33.Dia?

3.5K 177 7
                                    

Jam 3 dini hari. Mungkin semua masih tidur. Tapi kali ini berbeda. Ressa sedang sibuk mengurus semuanya. Kali ini dia sedang memasukan barang barang yang kemarin belum sempat dikemasinya.

Setelah semuanya selesai. Dia masuk kamar mandi. Membilas tubuhnya dengan air hangat. Ressa memakai pakaian simple. Yang penting menutup bagian yang harus ditutup. Aurat. Tak lupa ia juga mengolesi wajahnya dengan make up tipis. Setelah semua sudah selesai. Saatnya dia pergi.

Ressa ke bandara ditemani oleh sang mama. Karena semuanya tak ada di rumah. Semua barang bawaannya termasuk koper sudah di masukan ke bagasi. Tinggal berangkat saja.

Kondisi jalanan saat ini sangat sepi. Karena masih jam pagi. Jadi,tak jarang orang keluar atau berpergian. Tak terasa mobil yang mereka kendarai sudah sampai di bandara.

Dengan menarik kopernya. Membawa ransel berwarna coklat susu. Ditambah kacamata yang bertengger indah di kepalanya. Gadis itu berjalan beriringan dengan sang mama.
"Hati hati ya nak. Nanti kalo sudah sampai Jogja kabari mama" Pesan mama kepada Ressa.

"Iya ma. Ressa pergi dulu" Ucapnya dengan berat hati. Sebenarnya dia masih ingin tinggal lama di rumahnya dengan sang mama. Namun apa? Ada masalah yang harus segera ia selesaikan.

"Iya nak. Jaga diri baik baik. Jangan sampai sakit. Mama akan merindukanmu" tanpa menunggu interupsi Ressa langsung memeluk malaikat tak bersayap itu. Jujur,ini adalah perpisahan yang penuh makna. Biasanya tak sampai segitunya.

Setelah lama berpelukan. Ressa melepaskan pelukan itu. Karena suara keberangkatan sudah terdengar begitu jelas hingga seantero bandara. Dengan berat hati Ressa berjalan meninggalkan wanita paruh baya itu. Ressa memasuki gate. Lama kelamaan tubuhnya tak terlihat dan hilang. Lalu,sang mama membalikan badan dan pulang.



Ressa POV

Aku duduk di pinggir. Dekat jendela. Melihat lampu kerlip kota yang menyala terang. Terlihat jelas mobil mobil yang berlalu lalang. Cuaca kali ini sangat bersahabat. Tidak mendung. Dan tidak ada kabut pagi. Namun,sungguh dingin bukan main. Dalam perjalanan aku tak sengaja tertidur. Aku segera bangun. Aku tak mau terjadi apa apa dengan diriku. Lebih beruntungnya,orang yang didekatku adalah perempuan. Sepertinya umurnya tak terpaut jauh denganku.

"Kak permen?" Tawar seorang pramugari. "Maaf,tidak" kataku sopan sambil tersenyum. Aku sangat senang jika pelayanan di Indonesia memadai seperti ini. Hanya membutuhkan waktu 1 jam. Aku tiba di Yogyakarta.

Aku mengambil tas ransel yang ada di atas kepalaku. Dan berjalan keluar dari pesawat. Lalu aku menunggu koperku. Koper berwarna green tea.
"Nah,itu dia" Kataku sambil menarik koperku yang sudah terlihat dan melintas di depan mata. Aku tak membutuhkan troli. Karena barang bawaanku hanya 1 koper saja. Tinggal menyeret. Selesai.

Aku menuju mess menggunakan taksi bandara. Pak sopir itu membantuku memasukan koper kedalam bagasi taksi. Lalu aku menaiki tempat duduk yang ada di belakang. Taksi itu langsung melaju ketika aku selesai menunjukan alamat yang ku tuju.

Akhirnya aku sampai di depan mess dengan selamat. Setelah taksi itu pergi berlalu. Ku buka pintu yang masih terkunci rapat. Dan pintu terbuka,memberi celah untukku masuk.

"Huhh" nafasku terpenggah.

Suasana mess sangat sepi. Hanya ada aku dan 2 penghuni lain yang sama satu kampus denganku dulu. Namun,aku tidak mengenalinya. Alya? Dia masih berada di kota Jakarta. Masih sibuk dengan urusannya. Farren? Rahma? Mereka pun sama.

Aku menyendiri sambil membaca buku. Tak ada teman mengobrol. Hanya ada suara ayam tetangga yang mengais makan di depan mess. Sungguh aku tak menyukai suasana sepi. Aku harus kemana ini?. Aku tak bisa berdiam diri saja.

My prince of love [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang