3. First Date

8.3K 332 1
                                    

Aku mulai menuruni tangga, tentu saja dengan perlahan dan hati hati. Aku melihat mas Reno duduk di sofa ruang keluarga sembari menonton televisi.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Mama kemana ya? Kok belum pulang?" Tanya Mas Reno kepadaku.

"Lah mana Ressa tau. Orang Ressa dari tadi duduk manis di kamar. Hm" jawabku enteng.

Mas Reno kembali fokus ke layar televisi. Lah apa maksudnya dia memanggilku untuk kesini? Apakah hanya untuk menanyakan hal tadi? Lalu, aku duduk di sebelah abangku yang sangat sangat menyebalkan ini. Sungguh terkejut ketika aku melihat apa yang ditontonnya,Azab. Gila,sinetron tak masuk akal memang. Aku hanya duduk dan sesekali melirik sinetron itu. Aku memang tak suka melihat sinetron receh,apalagi sinetron yang sedang di tonton abangku.

Aku benci suasana seperti ini,membosankan. Aku berdiri dan berjalan menuju taman belakang rumahku. Di mana di sana terdapat sebuah kolam renang yang tak begitu dalam. Alhamdulillah,selama aku tinggal di rumah ini aku sudah sering tenggelam,hehehe. Tak hanya kolam renang,terdapat pula taman bunga yang berwarna merah dan putih,tuh kan apa aku bilang,aku itu memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

Aku duduk di salah satu gazebo sambil menikmati suasana sore menjelang malam. Hari ini benar benar cerah,tak mendung. Andaikan Jakarta selalu begini. Ah,betah sekali aku.

Aku duduk sambil berangan angan ria. Aku tak habis pikir jika aku membayangkan bagaimana kehidupan masa depanku yang akan datang nantinya. Setelah lama berangan angan dan terus tersenyum sendiri aku beranjak dari dudukku dan berjalan gontai menuju ruang keluarga.

"Jam segini kok mama belum pulang sih?" Tanyaku kepada mas Reno.

"Kan tadi gue udah bilang princes"

"Coba gih mas Reno telepon. Ntar mama kenapa napa lagi" kataku panik. Memang mama tak pernah pulang malam. Kalau pun pernah,beliau sering kali mengabari terlebih dahulu.

"Pake hp mu sana" perintah mas Reno.

"Mas Reno,hp Ressa itu di kamar. Kan mas tau sendiri Ressa gak bisa jalan naik tangga" protesku.

"Manja" jawabnya sinis.

"Apaan tadi?" Tanyaku. Aku marah. Mas Reno tak menggubris pertanyaan terakhirku. Dia malah memainkan game yang ada di ponselnya. Bukannya telepon mama malah asyik nge-game. Dasar anak remaja zaman now.

"Jangan auto budek"

"Serah" kataku sinis. Aku menghempaskan tubuhku diatas sofa berwarna coklat susu. Saat ini,aku sedang menunggu kabar tanpa kepastian. Mas Reno beranjak pergi meninggalkanku sendiri. Aku sudah tak tahan dengan suasana seperti ini. Aku berdiri dan pergi ke kamarku untuk mengambil ponsel. Jujur aku malas sekali menaiki anak tangga yang jumlahnya lebih dari 10 buah itu. Oke,aku pasti bisa. Aku berhasil melangkahkan kakiku pada anak tangga pertama. Kakiku mulai melangkah ke anak tangga selanjutnya,ya...

"Ressa,mau kemana lo?" Teriak mas Reno. Terpaksa aku harus memutar kepalaku ke arahnya.

"Ambil ponsel" jawabku.

"Gak usah. Nih,ponsel gue aja"

"Peka juga" omongku sendiri.

My prince of love [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang