Langit berwarna gelap. Matahari enggan memancarkan sinarnya. Hujan rintik rintik membahasahi kota ini,kota Jakarta. Angin berhembus kencang. Daun daun kering berguguran. Sepertinya,hujan deras akan mengguyur kota ini. Kota yang serba salah,kota yang bila musim kemarau dengan suhu yang sangat tinggi. Dan membakar kulit kulit manusia yang berlalu lalang,dan yang paling parah membuat polusi udara dengan ditambahnya kendaraan yang makin hari makin bertambah. Dan bila musim penghujan,maka air akan naik dan banjir melanda kota ini. Sungguh tragis sekali nasib kota Jakarta. Walaupun begitu,don't worry,You always with me and stay in my heart.
Suasana kali sama dengan suasana hati gadis malang itu. Bagaimana tidak malang? Dia harus di rumah tidak boleh keluar rumah. Sekarang,gadis itu sedang sakit,cacar air. Sakit ini di sebabkan oleh virus Varicella Zoster .Dan dia tidak boleh keluar rumah untuk sementara. Bukan hanya tidak boleh terkena udara luar,namun penyakit ini sangat mudah menular.
Sekarang,dia hanya berdiam diri di kamar. Seharusnya,Ressa sekarang ada di Yogyakarta. Karena mama dan papanya tidak tega melihat anak perempuannya terbaring tak berdaya dan dengan keadaannya yang lemas ini hidup sendirian. Bukan sendirian sih,tapi tanpa orang tua. Toh,orang tua mana yang tega jika anaknya sakit dan harus hidup tanpanya.
Dan lebih beruntungnya. Penyakitnya itu tidak sampai mengenai wajahnya yang cantik itu. Hanya dibagian tubuh yang lain saja dan itu pun tidak terlalu banyak. Sebagai dokter muda,Ressa pasti tau penanganan pertama yang harus dilakukan sebelum penyakit itu merembet ke berbagai tempat di tubuhnya.
Di kamar,dia hanya memainkan handphone canggihnya itu,berharap sang kekasih menghubunginya. Sekarang Tama pasti sedang pesiar. Taruna pesiar bukan hari sabtu dan minggu saja,melainkan juga hari rabu. Tapi itu juga tergantung dengan mereka.
Drrttt..Ddrttt...
Suara yang ditunggu telah tiba. Sang kekasih akhirnya meneleponya.
"Halo,Assalamualaikum sayang" ucap pria bersuara berat dan sedikit ngebass itu.
"Wa'allaikumusallam,ada apa?" Ucap Ressa basa basi.
"Aku ingin tanya kabar kamu saja,kamu baik baik saja kan?"
"Aku tidak baik baik saja bang,aku sedang sakit"
"Sakit apa?" Ucapnya serasa sedikit berteriak.
"Kena cacar air" jawabku.
"Udah dibawa kedokter belom sayang? Gimana?"
"Udah kok,untuk gak nyebar"
"Alhamdulillah,ya udah diminum obatnya. Aku matiin ya teleponnya"
"Masa udahan?"
"Iya,aku matiin terus pindah vidcall aja"
"Ooh" aku hanya berohh ria. Aku senang sekali bisa berhubungan kembali dengan kekasihku ini.Hingga pada saat akhirnya,dia menghubungiku lewat via video.
"Gimana?" Pungkasnya.
"Agak mendingan,tapi harus istirahat"
"Alhamdulillah kalo begitu,nurut sama dokter! Jauhin pantangannya. Jangan keluar dulu,istirahat yang cukup............." banyak sekali kata yang diucapkannya. Walaupun dia dingin,tetapi dia juga perhatian. Sungguh cocok menjadi imamku.
Banyak sekali percakapan yang ku bahas dengannya lewat via videocall hingga pada akhirnya kita harus mengakhiri video ini secara sepihak. Jujur,aku tak puas dengan ini,aku ingin bertemu dengannya,bertatapan langsung dan hanya ada 4 mata. Tapi apa? Itu mimpi. Aku sadar jika menjadi pendamping seorang abdi negara harus mempunyai mental yang kuat dan ekstra. Selain menahan Rindu dia juga harus saling percaya dan tidak boleh mementingkan dirinya sendiri. Bagi para taruna,waktu sangatlah berharga walaupun itu hanya 1 detik saja.