KEIRORA ✨ 31

1.9K 129 2
                                    

H-1 Menjelang Hari Raya Idul Fitri
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin 🙏
Karena kemungkinan besok nggak bisa update, jadi up sekarang aja^^
Happy reading ✨

♥♥♥

Sudah tiga hari ini Keira tidak masuk sekolah. Kondisi badannya memang belum juga membaik setelah ia sempat pingsan di rumah Belda. Itu sebabnya, orang tuanya melarang Keira untuk pergi ke sekolah sampai kondisi tubuhnya pulih.

Hari ini, sebenarnya Keira masih belum diperbolehkan untuk pergi bersekolah karena memang ia belum sepenuhnya sehat. Akan tetapi, Keira bersikeras untuk masuk, karena hari ini adalah hari ulang tahun sekolahnya yang itu artinya seharian tidak akan ada pelajaran. Hari ulang tahun sekolah itu dirayakan oleh seluruh warga sekolah dengan adanya pentas seni besar-besaran. Setelah cukup lama membujuk kedua orang tuanya, akhirnya Keira diperbolehkan masuk sekolah dengan catatan pulang dan pergi harus bersama Keiro.

Keira menerima syarat itu dengan sedikit terpaksa. Ia masih khawatir kalau-kalau teman-teman Keiro mengenalinya dan berujung saling akrab dengan Keira. Gadis itu masih enggan berteman dengan banyak laki-laki karena trauma masa lalunya. Di sisi lain, Keira tidak ingin melewatkan momen berkesan yang hanya terjadi setahun sekali ini. Selain itu, dia tidak mungkin melewatkan pentas seni ini karena nantinya Belda akan tampil membawakan tarian modern bersama grupnya.

Pentas seni kali ini bernuansa floral, sehingga siswa-siswi yang mengikuti acara diwajibkan mengenakan pakaian bertema bunga. Keira sempat putus asa karena ia sama sekali tak memiliki baju seperti yang diharapkan para panitia pentas seni, sampai akhirnya Keiro memberi saran untuk menengok kembali baju-baju lama Keira. Perempuan itu langsung menyetujui ucapan saudara kembarnya dan alhasil ia mendapati rok terusan tanpa lengan berwarna biru dengan motif bunga-bunga.

Keira tentu saja protes karena baju itu sudah lumayan kekecilan dan terlebih Keira tak terlalu suka mengenakan rok. Kalau saja dulu mamanya tak membelikan rok itu, Keira tidak akan pernah meminta.

"Udah deh, Ra, keburu siang. Lo pakai aja kenapa sih?" kesal Keiro sembari memandangi Keira yang masih bingung akan memakai rok terusan itu atau tidak.

Keira menggeleng. "Nggak, Ro, ini nggak adil. Lo aja cuma pakai kemeja polosan gitu, masa gue harus pakai rok ginian sih?"

Keiro terkekeh. "Panitia mah bebas. Lagian emang dress code panitia cowok semua kemeja formal biar keliatan seragam dan rapi. Kalau buat cewek, semua pake long dress. Nanti, semua panitia bakal pakai buket bunga kecil yang dipasang dibagian kerah atau saku."

Keira menghembuskan napas panjang. "Gue nggak jadi ikut aja deh, Ro, malu gue ke sekolah pakai ginian. Entar temen-temen lain pada liatin gue lagi!"

Keiro mendengus. "Ra, udah deh, cuman sehari doang lo pakai baju gituan. Toh gue yakin seratus persen orang-orang nggak bakal merhatiin lo. Nggak usah ke-GR-an deh. Sok-sokkan merasa diperhatiin sama orang lain. Emang lo siapa?"

Keira tertohok dengan ucapan Keiro. Memang benar, Keira di SMA ini bukan siapa-siapa. Berbeda dengan kehidupannya di masa SMP ketika hampir satu sekolah mengenalinya, sampai-sampai hanya karena sepatu baru saja banyak sekali yang memuji Keira, kata mereka, Keira cocok dengan sepatu itu. Akan tetapi sekarang semua sudah berbeda. Toh, tidak terlalu banyak siswa-siswi di SMA Atlanta yang mengenali Keira. Lagipula memang benar apa yang diucapkan Keiro, siapa sih yang akan memperhatikannya?

Keira berdecak. "Yaudah deh gue berangkat. Tunggu bentar gue ganti baju dulu," putus Keira.

Keiro mengangguk. "Satu menit lo belum siap, gue tinggal!"

KEIRORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang