengok kesana kemari. Matanya menyerngit ketika melihat Aaron asyik menikmati spageti.

Itu punya gue bukan sih, batin Keira.

Ia sempat menimang-nimang akan menghampiri Aaron atau tidak. Kalau ternyata spageti untuk ternyata benar-benar milik Aaron dan itu artinya Keira salah menuduh orang, Keira pasti akan malu setengah mati.

Samperin, enggak, samperin, enggak... Samperin tapi tanya baik-baik dulu aja deh, putus Keira akhirnya.

"Ron," panggil Keira ketika dirinya telah berada di samping Aaron.

"Hm," jawab Aaron dengan sama sekali tak menghiraukan kedatangan Keira.

"Lo beli spagetinya dimana?" tanya Keira ragu-ragu.

Aaron hanya mengendikkan bahu. Mulutnya masih sibuk mengunyah makanannya.

"Ron, gue ngajak ngomong lo, kok lo diem aja," ujar Keira penuh kesabaran.

"Gue nggak beli," balas Aaron cepat.

"Hah, maksud lo?!" Keira memekik.

"Gue ambil di meja depan, tuh." Aaron mengendikkan dagunya ke arah meja Keira.

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang